MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Fakultas Agama Islam (FAI) Unismuh Makassar menggelar “The 2nd Internasional Conference on Actual Islamic Studies 2023”. Acara dihelat di Aula Balai Sidang Muktamar 47 Muhammadiyah, lantai 2, Kampus Unismuh Makassar, Rabu 12 Juli 2023.
Kegiatan ini mengusung tema “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam Perspektif Studi Islam: Peluang dan Tantangan di Era Masyarakat 5.0.”
Ketua Panitia Dr Ridwan Fawallang dalam laporannya mengungkapkan, para pakar dan ahli terkemuka dari empat negara diundang untuk berbagi pandangan mereka dalam konferensi ini.
Tokoh-tokoh terkemuka yang memberikan pidato utama adalah Prof Ambo Asse, Rektor Unismuh Makassar. Para pembicara yang diundang yakni Roshdee Mangkachi dari Phatnawitya School Thailand, Prof Irwan Bin Mohd Subri dari USIM Malaysia, dan Dr Shaifuddin Bin Amin dari Muhammadiyah Islamic College Singapore, dan Dr Rusli Malli dari Unismuh Makassar. Acara dipandu Wakil Dekan III FAI Unismuh Elly Oschar.
Dekan FAI Unismuh Dr Amirah Mawardi mengungkapkan bahwa pelaksanaan konferensi internasional merupakan bagian dari tindak lanjut nota kesepahaman (MoU) dari kampus dari tiga negara. Ketiga kampus tersebut yakni Phatnawitya School Thailand, USIM Malaysia, dan Muhammadiyah Islamic College Singapore.
“Hari ini MoU tingkat Universitas akan kami tindaklanjuti dengan Memorandum of Agreement. Selain FAI, ada juga Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang juga bakal melakukan penandatanganan MoA,” jelas Amirah.
Konferensi Internasional ini sudah memasuki tahun kedua. “insyaallah Fakultas Agama Islam bakal menggelar Konferensi Internasional setiap tahun,” ungkap Amirah.
Konferensi ini diikuti sekitar 250 peserta dengan puluhan pemakalah, baik dari kalangan dosen Unismuh maupun dari kampus lainnya.
Sementara itu, Rektor Unismuh Prof Ambo Asse dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan ilmiah yang dihelat FAI.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya
memajukan kajian Islam di era 5.0, sehingga bisa menampakkan Islam sebagai rahmatan lil alamin,” ungkap Ambo Asse.
Menurut Ambo Asse, Islam terdiri dari empat aspek, yakni akidah, ibadah, akhlak dan muamalah duniawiyah. “persoalan pendidika , ekonomi, politik, termasuk pengembangan ilmu pengetahuan merupakan bagian dari muamalah,” ujarnya.
Turut hadir sebagai narasumber Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel Andi Iqbal Najamuddin. Ia menguraikan bahwa SDGs merupakan bagian dari perencanaan pembangunan dalam pemenuhan hak dasar masyarakat.
“Kami di Dinas Pendidikan Provinsi, berperan dalam pencapaian SDGs melalui peningkatan partisipasi sekolah tingkat SMA, yang merupakan kewenangan provinsi,” ungkapnya.
Namun Pemerintah Provinsi Sulsel, kata Najamuddin, tidak sekadar berorientasi mencerdaskan, melainkan mendorong pengembangan integritas dan akhlak anak,” ujarnya.
“Kami menargetkan, semua anak yang tamat SMA bisa membaca Alquran. Tantangan kami, saat ini berdasarkan data yang ada, ada sekitar 10 ribu siswa belum bisa baca Quran,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.
Ilham Najamuddin berharap, kegiatan Konferensi tersebut dapat memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi Sulsel yang dapat mendukung pencapaian SDGs dari perspektif Islam.
Usai materi yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, acara dilanjutkan dengan pemaparan para pemateri dari tiga negara. (Hadi/Riz)