Hijrah Berkemajuan, Cerdas Bermedsos Menuju Generasi Emas

Hijrah Berkemajuan, Cerdas Bermedsos Menuju Generasi Emas

Oleh: Hj Deny Ana I’tikafia, SP., MM

Tidak terasa, saat ini kita telah memasuki penghujung tahun 1444 H. Tinggal menghitung hari perjalanan hidup  jelang tahun 1445 H yang dalam hitungan kalender muhammadiyah bertepatan hari Rabu 19/07/2023 M.

1 Muharram adalah awal tahun islam yang dalam kalender jawa familiar disebut 1 Suro dengan diiringi berbagai kegatan ritual kejawen yang pada awal riwayat dahulu  ada perpaduan jawa hindu islam, yang sangat kental demi mengenalkan ajaran islam kala itu.

Arti Hijrah Yang Penting Untuk Dipedomani.

Dalam ajaran islam, 1 Muharram sangat erat hubungannya dengan istilah  hijrah  yang menurut bahasa Indonesia memiliki dua arti, pertama secara zhahiriy, yaitu perpindahan dari suatu tempat menuju ke tempat yang lebih baik. Dan kedua secara ma’nawiy, yaitu perubahan dari satu kondisi kepada kondisi yang lebih baik. Hijrah yang berakar kata hajara juga memiliki arti meninggalkan/menjauhkan diri.

Mencermati Qs Al Baqarah ayat 218 bahwa,”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Berkemajuan dalam Bermuhammadiyah

Istilah ‘Berkemajuan’ bukan suatu hal yang baru di kalangan warga Muhammadiyah. Istilah itu sudah ada sejak didirikannya Muhammadiyah. Melalui pesan yang disampaikan dalam sebuah pertemuan pengajaran di hadapan murid-murid perempuan dengan menggunakan Bahasa Jawa, menyatakan: “Dadiyo kyai sing kemajuan lan aja kesel-kesel anggonmu nyambutgawe kanggo Muhammadiyah.” Artinya, jadilah kiai yang berkemajuan dan jangan lelah dalam bekerja untuk Muhammadiyah.

Dengan demikian tema Islam Berkemajuan itu sudah didengungkan oleh KHA Dahlan, apabila diicermati tentang gerakan Muhammadiyah menyebutkan bahwa Muhammadiyah itu sebagai gerakan kaum modernis.

Zaman semasa KHA Dahlan, umat Islam masih memegang teguh pola pendidikan tradisional. Melihat fakta tersebut timbullah ide untuk melakukan pembaharuan. Meski gagasan tersebut sempat mendapat tantangan dari masyarakat, namun beliau dapat menanggapi dengan bijaksana. Tidak heran bila banyak kalangan menganggap bahwa apa yang dilakukannya sebagai awal kebangkitan pendidikan Islam di Indonesia.

Cerdas Bermedsos Menuju Generasi Emas

Kini di era peradaban semakin maju, media sosial sangat mendominasi dalam kehidupan sehari-hari. Sudah  masuk menjadi kebutuhan primer, karena  semua akses ada didalamnya dalam berinteraksi  di setiap saat hingga tak terbatas waktu.

Di awal bulan hijriyah, yaitu 5 Muharram 1445 M juga bertepatan dengan Hari Anak Nasional (HAN) pada hari Ahad 23/07/2023 M, bertema Anak Terlindungi, Indonesia Maju. Anak-anak Indonesia yang berjumlah sepertiga dari populasi jumlah penduduk yang ada saat ini mempunyai peran stategis ketika Indonesia genap berusia 100 tahun di tahun 2045. Mereka adalah calon pemimpin ke depan diharapkan menjadi generasi emas yang cerdas, sehat, unggul dan berkarakter dengan bersendikan moral yang kuat.

Penerus masa depan bangsa, harus memiliki 5 (lima) gaya hidup (life skill) penting untuk mencapai generasi Indonesia Emas 2045. Kelima life skill tersebut dirumuskan dalam 5C, yakni, critical thinking, creativity and inovation, communication skill, collaboration dan confidence.

