SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sejumlah 42 guru dan tenaga kependidikan dan SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta mengikuti Pelatihan Tingkat Dasar Iqra bersama Yayasan Tim Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Musholla (AMM) As’ad Humam Yogyakarta di Ruang An Na’fi, Sabtu (29/7/2023).
Siti Junaidati, selaku Waka Kurikulum dan Al Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab (ISMUBA), menyampaikan tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan standar mutu pendidikan Qur’an dan pendidikan karakter murid yang mampu mendorong kualitas proses pembelajaran.
“Pengenalan huruf hijaiyah sebagai dasar membaca Al-Qur’an, metode membaca iqra dengan pola membaca nyaring diharapkan murid tidak sekedar hafal huruf hijaiyah tetapi menguasai ilmu tajwid yang terdapat di dalamnya,” imbuhnya.
Kegiatan pelatihan diawali dengan sambutan dari Plt Ketua Lembaga Tadarus AMM Yogyakarta Ustaz Roihan Afandi. Dalam sambutanya, disampaikan sejarah berdirinya metode iqra dan materi yang akan dipelajari meliputi teknik pengajaran Iqra, manajemen dan pengolahan TK Al-Qur’an, dan irama murottal dasar (rost praktis).
“Sebagai pengajar yang ideal sudah semestinya kita berusaha melakukan persiapan terbaik, salah satunya penguasaan metode pengajaran. Metode iqra ini hadir bukan berdasarkan teori di belakang meja namun berdasarkan pengalaman praktik di lapangan bertahun-tahun,” imbuhnya saat sambutan berlangsung.
Kegiatan inti diisi oleh Ustaz Iwan Rustiawan. Dalam materinya, ia menyampaikan cara membaca Al-Qur’an yang menekankan penguasaan makharijul huruf melalui metode KIBAR (Kreatif, Inovatif, Brilian, Aktif,da Religius) yang masih serumpun dengan metode iqra.
“Metode KIBAR disusun berdasarkan lima prinsip dasar membaca Al-Qur’an. Pertama, disusun dari huruf yang hampir sama bunyinya. Kedua, disusun berdasarkan huruf yang hampir sama bentuk lafaznya. Ketiga, langsung dikenalkan dengan huruf sambungnya. Keempat, pengenalan tanda baca dimulai dari yang termudah. Kelima, semua materi tajwid diajarkan pada level yang terakhir,” terangnya dalam penyampaian materi pelatihan.
Dalam metode KIBAR juga diajarkan strategi dan langkah-langkah pendidik dalam pengajaran iqra, diantaranya guru memperlihatkan gerak bibir dan pengucapan huruf hijaiyah, mencontohkan huruf hijaiyah dengan bacaan jelas, guru harus fokus mendengar huruf yang dibaca murid, serta guru menerapkan sistem game mencari lafaz huruf hijaiyah.
Pebri Ike Yulaikah, salah satu peserta pelatihan metode iqra merasa tertarik dan kagum mengetahui huruf hijaiyah yang ditulis dalam jilid iqra ditulis menggunakan tulisan tangan tanpa cetakan komputer.
“Guru yang paling berperan untuk menumbuhkan semangat belajar murid, dengan metode dan alat peraga yang tepat kualitas lulusan kita semakin terjamin mutu pendidikan Qur’an dan karakternya,” pungkasnya. (Nikmah Hidayati)