PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), menggelar 2nd European Alliance for Innovation-International Conference on Social Sciences (2nd EAI-ICONESS 2023) bertajuk Beyond Education from Local Wisdom Competitiveness.
2nd EAI-ICONESS 2023 merupakan forum ilmiah untuk mempertemukan temuan dan hasil penelitian di bidang ilmu sosial antara lain Pendidikan, Agama, dan Bahasa. Konferensi ini akan mempertemukan para peneliti, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam skala internasional.
Ketua Penyelenggara Konferensi Assoc. Prof. Dr Subuh Anggoro mengatakan 2nd EAI-ICONESS 2023 bertujuan untuk mendorong dan memberikan kesempatan kepada para peneliti dan akademisi untuk bertukar pandangan dan pendapat, membahas dan memperdebatkan pertanyaan penelitian tentang masalah kebijakan yang relevan dan menghasilkan keluaran penelitian akademis tentang isu–isu terkini dalam penelitian sosial humaniora.
“2nd EAI-ICONESS 2023 ini merupakan program dua tahunan dari Program Pascasarjana UMP bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Ide dasar untuk mendorong penelitian kebijakan dalam ilmu sosial adalah untuk memberikan dampak penelitian yang maksimal pada pendidikan, agama dan literasi. Ini juga bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antara akademisi & akademisi, pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, 2nd EAI-ICONESS 2023 akan menampilkan 6 keynote speaker dari Jepang, India, Malaysia, Uzbekistan, dan Indonesia. Adapun 40% dari 198 presenter yang akan memaparkan hasil penelitian berasal dari Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, China, dan beberapa perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta.
“2nd EAI-ICONESS 2023 mendapat dukungan dari European Alliance for Innovation (EAI) dalam proses persiapan hingga publikasi proceeding EAI-CCER yang terindeks oleh pengindeks internasional (EI Compendex, EBSCO, Scopus dan lain-lain). Disamping itu panitia 2nd EAI-ICONESS 2023 berasal beberapa negara seperti Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, China, dan Indonesia,” katanya.
Dijelaskan, beberapa institusi yang terlibat antara lain Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Universiti Malaysia Sabah (UMS), UCSI Universiti Malaysia, Institute of Teacher Education of Tuanku Bainun Campus Malaysia, Wawasan University Malaysia, dan Normal University of China, Society Research Development (SRD).
“Kampus lain diantaranya Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Riau (UNRI), Universitas Negeri Malang (UNM), Universitas Terbuka (UT), Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Kupang,” pungkasnya.(tgr)