PEKANBARU, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) Implementasi Pengembangan Model Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) berbasis proyek tanggapan bencana pada Jumat (13/7/2023). Kegiatan dilaksanakan di Auditorium Gedung KH Ahmad Dahlan, Kampus Utama Umri, jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru.
Hadiri dalam kegiatan itu Rektor Umri Dr H Saidul Ami MA, para Wakil Rektor, para Dekan, para Ketua Program Studi serta dosen pengampu MKWK. Pada kegiatan itu turut hadir Tim Pakar MKWK Kemendikbud Ristek Dr Epin Saepudin MPd yang diundang khusus.
Dalam pengarahannya, Rektor Umri Dr H Saidul Amin MA menyebut bahwa Provinsi Riau memiliki dua bencana yang sering kali terjadi yakni Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) serta banjir. Hal ini kiranya menjadi perhatian bagi dosen pengampu mata kuliah MKWK.
“Dalam prmbelajaran, implementasi MKWK berbasis proyek dan bencana ini agar tidak hanya bersifat sistematis dan apa adanya ataupun menunggu datang bencana, baru bersiap-siap tapi perlu dipersiapkan dalam bentuk yang nyata,” katanya.
Menurutnya mata kuliah MKWK yang terdiri dari Agama (Al Islam Kemuhammadiyahan), Pancasila, Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia nantinya dapat dijadikan kesatuan yang mampu membuat perubahan.
“Pengajaran agama, kewarganegaraan, Pancasila dan Bahasa Indonesia tidak seperti dulu lagi. Agama tidak lagi sekedar kitab suci yang ada di langit akan tetapi agama harus di ajarkan sebagai way of life sikap dari perilaku hidup, demikian juga kewarganegaraan bukan sekedar ada di atas kertas tapi bagaimana kewarganegaraan yang dipelajari dikampus menciptakan pribadi-pribadi yang menjaga NKRI,” ujarnya.
Selain itu ia berujar bahwa bahasa bukan hanya sekedar alat komunikasi tetapi bahasa kedepan harus menjadi jati diri bangsa Indonesia.
“Seperti yang dikatakan orang Melayu lama, bahwa sebuah bahasa menentukan bangsa. Perlu ada pengorbanan perlu ada formula khusus untuk mengajarkan tiga bentuk mata kuliah yang kita masukkan kedalam MKWK dihadapan generasi milenial,” ujar Saidul Amin.
Ketua Tim MKW Siti Niah M.Pd, mengatakan saat ini Kemendikbud Ristek memberikan luaran dengan pengajaran yang berbeda yakni pengajaran berbasis proyek dari empat mata kuliah MKWK.
“Jadi bapak ibu dosen sudah seharusnya mengubah atau menambahkan luaran mahasiswa salah satunya adalah berbasis projek setelah ini akan ada FGD untuk masing-masing mata kuliah,” katanya.
Ia juga berharap kegiatan ini dapat memberikan informasi pada seluruh dosen MKWK bahwasanya dengan projek ini mahasiswa dapat pengalaman baru.
“Mahasiswa diharus berfikir Kritis berkolaborasi diluar pembelajaran memberikan pengalaman serta seluruh dosen harus berkolaborasi untuk luaran mahasiswa yang mana kita ambil tema tanggap bencana yang dimana setiap tahunnya ada tema yang berbeda-beda,” pungkasnya.
Wakil Rektor I Umri Dr. Wirdati Irma, S. Pd., M.Si dalam arahannya menyambut baik kegiatan sosialisasi dan FGD. Menurut Wirdati, empat mata kuliah wajib harus ada di perguruan tinggi, diantaranya mata kuliah agama, pancasila, kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia dan kegiatan FGD ini kata Wirdati, akan menjadi acuan bagi dosen yang mengampu mata kuliah ini. Setiap semester akan terjadi perubahan atau RPS.
“Dosen yang mengampu mata kuliah ini adalah orang yang memiliki kompetensi tidak hanya sebatas teori dan bukan orang sembarangan. Untuk kedepan mudah mudahan materi ini dapat diaplikasikan. Selamat mengikuti FGD semoga kita dapat mewujudkan untuk model pembelajaran,” tuturnya.