Lestarikan Budaya, Kolaborasi SD Muhammadiyah Sapen dan Keraton Ngayogyakarta 

Lestarikan Budaya, Kolaborasi SD Muhammadiyah Sapen dan Keraton Ngayogyakarta 

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tim Karawitan SD Muhammadiyah Sapen mendapatkan kehormatan untuk mengisi pentas karawitan di Bangsal Srimanganti Kraton Ngayogjakarta Hadiningrat, Selasa (12/7).

Kesempatan pentas ini merupakan apresiasi Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat kepada SD Muhammadiyah Sapen yang berhasil menjuarai Lomba Karawitan Tingkat Ptopinsi DIY. “Alhamdulillah, tim karawitan Sapen pernah menjadi juara 1 lomba karawitan Tingkat DIY. Sebagai apresiasinya anak-anak didik kami mendapatkan kesempatan untuk pentas di bangsal Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat”, ungkap Panji Tutuko, pelatih karawitan SD Muhammadiyah Sapen.

Panji menjelaskan pentas karawitan ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi yang sangat bagus antara SD Muhammadiyah Sapen dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Lebih lanjut Panji menuturkan SD Muhammadiyah Sapen jpernah juga mendapatkan juara pada ajang Kompetisi Bahasa dan Sastra di dua kabupaten dan Kota, di antaranya Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Menurut Panji sebanyak 4 anak menjadi juara di cabang Macapat, 2 anak juara di cabang Maca Geguritan, 4 anak di cabang Maca Cerkak.

Karenanya, Panji menambahkan pementasan di kraton, SD Muhammadiyah Sapen menyatukan semua aspek tersebut. SD Muhammadiyah Sapen membawakan 5 gending, 2 macapat, dan 2 geguritan.
Gending yang dibawakan antara lain “Bang-bang wus rahina, Suwe ora jamu, Jaranan, Taberi sunau, dan Gambang suling.
Geguritan yang dibawakan berjudul “Aku Ya Mung Bocah” dan “Saben Jaman Nggawa Kamulyan”.

Sedangkan Macapat yang dibawakan, ungkapnya, adalah “Asmarandana Bawaraga Laras Pelog Pathet Sanga” dan “Sekar Pocung Laras Pelog Pathet Barang”.

Aging Rahmanto, Kepala SD Muhammadiyah Sapen menyatakan sekolahnya sangat menaruh perhatian terhadap nilai-nilai budaya Jawa sebagai salah satu bentuk kearifan lokal yang perlu dilestarikan, khususnya budaya Ngajogyakarta Hadiningrat. Salah satu bentuk atensinya melalui pengembangan literasi budaya kepada peserta didik.

“Sekolah memberikan ruang kepada peserta didik untuk melestarikan nilai-nilai budaya Jawa sebagai salah satu bentuk kearifan lokal melalui literasi budaya. Salah satu caranya.mengajarkan peserta did ik untuk piawai dalam memainkan gamelan”, ungkap Agung. Hasilnya seperti ditampilkan anak-anak saat memainkan perangkat gamelan di Keaton ini. (Ilman/Riz)

Exit mobile version