Pendidikan Berbasis Augmented Reality: Mendorong Kreativitas dan Inovasi dalam Penerapan Kurikulum Merdeka
Oleh: Robi Maulana dan Dr Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Augmented Reality atau AR merupakan teknologi baru yang menggabungkan dunia nyata dengan elemen-elemen virtual melalui perangkat komputer, seperti smartphone, tablet, atau kacamata pintar. Nah, salah satu contohnya permainan Pokemon Go yang beberapa tahun lalu ramai dibicarakan, loh!
Pokemon Go berhasil diunduh lebih dari 100 juta pengguna android pada Juli 2023. Waw, tinggi peminat, bukan? Bagaimana jika pendidikan kita menggunakan teknologi AR seperti Pokemon Go? Pasti pembelajaran akan lebih asik, ya! Yang pastinya, pembelajaran menggunakan Teknologi AR akan mengubah cara belajar dan memberikan pengalaman yang mendalam serta interaktif.
Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan elemen virtual dengan dunia nyata, menciptakan pengalaman yang menyatu antara keduanya. Dalam AR, elemen virtual, seperti gambar, video, suara, atau grafis komputer, ditambahkan ke pandangan dunia nyata melalui perangkat seperti smartphone, tablet, atau kacamata pintar. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk melihat dan berinteraksi dengan dunia fisik yang ditingkatkan dengan informasi digital tambahan.
Indonesia menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap teknologi Augmented Reality (AR), hal ini dapat dilihat berdasarkan data dari Google Trend. Menurut data tersebut, minat pencarian terkait AR di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat Indonesia semakin tertarik untuk mengeksplorasi potensi AR dalam berbagai bidang, seperti pariwisata, pendidikan, hiburan, dan lain sebagainya. Perkembangan ini mencerminkan bahwa AR telah menjadi perhatian utama dalam perpaduan antara teknologi dan kehidupan sehari-hari di Indonesia, dan memberikan potensi besar dalam menciptakan pengalaman yang lebih interaktif dan mendalam.
Dalam pendidikan berbasis augmented reality, siswa dapat mengalami pembelajaran yang lebih visual, interaktif, dan mendalam. Mereka dapat melihat objek virtual atau informasi tambahan yang tumpang tindih dengan dunia nyata di depan mata mereka. Misalnya, dalam pembelajaran sains, siswa dapat menggunakan aplikasi AR untuk melihat model tiga dimensi dari organ tubuh manusia atau planet-planet di Tata Surya. Dengan melihat dan berinteraksi langsung dengan objek virtual ini, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konsep yang kompleks dan membangun kreativitas dalam memecahkan masalah.
Pendidikan berbasis Augmented Reality merupakan langkah maju dalam memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan memikat bagi siswa. Dengan menggunakan perangkat AR, seperti smartphone atau tablet, siswa dapat mengalami kombinasi dunia nyata dan elemen virtual yang memberikan pengalaman belajar yang imersif.
Penelitian oleh Klopfer, Squire, dan Jenkins (2002) menunjukkan bahwa penggunaan AR dalam pembelajaran dapat merangsang keterlibatan siswa dan memotivasi mereka untuk berpikir kritis serta kreatif. Melalui AR, siswa dapat melihat dan mengalami konsep yang sulit dipahami dalam lingkungan yang lebih nyata dan menantang. Misalnya, siswa dapat menggunakan aplikasi AR untuk memvisualisasikan perubahan iklim atau interaksi ekosistem yang kompleks. Dengan melihat dan berinteraksi dengan elemen virtual ini, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan berpikir kreatif tentang cara mengatasi masalah lingkungan.
Selain itu, AR juga memungkinkan siswa untuk mengalami simulasi yang realistis dalam berbagai bidang studi. Misalnya, dalam bidang sains, siswa dapat melakukan percobaan virtual dan mengamati reaksi kimia yang berlangsung di depan mata mereka. Dengan begitu, mereka dapat mencoba dan mengulang proses eksperimen secara aman dan mengembangkan keterampilan observasi, analisis, dan eksplorasi dalam konteks yang lebih menarik.
AR juga membuka pintu untuk pembelajaran kolaboratif. Dalam penelitian oleh Billinghurst, Kato, dan Poupyrev (2001), ditemukan bahwa penggunaan AR dalam pembelajaran mempromosikan interaksi sosial dan kolaborasi antar siswa. Dengan berbagi pengalaman AR, siswa dapat bekerja sama dalam memecahkan masalah, menjelaskan konsep, dan menciptakan proyek kolaboratif yang kreatif. Hal ini tidak hanya meningkatkan motivasi siswa, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan kerja tim yang penting dalam masyarakat yang semakin terhubung.