Critical thingking/Berfikir kritis: Generasi mendatang diharapkan mampu berfikir kritis terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi, dinamis tidak stagnan, cerdas dalam bermedia sosial yang kian merebak, selalu mengikuti perkembangan zaman.

Creativity and inovation: Kreatif dan Berinovasi, menyikapi perkembangan zaman yang selalu berubah, dalam menggerakkan organisasi kreatifitas dan inovasi sangat diperlukan yang merupakan bagian dari hijrah berkemajuan era milineal.

Communication skill/Kemampuan Berkomunikasi, sudah menjadi ajang yang penting disajikan dalam bentuk seindah mungkin, semua berawal dari komunikasi, merupakan pondasi apabila berawal baik maka baik pulalah seluruh rangkaian program kegiatan yang akan dilakukan.

Collaboration/Kerjasama, sekarang sudah tidak jamannya lagi, suatu kegiatan dilakukan sendiri, butuh kerjasama, kerja supertim selalu menjadi fokus utama dan kunci keberhasilan dalam berbagai gagasan, bahkan lintas agama.

Confidence/Percaya Diri. Semua yag telah diperbuat, tergantung kepada niat dan kembali pada diri sendiri, jujur adalah modal utama, karena kepercayaan itu mahal harganya, perlu dipupuk dan dikembangkan demi kebaikan bersama. Bagaimana orang lain akan percaya pada diri kita apabila kita tidak pecaya pada diri sendiri?

Tantangan utama saat ini adalah globalisasi dan kehadiran Revolusi Industri 4.0 yang segera disusul oleh Era Society 5.0, Karena itu, di era digital saat ini kita harus bisa menguasai teknologi digital. Jangan sampai ketinggalan, sehingga sangat dibutuhkan di era ke depan, songsong  tahun baru islam, 1445 Hijriyah harus lebih peka cerdas bermedia sosial , bersunggug-sungguh menuju hijrah berkemajuan, menciptakan generasi emas di tahun 2045 mendatang.

Perlu kita cermati pula bahwa batasan usia  menurut UU Perlindungan Anak No: 35 Tahun 2014  adalah sejak dalam kandungan sampai sebelum 18 tahun. Peran keluarga sangat berpengaruh, dari keluargalah semua faktor kesuksesan bermuara disana. Semua berperan sesuai kodrat masing-masing, baik ibu, bapak maupun anggota keluarga yang menjadikan tumbuh kembang itu terbentuk, baik perilaku dalam berinteraksi sehari-hari maupun kecukupan asupan qizi sangat berpengaruh pada mental dan kecerdasan anak,

Satu tagline yang juga perlu di camkan di Hari Anak Nasional tahun 2023, yaitu “Berani Karena Peduli” menjadikan anak menjadi agen perubahan dalam menyuarakan hak-haknya, Sering kita sebagai orang tua sudah merasa cukup untuk mendidiknya, mengayominya, tanpa mengevaluasi sudah betulkah pola asuh yang telah diikhtiarkan?

Banyak kasus komunikasi ke dalam hubungan  anak dan orang tua kelihatannya baik-baik saja, namun ternyata telah banyak terkontaminasi faktor luar yang sangat dahsyat, dan disadarinya setelah anak tersebut dewasa, menyalahkan orang tuanya, mengagetkan para orang tuanya sendiri bahkan para tetangga dan penilaian negatif dari warga masyarakat.

Maka instrospeksi diri sangat perlu diperbuat oleh kita selaku orang tua, apa yang kurang dalam mendidik putra putri harapan bangsa, cerdas bermedia sosial perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendukung segala aktivitas, untuk memajukan generasi emas yang tangguh tidak hanya tinggal angan dan impian.

Hj Deny Ana I’tikafia, SP., MM, Wakil Ketua PDA Jepara Jawa Tengah. Koordinator Majelis Pembinaan Kader

Exit mobile version