YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan, pentahelix sebagai sebuah konsep yang mengkolaborasikan berbagai pemangku kepentingan dapat menjadi salah satu solusi. Dengan melibatkan lima aktor yaitu pemerintah, akademisi, aktivis, industri, dan masyarakat, pentahelix cocok untuk diterapkan di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Dalam acara International Conference on Sustainable Innovation (ICOSI) pada Rabu (9/8), Prof. Rofikoh Rokhim, S.E., S.IP., DEA., Ph.D, Wakil Komisaris Utama BRI menyampaikan jika Indonesia telah berfokus untuk mengembangkan industri ekonomi kreatif dan pariwisata.
“Semenjak pandemi Covid-19, pemerintah ingin agar sektor pariwisata menjadi sektor yang semakin berkembang. Ini tentu saja memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, dimana pengembangan pariwisata akan selaras dengan pertumbuhan ekonomi kreatif yang sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional,” ujar Rofikoh.
Rofikoh yang menjadi salah satu pembicara dalam acara konferensi internasional tahunan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini pun menjelaskan bahwa selama tahun 2022, telah banyak peluang yang tercipta dari kolaborasi dengan model pentahelix. “Pariwisata tentu akan sangat memengaruhi pendapatan nasional kita, yang telah menyumbang 3,6 persen dari total PDB Indonesia. Di samping berhasil mendatangkan turis asing sebanyak 4,58 juta, selama tahun 2022 telah tercipta 3 juta lapangan kerja baru. Sektor pariwisata sendiri telah menjadi lapangan kerja bagi 22,89 juta masyarakat,” imbuhnya.
Guru Besar bidang keuangan di Universitas Indonesia (UI) ini juga optimis bahwa dengan memaksimalkan kolaborasi dari seluruh aktor yang terlibat, semakin memperbesar kesempatan untuk memanfaatkan momentum yang akan menjadi peluang tidak hanya di sektor pariwisata. “Kemampuan adaptasi dan fleksibilitas juga akan mempengaruhi kesuksesan dalam membangun ketahanan di masyarakat,” pungkas Rofikoh.
Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN Eng. menyambut dengan baik seluruh tamu dan peserta yang menghadiri ICOSI tahun ini. Diselenggarakan selama dua hari hingga Kamis, 10 Agustus 2023, Gunawan ingin agar konferensi ini menjadi momentum untuk berkumpulnya para akademisi, pelaku industri, dan pemerintah untuk menghasilkan dampak di masyarakat melalui penelitian dan kolaborasi.
“Dalam konferensi internasional ini, terdapat lebih dari 800 pemakalah yang telah mengumpulkan 1,100 abstrak dan 900 tulisan ilmiah. Ini menjadi bukti nyata kami dalam memajukan pengetahuan dan membentuk dunia yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujar Gunawan.
Selain Rofiqoh, hadir sebagai pembicara kunci dalam konferensi tsb juga adalah Shariq Siddiqui, Ph.D., Direktur Inisiatif Philanthropy Muslim, Lily Family School of Philanthropy, Indiana University, Amerika Serikat.
Gunawan juga mendorong seluruh peserta untuk merangkul kolaborasi dan pertukaran pengetahuan lintas disiplin. “Kolaborasi memungkinkan kita sebagai akademisi untuk menerjemahkan hasil penelitian menjadi penerapan secara praktikal yang dapat menguntungkan masyarakat. Konferensi seperti ICOSI dapat menumbuhkan lingkungan dimana pengetahuan dapat disebarluaskan dan dituangkan ke dalam aksi nyata,” imbuhnya. (ID)