Penggunaan AR dalam pembelajaran juga merangsang kreativitas siswa. AR memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan dunia virtual dan menciptakan objek atau lingkungan yang baru. Misalnya, siswa dapat menggunakan aplikasi AR untuk merancang bangunan virtual atau menciptakan karya seni tiga dimensi yang unik. Dalam proses ini, mereka dapat mengeksplorasi ide-ide baru, mengembangkan imajinasi, dan mengasah keterampilan kreatif mereka.
Dalam era Society 5.0, dimana teknologi semakin mengintegrasikan dunia digital dengan dunia nyata, pendidikan berbasis Augmented Reality menjadi kunci dalam mempersiapkan siswa untuk masa depan yang penuh inovasi. Dengan memanfaatkan potensi AR, siswa dapat melampaui batasan tradisional dan mengembangkan kreativitas serta inovasi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penggunaan Augmented Reality dalam pendidikan telah terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan siswa, motivasi belajar, dan keterampilan berpikir kritis serta kreatif. Studi oleh Klopfer, Squire, Billinghurst, Kato, dan Poupyrev memberikan wawasan penting mengenai manfaat dan efektivitas penggunaan AR dalam pendidikan.
Pendekatan pembelajaran berbasis Augmented Reality juga diperkuat oleh konsep “konstruktivisme,” yang merupakan teori belajar yang menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan dan bahan pembelajaran. Dalam konteks AR, siswa dapat menjadi aktor utama dalam membangun pemahaman mereka melalui pengalaman langsung dengan objek virtual dan hubungannya dengan dunia nyata.
Pendidikan berbasis Augmented Reality memberikan kesempatan baru dalam membantu siswa mengembangkan kreativitas dan inovasi. Melalui pengalaman belajar yang imersif dan interaktif, siswa dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep yang kompleks dan mengembangkan keterampilan kritis serta kreatif. Dukungan dari penelitian yang relevan, seperti penelitian oleh Klopfer, Squire, Billinghurst, Kato, dan Poupyrev, memberikan bukti kuat bahwa penggunaan AR dalam pendidikan memberikan manfaat yang signifikan.
Beberapa cara pembelajaran interaktif dengan AR dapat diterapkan:
Visualisasi Konsep: AR memungkinkan siswa untuk melihat konsep abstrak, seperti planet-planet di Tata Surya atau struktur molekul, secara visual di atas meja atau melalui tampilan perangkat mereka. Ini membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi yang dipelajari.
Simulasi Interaktif: AR dapat digunakan untuk membuat simulasi yang interaktif dan realistis, seperti simulasi ilmiah, simulasi sejarah, atau simulasi eksperimen fisika. Siswa dapat berpartisipasi secara langsung dan belajar dari pengalaman praktis tanpa harus memiliki peralatan fisik atau melakukan percobaan langsung.
Pencitraan 3D: Objek tiga dimensi yang dihasilkan oleh AR dapat membantu siswa memvisualisasikan objek kompleks atau konsep abstrak dengan lebih baik. Misalnya, siswa dapat mempelajari anatomi manusia dengan melihat model tiga dimensi yang menyajikan organ-organ dalam tubuh manusia.
Keterlibatan Aktif: AR memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Mereka dapat berinteraksi dengan objek virtual, menjelajahi konten tambahan, memecahkan teka-teki, atau menguji pengetahuan mereka melalui permainan AR yang edukatif.
Pembelajaran Kolaboratif: Dalam penggunaan AR yang melibatkan banyak siswa, mereka dapat berkolaborasi dalam proyek-proyek tim atau menghadapi tantangan bersama. Ini mendorong kerjasama, komunikasi, dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran interaktif dengan AR menawarkan pengalaman belajar yang lebih mendalam, memikat, dan menarik perhatian siswa. Dengan menggabungkan teknologi AR dengan kurikulum pendidikan yang tepat, pembelajaran dapat menjadi lebih menyenangkan, memicu kreativitas, dan membantu siswa memahami dan mengingat informasi dengan lebih baik.
Robi Maulana, Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Dr Dirgantara Wicaksono, M.Pd, Dosen S2 Universitas Muhammadiyah Jakarta