YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam hari nan adiluhung, Jumat (28/7) Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara resmi melaunching Buku “Filsuf Membumi dan Mencerahkan: Menyemai dan Menuai Legasi Pemikiran Amin Abdullah.” Buku setebal 696 halaman ini dilaunching bertepatan ulang tahun ke-70 tahun Prof Dr H Amin Abdullah selaku Guru Besar Ilmu Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan tersebut dilaksanakan bertempat di Ruang Ballroom Lantai 3 SM Tower and Convention Yogyakarta.
Turut hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid Prof Dr H Syamsul Anwar, MA, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Dr H Hamim Ilyas, MAg, Ketua Umum PP Aisyiyah Dr apt Salmah Orbaniyah, Mkes (daring), Ketua PP Aisyiyah Dr Hj Siti Noordjannah Djohantini, MM., MSi, Direktur PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari, MA, Dt Marajo, dan beberapa tamu undangan lainnya.
Menurut Prof Alimatul Qibtiyah, MA., PhD selaku Ketua Tim Penyusunan Buku mengungkapkan bahwa proses pengerjaan buku ini berlangsung panjang. Terhitung sejak tahun 2021, dengan membentuk tim penyusun. Kemudian tahun 2022 dibentuk grup penyusunan buku. Sampai akhirnya dilaunching pada hari ini.
Alimatul mengatakan pemilihan tokoh Amin Abdullah bersumbu dari kehadirannya sebagai sosok yang mewarnai gerakan pemikiran keagamaan di Muhammadiyah. Amin Abdullah memang dikenal sebagai Ketua Majelis Tarjih dan Pengembangan Islam PP Muhammadiyah periode 1995-2000 ini ahli dibidang keTarjihan dan juga masyarakat Muslim Indonesia.
“Gerakan pemikiran beliau banyak menjadi rujukan Majelis Tarjih dan Tajdid. Dan juga para pemikir-pemikir di dunia Islam. Beliau menekankan perlu dibedakan antara Islam dan pemikiran atau penafsiran tentang Islam. Pemikiran itu perlu Tajdid (pembaharuan),” ujarnya.
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah itu menyebut saat ini Muhammadiyah ditandai dengan salah satunya kristalisasi pengetahuan, pemikiran, dan aktivitas sosial yang berdampak pada kebaikan umat yang lebih luas dan global oleh para tokoh-tokohnya. Muhammadiyah menyadari dalam tempo 100 tahun terjadi perubahan dunia yang begitu cepat dan tantangan superkompleks.
Alimatul membentangkan tantangan itu berupa reformasi, badai Arab Spring, gelombang conservative turn, era disrupsi, post-truth, artificial intelligence, internet of things, dan robotisasi. Selain itu, tantangan pelik lainnya berupa munculnya otoritas keagamaan dan pemahaman keagamaan berada di tengah-tengah pusaran perubahan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi yang sangat dahsyat.
“Ini berdampak pada kehilangan daya keseimbangan (al-tawazun) dan fleksibilitas (cognitive flexibility). Sehingga beragama menakutkan dan menghambat produktivitas dan kemajuan,” terangnya.
Di sisi lain, Hamim Ilyas mengapresiasi atas dilaunchingnya buku tersebut. Hamim mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim penyusun yang begitu rupa meluangkan waktu untuk menuangkan secercah gagasan hal ihwal pemikiran Amin Abdullah. Menurutnya, tim penyusun buku ini telah bekerja keras dengan memiliki mental pejuang dan mental ikhlas.
“Pak Dahlan Iskan mengatakan Muhammadiyah itu kumpulan orang-orang ikhlas. Nah tim penyusun (buku) sudah menunjukkan hal itu untuk memberi dengan tenaga dan pemikiran,” ucapnya.
Proses launching buku ditandai dengan penandatanganan secara resmi oleh Haedar Nashir. Dan secara simbolik dilaksanakan penyerahan buku masing-masing diberikan kepada Syamsul Anwar, Amin Abdullah, Haedar Nashir, Hamim Ilyas, dan Siti Noordjannah Djohantini.
Sebagai informasi, buku ini mengandung secercah pemikiran, kiprah, dan pengalaman Amin Abdullah dalam upaya mengaplikasikan dan mengaktualisasikan dakwah pencerahan. Di mana buku ini juga merupakan hasil kerja keras dari tim kecil yang dikawal oleh Pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Setidaknya melibatkan sekitar 55 penulis dari dalam dan luar negeri, termasuk anggota Muhammadiyah dan pihak luar. Buku ini menjadi kumpulan testimoni dan tulisan reflektif sebagai bentuk penghargaan atas peran penting Amin Abdullah. Di mana dia telah memberikan kontribusi signifikan dalam merumuskan pemikiran keagamaan yang adaptif dan progresif. (Cris)