BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Wakil Rektor I UM Bandung Dr Hendar Riyadi MAg mengatakan bahwa minimal ada tiga hal yang akan membuat sebuah kampus menjadi kuat dan hebat.
Pertama, arsitektur pendidikannya. Kedua, masifnya riset dan publikasi karya ilmiah. Ketiga, adanya pelayanan publik yang berkualitas.
Hendar Riyadi menuturkan para pendiri UM Bandung percaya bahwa visi akademik Islamic Technopreneurial University akan mampu mempromosikan arsitektur pendidikan, riset, dan pelayanan publik yang kuat dan hebat.
Semua itu, kata Hendar Riyadi, dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia masa depan yang berintegritas, islami, memiliki kemampuan leadership dan kemandirian, serta keterampilan wirausaha dengan kecakapan teknologi.
”Dengan demikian, mereka akan mampu berkontribusi meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa dalam percaturan global,” ucap Hendar Riyadi saat menjadi pemateri dalam kegiatan ”Mimbar Iqra” di ruang pertemuan lantai 5 UM Bandung pada Selasa (16/08/2023).
Kemudian Hendar Riyadi menjelaskan terkait empat prinsip Islamic Technopreneurial University yang menunjang kesuksesan UM Bandung.
Pertama, nilai-nilai Islam. Ini menjadi nilai dasar, prinsip universal, dan spirit peradaban. Kedua, kemandirian. Hal ini terkait dengan kemerdekaan ekonomi, politik, dan sosial. Termasuk juga soal pentingnya kolaborasi, menguasai teknologi, hingga koneksi bisnis.
Ketiga, leadership atau kepemimpinan. Hal ini termasuk di dalamnya kepeloporan, manageral skill, komunikasi, dan sebagainya. Keempat, manfaat. Yakni segala hal yang dilakukan harus memberikan manfaat dan berdampak positif hingga konstruktif secara luas.
”Pada intinya, UM Bandung memandang bahwa agama (Islam), sains, teknologi, seni, dan entrepreneurship (kewirausahaan) merupakan kesatuan senyawa yang tidak bisa dipisahkan,” tandas Hendar Riyadi.
Melestarikan tradisi keilmuan
Penggagas Mimbar Iqra UM Bandung Roni Tabroni SSos MSi mengatakan bahwa kegiatan diskusi semacam ini berlangsung dalam rangka memelihara tradisi akademik dan kelimuan di UM Bandung. Terlebih sivitas yang aktif sebagai aktivis di Muhammadiyah.
”Ini forum yang sangat baik untuk mendiskusikan berbagai hal. Termasuk inovasi, produk, pemikiran, pengabdian, dan sebagainya. Dengan diskusi semacam ini, kita bisa menyerap berbagai ilmu pengetahuan dan beradu gagasan,” kata Roni.
Ada sekira dua puluhan dosen hingga mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini. Mereka tampak antusias mengikuti dan berdiskusi di forum ini dengan suasana akrab dan santai. (FA)