LHOKSEUKON, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Aceh Utara melaksanakan Musyawarah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang ke-XVII sebagai salah satu bentuk regenerasi pucuk pimpinan di daerah tersebut. Musyda yang bertemakan “Menduniakan akhlak mulia kader yang berkemajuan di bumi Samudera Pasai,” diharapkan dapat memberikan kemajuan serta dapat membangun kerjasama yang baik dengan pemerintahan.
Dalam arahan dan bimbingan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh A. Malik Musa S. H., M. Hum menyampaikan di kegiatan musyda Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-XVII ini diharapkan berjalan dengan baik sehingga prosesnya bisa kita laksanakan dari awal hingga akhir menjelang pemilihan nanti.”
Malik Musa di hadapan ratusan kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Kabupaten Aceh Utara, IPM, IMM, Pemuda Muhammadiyah, NA menyampaikan apa yang menjadi program unggulan PWM Aceh kedepannya dan meminta agar seluruh PDM se-Aceh untuk memberikan dukungan penuh terhadap program yang sudah di tetapkan.
Salah satu program yang sedang kita kerjakan kata Malik Musa adalah ke depan Muhammadiyah aceh akan bangun rumah sakit Syar’iah, SPBU serta beberapa program lainnya yang terkait dengan kebutuhan rumah tangga, kesemuanya ini sudah mendapat persetujuan dari Pimpinan Pusat.
Dalam musyda ke-XVII ini terpilih 13 Formatur diantaranya Abdul Muthalib, Abdul Muis, Abdul Qawi, Anwar, Azhar Hasbi, Basyirun, Muklis, Kamaruddin, Mauni Safri, Miftahuddin, Syahrul Munar, Y. Yosya dan Husni
Musyda Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-XVII di Kabupaten Aceh Utara ini terlihat hadir Wakil ketua PWM Aceh Dr. H. Taqwaddin S.H., S.E., M.S, Bendahara Umum PWM Aceh Dr. H. Amiruddin Husein , MA.
Setelah proses pemilihan formatur dilakukan maka tim formatur yang telah di bentuk memutuskan sebagai ketua PD Muhammadiyah periode 2022-2027 Ketua T. Anwar, M. A, Sekretaris Abdul Muis, S. Tr. T dan Bendahara Syahrul Munar.
Dalam kata sambutan pertamanya ketua terpilih T. Anwar, M. A, menyampaikan dalam masa kepemimpinan beliau ke depan ada tiga program utama diantaranya meningkatkan perekonomian di Muhammadiyah Aceh Utara, membangun kerja sama dengan pemerintah daerah dan mendata kembali aset Muhammadiyah Aceh Utara baik itu bagian wakaf dan amal usaha lain. Ini akan menjadi titik awal pencerahan nama Muhammadiyah Aceh Utara.
Beliau menambahkan lagi, PWM Aceh dan PDM terus bisa untuk saling berkontribusi untuk segala hal yang mengenai program yang bisa dijalankan bersama melalui majelis daerah dan majelis wilayah. (Agusnaidi B/Riz)