PADANG, Suara Muhammadiyah – Tepat 106 Tahun dari 19 Mei 1917, ‘Aisyiyah merupakan Gerakan perempuan islam berkemajuan yang berdasarkan pada nilai-nilai islam yang memuliakan perempuan dan laki-laki tanpa diskriminasi. Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sumbar menyelenggarakan puncak Milad ‘Aisyiyah ke-106 dengan mengusung tema kepemimpinan perempuan dalam mencerahkan peradaban bangsa, Sabtu, (8/7/2023) .
Puncak Milad ‘Aisyiyah ke-106 dihadiri oleh Asisten 1 Pemprov Sumbar, Kadis Kebudayaan Sumbar Syaifullah,PDA kab/kota, PCA se-Sumbar serta seluruh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah beserta jajarannya, Ortom Muhammadiyah dan ribuan warga Aisyiyah
Ketua PW Aisyiyah Sumbar, Dr. Syur’aini mengucapkan selamat datang kepada para peserta dan terima kasih kepada Ketum PP Aisyiyah Dr Apt Salmah Orbayinah yang berkenan menghadiri puncak Milad ke-106.
Menurutnya, Milad menjadi momentum penting melakukan refleksi atas usaha-usaha yang telah dilakukan Aisyiyah selama ini dan menyempurnakan langkah menuju masa depan yang lebih baik.
Milad ini juga diharapkan memberikan kesadaran tentang peran strategis Aisyiyah dalam mendorong terciptanya peradaban utama. Milad juga diharapkan menambah semangat ta’awun merawat persatuan dan menebar kebaikan bagi sesama.
Milad Aisyiyah ke 106 mengambil tema: Kepemimpinan Perempuan Mencerahkan Peradaban Bangsa. Melalui tema ini “Aisyiyah bermaksud meneguhkan dan mendorong kepemimpinan perempuan untuk membangun peradaban bangsa secara kolektif kolegial.
Ketum PP Aisyiyah Salmah Orbayinah menuturkan rasa bangga kepada partisipan yang hadir pada acara Milad ‘Aisyiyah ke-106 ini. Milad kali ini memiliki arti penting yakni mensyukuri nikmat Allah, nikmat yang luar biasa, ‘Aisyiyah dalam mengembang misi dakwah dan tajdid untuk mencerdaskan bangsa. Kita terus memperbaiki dan menyempurnakan Langkah menuju masa depan ‘Aisyiyah.
“Alhamdulillah, capaian luar biasa SWA Bukittinggi, ini harus terus dikembangkan,” Katanya.
Ia berpesan kepada pimpinan yang terpilih ketika Musda agar menjalankan tugas dengan penuh keikhlasan dan komitmen tinggi.
“Jadi pemimpin di Aisyiyah tidak mudah, tidak apa adanya tetapi betul-betul profesional dalam melaksanakan amanah,” Ujarnya
Ketum mengingatkan untuk tetap mempererat persaudaraan, serta meningkatkan kualitas ketaqwaan agar dapat menjadi insan yang semakin baik, dalam hubungannya dengan sang pencipta (habluminallah), maupun hubungannya dengan sesama manusia (habluminannas).
“Mari kita wujudkan nilai-nilai taqwa dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dan hubungan kemanusiaan semesta,” himbaunya.
Tantangan Abad Kedua
‘Aisyiyah menurut Salmah merupakan gerakan Islam yang mengemban misi dakwah dan tajdid untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Memasuki abad kedua, ‘Aisyiyah dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah serta permasalahan yang semakin kompleks. Karena itu menurut Salmah dakwah ‘Aisyiyah semakin dituntut untuk memperluas jangkauan pembinaan dakwahnya sesuai era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta zaman.
“Hal yang demikian memerlukan intensitas dan kualitas dakwah pencerahan ‘Aisyiyah agar masyarakat lebih mengedepankan keadaban mulia, kebaikan, kecerdasan, keilmuan, dan keutamaan sebagai bentuk peradaban utama,” harapnya.
Selain itu, dengan sederet tantangan yang membentang, dakwah ‘Aisyiyah juga dituntut untuk semakin memperluas pembinaannya di tingkat Jemaah maupun komunitas. Terlebih masyarakat Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam agama, suku bangsa, golongan, kelompok, kedaerahan, dan latar belakang sosial budaya. Sehingga memerlukan ta’awun atau kebersamaan saling membantu, saling menolong, saling mengingatkan dan bekerja sama dalam perbedaan untuk meraih kemajuan hidup bersama.
“Karenanya melalui kerja-kerja dakwah, ‘Aisyiyah harus menjadi kekuatan perekat sosial yang membawa misi rahmatan lil-‘alamin,” tuturnya.
“‘Aisyiyah hadir dengan dakwah yang melintas-batas, artinya menyebarluaskan dakwah untuk membangun peradaban di tengah keragaman sosial masyarakat yang membawa pada kehidupan yang lebih baik, kedamaian, kebaikan, toleransi, kebersamaan, keunggulan, dan nilai-nilai luhur kehidupan,” lanjutnya
Sebagai informasi, nama Aisyiyah terinspirasi dari istri Nabi Muhammad, Aisyah yang dikenal cerdas dan mumpuni. Jika Muhammadiyah berarti pengikut Muhammad, maka Aisyiyah bermakna pengikut Aisyah
Ketua PWM Sumbar Dr Bakhtiar mengucapkan selamat atas Milad ke106 Aisyiyah semoga terus mencerahkan peradaban.
“Selamat Milad ke-104 Muhammadiyah. Semoga tetap istikamah sebagai bagian dari Persyarikatan Muhammadiyah yang memiliki prinsip akidah yang tauhid, bebas dari kemusyrikan, ibadah yang terhindar dari bidah,” ungkap Bakhtiar.
Aisyiyah, kata Bakhtiar, diharapkan senantiasa menanamkan nilai-nilai akhlak mulia melalui pendidikan dan pembinaan keluarga serta pemberdayaan masyarakat “Mari kita berlari kencang karena banyak tantangan, saya yakin Aisyiyah masih kuat di ranah minang,” tuturnya
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengucapkan Selamat Milad ke-106 kepada organisasi Aisyiyah. Ia meyakini organisasi perempuan Muhammadiyah ini akan melahirkan perempuan-perempuan calon pemimpin bangsa.
Ia mengharapkan peran Aisyiyah dalam mengatasi pergaulan menyimpang yang jauh dari nilai Islam. “Mari kita sinergi dalam membangun bangsa,” tutupnya. (RI)