YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sebanyak 13 Program Studi (Prodi) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) akan maju untuk mengikuti proses akreditasi internasional di tahun 2023. Dari ketiga belas prodi tersebut, ada enam prodi yang juga berhasil mendapatkan dana pendampingan persiapan akreditasi internasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui hibah RISTEKDIKTI. Keenam Prodi yang mendapatkan dana hibah tersebut yaitu Prodi S1 Agroteknologi, S1 Akuntansi, S1 Manajemen, S2 Manajemen, S1 Ilmu pemerintahan dan S1 Hubungan Internasional.
Evi Rahmawati S.E., M. Acc., Ph.D., Ak., CA Selaku Kepala Badan Penjaminan Mutu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (BPM UMY), menyampaikan bahwa akreditasi internasional menjadi prioritas bagi UMY dalam meningkatkan daya saing universitas di tingkat internasional.
“Karena akreditasi internasional ini kalau di DIKTI adalah sebagai indikator kinerja utama sebuah perguruan tinggi. Perguruan tinggi di Indonesia didorong untuk ikut akreditasi internasional demi meningkatkan daya saing di tingkat internasional. Maka, akreditasi internasional ini menjadi penting atau prioritas bagi UMY,” ujar Evi saat ditemui di ruangannya oleh Humas UMY pada Selasa (25/7).
Menurutnya, Pimpinan UMY telah menetapkan kebijakan untuk mempersiapkan prodi-prodi yang sudah memiliki akreditasi unggul untuk maju dalam akreditasi internasional. Dari 13 prodi yang dipersiapkan, 6 diantaranya lolos mengikuti akreditasi internasional.
Dosen prodi Akuntansi itu juga mengatakan bahwa proses penilaian akreditasi internasional tersebut dilakukan dengan menunjukkan implementasi kurikulum berbasis Outcomes-Based Education (OBE) yang berfokus pada capaian lulusan. Selain itu, UMY juga harus menyusun self evaluation report.
“Jadi ini pelaporan tentang evaluasi yang akan kita submit ke lembaga akreditasi internasional. Jadi ibaratnya dokumen akreditasi itu sudah mulai dipersiapkan dan itu juga menjadi penentu kita mendapatkan hibah dari DIKTI, kalau kita sudah siap maka kita akan mendapatkan hibah dari pemerintah,” ujar Evi.
Proses persiapan ini tidak hanya menjamin kualitas lulusan, tetapi juga menunjukkan keseriusan dan komitmen UMY dalam menghadapi proses akreditasi internasional.
Evi mengungkapkan bahwa pada bulan Oktober ini, UMY akan menyerahkan dokumen akreditasi internasional dan juga sudah melakukan kontrak dengan lembaga internasional. Kontrak tersebut sebagai bentuk keseriusan UMY dalam mengikuti proses akreditasi ini.
“Persiapan untuk maju ke akreditasi internasional ini sudah efektif kami mulai di awal tahun 2023 ini. Kemudian kami sudah melakukan kontrak dengan lembaga akreditasi internasional, yang tentunya kontrak ini menunjukkan keseriusan UMY. Kontrak itu artinya ada agreement kapan harus submit dan kapan mereka akan datang ke Indonesia, karena mereka (lembaga akreditasinya) dari Jerman,” ungkapnya.
Diharapkan dengan meraih akreditasi internasional, kualitas lulusan UMY akan semakin meningkat, membuka peluang kerjasama internasional, serta meningkatkan reputasi universitas di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini sejalan dengan Visi Misi UMY untuk meningkatkan rekognisi internasional di tahun-tahun ini.
“Jadi kita kalau mau join riset atau student exchange itu lebih mudah. Mereka kalau mau ke sini sudah percaya dengan kualitas UMY, mahasiswa kami ke sana juga bisa diterima, rekognisi UMY juga di tingkat nasional dan internasional akan menjadi lebih baik. Hal ini juga tidak terlepas dari Visi Misi UMY di tahun ini bisa rekognisi internasional,” pungkas Evi. (mut)