TERNATE, Suara Muhammadiyah – Eco-Bhinneka Muhammadiyah Ternate menggelar kemah keakraban pemuda dan pemudi lintas iman.
Kegiatan itu berlangsung selama dua hari. Yakni pada Sabtu sampai Minggu (29-30 Juli 2023) di Pantai Masirete, Sulamadaha, Ternate Pulau, Kota Ternate, Maluku Utara.
Sejumlah tokoh agama lintas iman turut dihadirkan seperti Sofyan Abas, Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Ternate, Gunawan Liem, Ketua Permabuddhi Maluku Utara, dan Eco Prasetyo, Tokoh Agama Hindu.
Ketua kegiatan, Marias Koupun, mengatakan kemah keakraban itu merupakan proses pembentukan kemampuan dan perilaku dalam membangun budaya perdamaian dengan saling memahami dan menerima antar sesama.
Selain itu untuk memupuk semangat kepedulian dan cinta terhadap kelestarian lingkungan dan peka akan permasalahan sosial.
“Kerusakan lingkungan di Kota Ternate harus diperhatikan sebagai bentuk kebutuhan tubuh manusia,” ujarnya.
Ia mengatakan, pemuda merupakan agen perubahan yang menjadi pilar utama dalam pencetus perubahan.
“Sebagai agen perubahan tentunya memiliki pikiran kreatif dan inovasi terbaru yang dipercaya memiliki peluang besar dalam menciptakan perdamaian baik di lokal, nasional maupun internasional,” ujarnya.
Gunawan Liem mengatakan, dalam Kitab Buddha bahwa manusia itu bagian dari alam. Jika alam itu rusak maka bahaya bagi manusia itu.
“Jika terjadi musibah alam maka itu bukan coba untuk kita, tetapi peringatan untuk kita bahwa kita terlalu jahil menghancurkan alam dengan sengajanya. Saya berharap teman-eman yang tergabung dalam komunitas ini, kegiatan ini Eco-Bhinneka Muhammadiyah dapat menjadi mentor penggerak pemberdayaan umat seluruh agama yang menciptakan kerukunan dan perdamaian,” ujarnya.
Sehingga ini, lanjut Gunawan merupakan tugas dari para pemuda pemudi yang tergabung dalam komunitas tersebut menyampaikan penyadaran kepada masyarakat dengan sosialisasi dan edukasi dan banyak berkolaborasi.
“Saya sangat apresiasi sekali dengan kegiatan ini, kiranya tidak sampai hari ini melainkan tetap berkelanjutan. Agar tetap tumbuh rasa persaudaraan yang diibaratkan seperti tangan terluka mata ikut menangis ini yang haru tumpuh kepada teman-teman lintas iman. bahwa gerakan yang lebih aktif itu gerakan anak muda,” tuturnya.
Sementara itu, Sofyan Abas mengaku tertarik dengan konsep kegiatan yang dibuat outdoor.
“Islam yang holistik, yang komprehensif yaitu tidak hanya berbicara tentang vertikal ilahi atau hubungan dengan Allah SWT saja, akan tetapi juga berbicara tentang hubungan horizontal atau hubungan antar manusia,” tuturnya.
Senada, Eco Prasetyo mengatakan, sebagai agen perubahan pemuda pemudi lintas iman Eco-Bhinneka Muhammadiyah Ternate harus mampu menghadirkan perubahan, moderasi beragama terhadap diri, masyarakat.
“Moderasi beragama di sini bukan melakukan pembaharuan cara ibadah agama, melainkan moderasi beragama yaitu bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain dan sadar akan perbedaan,” tukasnya.