YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) merilis tiga buku tentang etika di media, pada Selasa (11/7). Ketiga buku tersebut berjudul, Parameter Etika Bermedia, Berdiri tegak di Atas Payung Rating, dan Visualicik : Menjelajahi Pelanggaran Etika dalam Penyiaran Televisi dan Periklanan. Rilis buku digelar di sebuah kafe di dekat kampus terpadu UMY.
“Buku-buku yang kami tulis ini berisi kajian yang kami lakukan selama satu semester perkuliahan tahun 2022/2023 dalam mata kuliah Etika Profesi Komunikasi,” ujar Fildasari Sirajudd, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UMY yang menjadi salah satu penulis dan editor buku.
Fildasari menambahkan bahwa tantangan dalam menerbitkan buku ini adalah penulisan artikel berbasis riset, kolaborasi semua mahasiswa yang terlibat dan pengurusan ISBN yang cukup lama karena ada proses review yang ketat.
Launching buku diisi dengan talkshow yang menghadirkan komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Daerah Istimewa Yogyakarta, Novianti Rofiqoh.
“Buku-buku yang ditulis oleh mahasiswa ini menjadi kontribusi berharga dalam program literasi media. Komisi Penyiaran Indonesia Daerah selama ini terus melakukan pemantauan terhadap berbagai program siaran yang ada di Yogyakarta dan kami sangat apresiasi dengan dukungan kampus, termasuk mahasiswa,” ujar Novianti.
Alumni Ilmu Komunikasi UMY ini menambahkan bahwa regulasi yang ada seperti Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran seharusnya terus dikuasai oleh mahasiswa saat lulus dan bekerja. “Tidak perlu benar-benar hafal pasalnya, yang penting pahami isi aturan tersebut dan melaksanakannya,” ujarnya.
Sementara itu Faishal Ahmad, salah satu penulis dan editor buku Visualicik : Menjelajahi Pelanggaran Etika dalam Penyiaran Televisi dan Periklanan menambahkan bahwa model kuliah yang menghasilkan buku sebagai luaran atau outcomes based education ini memberikan kesan yang lebih pada mahasiswa.
“Kami sangat senang dengan proses kuliah yang diampu mas Jun (Fajar Junaedi – red), sebagai dosen yang terus menggugah kreativitas mahasiswa secara akademik,” pungkas Faishal.