Suara Muhammadiyah: Literasi untuk Mengisi Kemerdekaan

Suara Muhammadiyah

Cover SM Tahun 1915 (Dok SM)

Suara Muhammadiyah: Literasi untuk Mengisi Kemerdekaan

Oleh: Mustofa W Hasyim

Ada pesan rahasia Pangeran Diponegoro yang disampaikan secara berantai dari generasi ke generasi sampai pada Kiai dan ulama Jawa, termasuk ulama Kauman.

Pesan itu berbunyi:  “Jadilah manusia merdeka

Merdeka pikirannya

Merdeka dalam menerjemahkan ajaran agama dalam perbuatan dan perjuangan

Merdeka menjadi diri sendiri merdeka Kemerdekaan orang lain

Jadilah manusia merdeka karena manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang merdeka dalam pilihan hidupnya.”

 

Ketika Kisi Ahmad Dahlan dan sahabatnya mendirikan Muhamadiyah salah satu tujuannya adalah memerdekakan umat dan masyarakat dari kebodohan

Memerdekakan umat dan masyarakat dari keterbelakangan

Memerdekakan umat dan masyarakat dari kemiskinan

Memerdekakan umat dan masyarakat dari ketidakberdayaan

Memerdekakan umat dan masyarakat dari belenggu penjajahan pikiran dan penjajahan budaya.

Oleh karena itu Kiai Haji Ahmad Dahlan dan para sahabatnya berjuang melewati medan edukasi dan literasi

melalui lika liku liberasi dan humanisasi

melalui gerakan transendensi dan spiritualisasi ajaran agama dan pilihan budaya.

 

Suara Muhammadiyah merupakan jejak dan tonggak dari perjuangan literasi dan edukasi

Perkembangan liberasi dan humanisasi

Perjuangan transendensi dan spiritualisasi

dengan terjun langsung ke dalam arus utama modernisasi yang relijius

Jadilah Muhamadiyah dan Suara Muhamadiyah selalu bisa menyesuaikan diri dengan zaman dengan strategi Islam berkemajuan.

Sampai dengan usia 108, Suara Muhamadiyah tetap berpegang teguh pada khiittah dasar perjuangan Kiai Haji Ahmad Dahlan itu. Suara Muhammadiyah sebagai media edukasi, media literasi, media liberasi, media humanisasi, media transendensi dan media spiritualisasi yang terus-menerus bergerak menembus zaman dan masa depan.

Dengan serangkaian usaha literasi dan ekonomi dan usaha budaya berkemajuan, Suara Muhamadiyah menjadi bagian penting bagi kemajuan Muhamadiyah, umat Islam dan bangsa Indonesia.

Semoga selalu demikianlah adanya.

Aamiin.

Yogyakarta, 15 Agustus 2023

Exit mobile version