YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pemakaman Tokoh Muhammadiyah di Yogyakarta tersebar beberapa titik diantaranya seperti Karangkajen, Kauman, Kuncen hingga Taman Makam Husnul Khotimah, Nanggulan, Kulonprogo. Dalam rangka menghormati warisan para tokoh yang telah berjasa bagi gerakan Islam modern di Indonesia perlu revitalisasi menjadi destinasi wisata religi yang memikat.
Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari, MA Dt Marajo mengungkapkan bahwa revitalisasi pemakaman ini merupakan inisiatif besar dalam mengembalikan kehormatan pada tokoh-tokoh Muhammadiyah yang telah berjuang keras dalam memajukan Islam moderat dan pendidikan di Indonesia.
Sejumlah makam dan monumen tokoh-tokoh seperti KH Ahmad Dahlan, Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan), KH Fachrodin, Ki Bagus Hadikusumo, dan tokoh-tokoh Muhammadiyah lainnya perlu perhatian khusus. Yaitu dengan pemugaran dan perbaikan yang cermat dengan tetap berlandaskan nilai-nilai Islam.
“Kami ingin mengambil inspirasi, mengambil ibrah atas peran-peran yang telah dilakukan semasa beliau hidup yang tentunya ingin kita contohkan hari ini, bil khususnya dalam mengembangkan Suara Muhammadiyah dan Persyarikatan Muhammadiyah,” ungkap Deni dalam agenda Ziarah ke makam para tokoh Muhammadiyah di Yogyakarta, Senin (14/8/2023).
Agenda Ziarah Tokoh ini merupakan salah satu bagian dalam menyambut Milad ke-108 Suara Muhammadiyah. Diikuti oleh jajaran Direksi PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah, awak redaksi Majalah Suara Muhammadiyah serta para karyawan majalah tertua yang masih eksis hingga saat ini.
Wisata religi ini merupakan langkah strategis dan terintegrasi, apalagi Muhammadiyah sudah memiliki SM Tower and Convention yang berada di Yogyakarta sebagai Ibu Kota Muhammadiyah.
Kemudian, selain memperbaharui makam dan prasasti atau monumen, revitalisasi makam para tokoh Muhammadiyah juga direncanakan pengembangan fasilitas. Bagian dari revitalisasi ini bertujuan untuk pusat edukasi dan budaya di arena pemakaman.
Rencananya pusat edukasi menyajikan pameran interaktif tentang sejarah gerakan Muhammadiyah, pemikiran para tokoh, dan kontribusi mereka terhadap pendidikan dan sosial di Indonesia. Ini tidak hanya menjadi tempat bersejarah, tetapi juga menjadi tempat pembelajaran yang bermanfaat bagi generasi muda.
Dengan revitalisasi ini, Pemakaman Tokoh Muhammadiyah telah bertransformasi menjadi tujuan wisata religi yang menarik bagi masyarakat lokal dan wisatawan. Wisatawan dapat menghargai keindahan dan ketenangan lingkungan, sambil menghormati dan mempelajari nilai-nilai keagamaan yang diwariskan oleh para tokoh Muhammadiyah.
Perlu Dukungan
Deni Asy’ari berharap proyek revitalisasi ini mendapat dukungan luas dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk organisasi keagamaan, pemerintah daerah, dan tokoh-tokoh Muhammadiyah saat ini. Mereka percaya bahwa pemakaman yang diperbaharui akan menjadi pengingat penting tentang sejarah gerakan Islam moderat dan inspirasi untuk mengembangkan nilai-nilai toleransi dan pendidikan di masa depan.
Revitalisasi Pemakaman Tokoh Muhammadiyah ini menggambarkan komitmen untuk melestarikan dan menghormati warisan intelektual dan keagamaan yang telah ditinggalkan oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah. “Dengan pengembangan fasilitas modern dan area-area yang menenangkan, tempat ini telah berubah menjadi titik konvergensi antara spiritualitas, sejarah, dan pendidikan,” pungkasnya. (Riz/Cris)