JAKARTA, Suara Muhammadiyah- Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah resmi meluncurkan program pendidikan “Baroroh Baried Program” atau BBP, sekaligus webinar bertajuk “1001 cara menjadi Master dan Doktor”, Sabtu (12/8/2023). Program ini merupakan realisasi sinergisitas antar bidang untuk mewujudkan visi Nasyiatul Aisyiyah 1 Abad yakni menjadikan putri Islam yang progresif, bermartabat, mendunia dalam menggerakan peradaban dan komunitas lokal.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Ariati Dina Puspitasari, menyatakan untuk mewujudkan visi tersebut, maka dibutuhkan kader Nasyiah yang memiliki ilmu sehingga dengan ilmu tersebut mampu melakukan amal sebagaimana yang telah diajarkan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Ariati mengingatkan, kala itu KH Ahmad Dahlan telah menempatkan perempuan dalam ruang yang istimewa terutama dalam menimba ilmu.
“Dengan menimba ilmu, ini bisa memaksimalkan potensi perempuan. Sebab peran perempuan itu penting untuk mewarnai peradaban. Dengan melanjutkan studi lebih lanjut, ini dalam rangka menjadikan pribadi kita lebih beriman lagi, bertaqwa lagi dan bisa mencerahkan masyarakat sekitar,” ucap Ariati Dina dalam sambutannya.
Melalui Baroroh Baried Program ini, Ariati berharap kader Nasyiatul Aisyiyah di seluruh Indonesia dapat mengakses peluang beasiswa agar bisa melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Ia melaporkan, sejauh ini Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah telah menjajaki komunikasi dan sinergisitas dengan lembaga internal persyarikatan maupun lintas kementerian untuk mengakses sejumlah program bantuan pendidikan.
“Kami (Nasyiatul Aisyiyah) mencoba melakukan berbagai kerjasama baik dengan internal Muhammadiyah atau berbagai Kementerian, tentunya untuk mensupport program ini, sehingga kader Nasyiah di seluruh Indonesia memiliki peluang beasiswa dari lembaga tersebut. Maka mari kita luruskan niat kita untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, semoga diberikan kemudahan, mendapat barokah dan manfaat terutama pada peningkatan kesejahteraan, lalu menjadikan kita manusia yang lebih bermanfaat,” imbuh Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ini.
Peluncuran program pendidikan Baroroh Baried Program ini mendapat dukungan dari Ketua Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bambang Setiaji. Ia mengungkapkan program pengembangan kapasitas SDM merupakan jangka panjang dan perlu didukung. Ia pun memberikan semangat kepada pada kader Nasyiatul Aisyiyah untuk menimba ilmu selagi muda.
“Program SDM itu sifatnya jangka panjang, untuk karir penggunaannya bisa sampai puluhan tahun, bisa semakin awet. Jangan menunggu tua untuk menjadi doktor, mumpung masih muda kejarlah program doktoral,” ucap Bambang dalam amanahnya.
Bambang mengungkapkan, ada banyak peluang beasiswa yang bisa diakses kader persyarikatan termasuk Nasyiatul Aisyiyah yang sudah diupayakan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Sejumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), kata Bambang, sudah mulai memfasilitasi diskon atau pengurangan biaya kuliah. Selain itu, lanjut Bambang, Muhammadiyah juga menjalin kerjasama dengan sejumlah bank untuk pembiayaan kuliah.
“Ada juga program pembiayaan studi programnya bekerjasama dengan bank, jadi bisa diangsur selama 10 tahun, atau per semester, jadi murah banget. Dan itu SPP nya sudah dikurangi, bank memberikan pembiayaan bantuan studi,” terang Bambang.
Lebih lanjut Bambang berpesan agar Nasyiatul Aisyiyah merambah jangkauan pemberdayaan terhadap sektor ekonomi rakyat. Menurutnya ekonomi rakyat terutama UMKM banyak didominasi perempuan sebagai pelaku utama. Ekonomi rakyat ini, kata Bambang, sangat perlu diadvokasi dan diperkuat sehingga dapat mewujudkan kemandirian perempuan dalam hal ekonomi.
Kegiatan ini dilanjutkan webinar bertajuk “1001 cara menjadi Master dan Doktor dengan narasumber Fitri Arofiati, selaku Kepala Lembaga Kerjasama dan Internasional UMY dan Anggota Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dan Siti Khuzaiyah, Candidate at Universiti Brunei Darussalam Graduate Scholarship. Keduanya akan membagikan pengalaman dan cara mengakses beasiswa melanjutkan studi master-doktor. (Tsani/Yofa)