YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – SD Muhammadiyah Condongcatur memperingati milad ke-33 dengan penuh kesyukuran. Betapa tidak, sekolah yang resmi didirikan pada 19 Juli 1990 tersebut hanya berawal dari 6 lokal, namun kini telah berkembang dengan memiliki 864 siswa dan 24 Rombongan Belajar (Rombel) serta berbagai prestasi nasional hingga internasional.
“SD Muhammadiyah Condongcatur dibangun dari sekolah yang sangat kecil yaitu dengan 6 lokal dan lokalnya pun terbuat dari papan. Namun karena anak-anak yang bersekolah di SD Muhammadiyah Condongcatur bisa berprestasi dengan baik sampai sekolah ini berkembang menjadi sekolah yang besar, luas, dan memiliki unit sangat banyak,” demikian ungkap Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Condongcatur Sulasmi, SPd dalam sambutan Milad ke-33, Jum’at (21/7/2023).
Agenda Milad SD Muhammadiyah Condongcatur ke-33 juga dalam rangka Peringatan 1 Muharram 1445 H. Turut dihadiri para Wakil Kepala Sekolah, para guru dan ratusan siswa kelas 2 sampai kelas 6 di lapangan SD Muhammadiyah Condongcatur.
Maka, dalam momentum Milad ke-33 SD Muhammadiyah Condongcatur, Sulasmi mengajak untuk bersama mensyukurinya. “Berkat kerja sama bapak ibu guru, tokoh masyarakat, komite sekolah, dan dengan anak-anak dan orang tua sehingga sekolah ini bisa berkembang dengan baik,” tambah Sulasmi.
Salah satu kegiatan yang diusung dalam momentum Milad ke-33 yaitu “Tahun Baru Semangat Baru Raih Cita-citaku”. SD Muhammadiyah Condongcatur mendukung untuk meraih cita-cita para siswa. Sulasmi mengapresiasi bahwa sejak kecil sudah menentukan bahwa setelah dewasa nanti hendak menjadi apa.
Tampak para siswa mengenakan busana sesuai dengan cita-cita mereka. Ada yang mengenakan seragam dokter, polisi, pilot, stelan jas pengusaha hingga jersey bola. Juga diselenggarakan Talk Show dan penggalangan dana Cita-citaku oleh dr Windy dan Ipda Yoyok Rachmanto, SSos dari kepolisian yang memberikan semangat kepada para siswa.
Selain itu, Sulasmi juga mengisahkan inspirasi cita-citanya menjadi guru hingga bisa berkhidmat sebagai Kepala Sekolah. Lahir dari keluarga sederhana, Sulasmi merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara.
Orang tua Sulasmi berprofesi sebagai petani di mana ayahnya hanya berpendidikan Sekolah Rakyat sementara ibunya tidak bersekolah. “Dalam kehidupan kami sebagai petani, bu Lasmi terbiasa untuk membantu orangtuanya. Tatkala di pagi hari bu Lasmi sudah diserahi tanggungjawab untuk memelihara kambing,” kenang Sulasmi. Di pagi hari memberi makan kambing, ketika pulang sekolah menggembalanya hingga mencari rumput.
Meskipun berada dalam keterbatasan dan saat itu untuk bersekolah masih tergolong sulit. Untuk berangkat ke sekolah perlu berjalan kaki 3 km bahkan harus menyeberangi sungai. Jika ada hujan mengakibatkan sungainya banjir dan Sulasmi kecil harus memutar dan jarak ke sekolah bisa sampai 7 km.
Tetapi Sulasmi terus berjuang, tekun belajar, dan memantapkan cita-cita untuk menjadi guru. “Saya belajar setiap hari sambil membantu orang tua memelihara kambing demi untuk membiayai kebutuhan sekolah berdelapan,” tutur peraih Penghargaan “Pembela Tanah Air” dari Kwarpus HW tersebut.
Di masa SD seperti para siswa di hadapannya, Sulasmi memotivasi untuk membagi waktu antara membantu orang tua dan kewajiban belajar. Sehingga di setiap kelasnya Sulasmi terus berprestasi dengan mendapatkan rangking terbaik. Termasuk di kelas 5 Sulasmi turut mewakili sekolah mengikuti lomba atletik lari karena sudah ditempa oleh alam.
“Dari situlah bu Lasmi selalu semangat belajar sehingga bisa melanjutkan sekolah SMP, kemudian ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) hingga kuliah ke IKIP yang saat ini bernama Universitas Negeri Yogyakarta,” tuturnya. Hal ini berarti cita-cita harus diupayakan dengan belajar sungguh-sungguh, menaati nasihat orang tua dan guru, serta rajin beribadah.
Sulasmi menutup sambutannya dengan pantun yang disambut riuh para siswa,
Jalan-jalan mencari kerang / Ikan bandeng tiada berduri
Rajin belajar dari sekarang / Untuk bekal kemudian hari
Langit cerah awannya rendah / Udara ditiup berasal dari lidah
Kepada Allah kita beribadah / Agar hidup menjadi indah
Selain peringatan Milad SD Muhammadiyah Condongcatur ke-33 dan Tahun baru 1 Muharram 1445 H, juga diselenggarakan Penutupan MPLS Pentas Seni Siswa Kelas 1, Serah Terima Siswa Baru Kelas 1, dan Penyampaian Program Kelas 1 di Aula KH Ahmad Dahlan. (Riz)