BANJARNEGARA, Suara Muhammadiyah – Stunting merupakan salah satu fokus pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, merujuk data yang dipublikasian oleh Kemenkes tercatat 1 dari 3 balita di Indonesia menderita stunting. Angka perbandingan tersebut tentu saja harus menjadi perhatian semua pihak, karena penyelesaian stunting harus melibatan banyak sektor, tak terkecuali di sektor pendidikan.
Dalam rangka memperingati hari anak Nasional, MI 02 Muhammadiyah Merden menggelar sosialisasi Cegah Stunting yang dilaksanakan pada Rabu, 26 Juli 2023. Acara ini merupakan kerja sama antara pihak Madrasah dengan Klinik Utama PKU Muhammadiyah Merden. Acara tersebut diikuti oleh seluruh orangtua siswa kelas 1 didampingi oleh Wali Kelas dan Kepala Madrasah.
“Menjaga Gizi Seimbang, adalah salah satu upaya untuk membangun peradaban” Ujar pembawa acara ketika menyampaikan pengantar.
Ketika anak mendapatkan gizi seimbang sejak kecil, maka hal tersebut akan meningkatkan potensi pertumbuhan di masa depan. Apalagi beberapa profesi seperti Polisi, Tentara, Pilot tentu saja membutuhkan tinggi badan dan berat badan yang proporsional sebagai syarat yang harus dipenuhi, sehingga dengan menerapkan pola gizi yang baik pada anak, tentu saja akan memperbesar kesempatan anak agar kelak dapat meraih apa yang dicita-citakan.
Dalam sesi pemaparan, dr. Nafisah Zahra selaku pemateri menyampaikan bahwa stunting bisa dicegah saat pada saat Ibu sedang Hamil, seperti pemberian makanan tambahan serta suplemen tambah darah.
Sehingga menjadi hal yang sangat penting untuk memberikan perlindungan ekstra kepada Ibu Hamil agar terhindar dari masalah kesehatan seperti anemia, Kekurangan Energi Kronik (KEK) dll.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Nafisah juga menyampaikan agar Ibu-Ibu yang memiliki Bayi supaya rutin memeriksakan bayinya ke Posyandu, walaupun hanya periksa tinggi badan dan berat badan. Pemantauan tersebut tentu menjadi langkah konkret guna mencegah terjadinya stunting.
Kemudian, acara dilanjut dengan pemaparan oleh Ahli Gizi Zaskia Amirrul Rizqi Agustin, Ia menyampaikan bahwa salah satu tantangan dalam pemberian makan pada anak adalah GTM (Gerakan Tutup Mulut). Hal tersebut bisa diatasi dengan inovasi, seperti membentuk makanan yang menarik atau melibatkan anak dalam hal memasak.
“Ketika melibatkan anak memasak, ternyata anak lebih greget untuk memakannya” tutur Zaskia.
Sebelum pemaparan oleh Ahli Gizi, Zaskia dan Tim dari PKU telah mengkaji berat badan dan tinggi badan siswa kelas 1, hasilnya seluruh siswa MI 02 Muhammadiyah merden tidak ada yang dinyatakan stunting.
Kepala MI 02 Muhammadiyah Merden, Susilawati, S.Pd.I mengaku sangat berterimakasih kepada PKU yang telah datang memberikan sosialisasi kepada walimurid kelas 1, dirinya menilai bahwa masa pertumbuhan sangat penting guna menunjang proses pembelajaran siswa yang rata-rata tinggal di daerah pinggiran desa.
“Ini pertama kalinya sosialisasi kesehatan di Madrasah, saya menilai sosialisasi ini sangat bermanfaat bagi guru karena diringankan oleh PKU Merden yang telah memberikan pengetahuan tentang stunting kepada wali murid.” Tutur wanita yang telah menjabat sebagai Kepala Sekolah selama 13 tahun tersebut.
Pihaknya juga berharap agar orang tua yang hadir bisa mendapatkan pemahaman tentang stunting dan gizi yang bisa diberikan kepada anak, semoga ke depan tidak ada siswa MI 02 Muhammadiyah Merden yang mengalami Stunting atau Gizi Buruk.
Rangkaian sosialisasi cegah stunting ini merupakan kunjungan ketiga yang dilaksanakan setelah MI Muhammadiyah Mertasari dan MI 01 Muhammadiyah Merden, di mana pada kedua sekolah tersebut juga didapatkan hasil bahwa tidak ada siswa kelas 1 yang dinyatakan stunting.
Kunjungan ini merupakan salah satu peran AUM dalam menebarkan dakwah di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya mengusir kabut stunting yang masih menjadi masalah besar di Indonesia. (dhimas)