BANJARNEGARA, Suara Muhammadiyah – Di bawah guyuran gerimis romantis, acara bertajuk Lingkar Rindu berhasil menarik minat anak muda untuk berkumpul di depan RumahMu (Sekretariat PCM Merden) untuk mengaji dan menikmati akustik perform dari Satria Yudha Project, Jum’at (7/7/2023).
Dalam forum tersebut hadir Sulaedi selaku tokoh Muhammadiyah lintas zaman serta Ustaz Agus Triawan selaku Mudir dari Pondok Daarul Falaah Merden.
Di malam yang dingin, para peserta mendapatkan kehangatan dengan suguhan kopi lokal yang membuat mata para peserta semakin terjaga. Meski dalam keadaan gerimis namun para peserta masih duduk manis menyimak pemaparan dari para pembicara.
Pada segmen awal, Sulaedi menuturkan bahwa kemuliaan seseorang ada pada ilmu, sehingga sangat penting sekali bagi ummat muslim untuk memiliki ilmu yang bermanfaat.
Selanjutnya, Ustaz Agus Triawan menambah kehangatan jalannya diskusi dengan bercerita tentang Nabi-Nabi. Salah satunya adalah kema’suman Nabi Muhammad SAW, di mana ketika pertunjukan tarian jahiliyah, Allah SWT membuat Nabi tertidur guna menghindari ajakan untuk menonton tarian yang memiliki unsur maksiat.
Pada kesempatan yang sama, Ustaz Agus juga bercerita tentang kehidupan Nabi Adam selama di Surga, di mana surga adalah titik kenikmatan yang tiada kira, namun ketika Allah bertanya kepada Adam tentang apa yang kurang di surga, lalu Nabi Adam menjawab bahwa dirinya membutuhkan pendamping. Guna menjawab keinginan Adam, Allah SWT ciptakan Siti Hawa yang berasal dari tulang rusuknya.
Meski surga memiliki segala kenikmatan, namun ada satu larangan dari Allah untuk Nabi Adam, yakni larangan untuk mendekati Pohon Khuldi. Larangan inilah yang menjadi sarana Jin untuk menggoda Nabi Adam agar dirinya memakan buah tersebut.
Godaan Jin rupanya sangat hebat, sampai suatu ketika Jin menggoda Siti Hawa untuk memakan buah tersebut. Singkat cerita Siti Hawa meminta kepada Adam untuk mengambilkan buah khuldi, sebuah larangan yang harus dipatuhi selama Adam berada di surga. Tetapi akhirnya Nabi Adam menuruti apa kata Hawa dan akhirnya mereka memakan buah yang dilarang tersebut.
Setelah gigitan pertama, Nabi Adam dan Siti Hawa dilempar oleh Allah SWT dari Surga turun ke Bumi. Di mana Bumi merupakan tempat yang tidak menyediakan kenikmatan instan seperti saat berada di Surga. Meski terlempar ke Bumi, Allah SWT masih tetap membimbing Adam dan Hawa sampai anak cucu dan sampai saat ini.
Selain menceritakan tentang kisah-kisah Nabi, forum lingkar rindu juga memberikan pengingat bahwasanya hidup itu hanya sekadar mampir ngopi dan mampir tembangan.
“Hidup itu diibaratkan seperti musafir yang mampir istirahat minum sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan” tutur Ustaz Agus.
Oleh karena itu hidup yang hanya sementara ini sudah semestinya manusia menjadi eling atau mengingat kepada Allah SWT dalam keadaan apapun. Salah satu cara mengingat Allah adalah dengan cara berzikir dan menyebut asma Allah, karena dengan menyebut namaNya, maka Allah akan memberikan rahmatNya.
Di akhir sesi, kedua pemateri mengajak untuk mensyukuri hal kecil yang dimilikinya, sebatas masih bisa tinggal di rumah sederhana, punya kendaraan sederhana dan masih bisa menghirup oksigen secara gratis.
Panitia sekaligus pengurus AMM Merden, Nizar Maghriza berharap, acara seperti ini bisa meningkatkan minat masyarakat khususnya anak muda untuk aktif dalam pengajian.
Ia mengaku resah dengan minimnya minat anak muda di Merden untuk datang ke pengajian, sehingga dengan adanya cerita nabi-nabi, suguhan musik dan secangkir kopi, diharapkan mampu menjadi magnet bagi anak muda untuk mengaji dan belajar agama.
Acara tersebut terselenggara berkat kerjasama dari AMM Merden, PCM Merden, KOKAM Merden, Pondok Daarul Falaah, LazisMu dan didukung oleh Kopi Lingkar Rindu. (Dhimas)