Dikdasmen-PNF PWM DIY Gali Potensi Sekolah Unggul Muhammadiyah
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Amanat Muktamar di Solo dan Musyawarah Wilayah (Musywil) adalah mewujudkan sekolah unggul berkemajuan dalam lingkungan pendidikan Muhammadiyah, terutama Yogyakarta sebagai kota Pendidikan sekaligus lahirnya Persyarikatan. Sehingga Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan NonFormal Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (Dikdasmen-PNF PWM DIY) memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mewujudkan amanat tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Ketua DikdasmenPNF DIY, Achmad Muhamad M.Ag., dalam acara diskusi publik dan Focus Group Discussion (FGD). Kegiatan yang mengusung tema “Menggali Potensi Keunggulan Sekolah/Madrasah Muhammadiyah” ini berlangsung pada Sabtu (19/8) di Grand Rohan Syariah Yogyakarta dan secara daring melalui kanal You Tube MUNAS Channel. Dikdasmen-PNF DIY menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi pendidikan Prof Dr Irwan Akib M.Pd, Dr Kasiyarno M.Hum, Prof Suyata Ph.D, Guru Besar Ilmu Pendidikan, Kepala SMA Muhammadiyah 3 Jakarta, Kepala SMK Negeri 2 Malang, dan MAN Insan Cendikia Serpong
Melalui FGD ini, Achmad meminta sumbang gagasan, ide, sekaligus kritikan masukan yang membangun. “Kami yakin dari ide dan gagasan yang kita terima bisa menjadi jalan untuk terus melangkah mewujudkan harapan Persyarikatan agar sekolah/madrasah Yogyakarta menjadi unggul dan berkemajuan,”.
“Keunggulan yang dimaksud tidak hanya dari satu perspektif, bisa dari berbagai perspektif dan beragam aspek, di mana masing-masing sekolah mampu mewujudkan keunggulan itu dan menguatkan sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat,” tambah Achmad.
Lebih lanjut, Achmad berharap para peserta yang hadir dalam kegiatan ini dapat menyerap gagasan dan pemikiran yang di sampaikan oleh narasumber. Sehingga tidak hanya sampai konsep, tetapi juga melahirkan rumusan langkah strategis dalam mewujudkan sekolah/madrasah yang unggul. “Tanpa keunggulan dan kemajuan sekolah, tentu kepercayaan dari masyarakat belum sepenuhnya kita peroleh,” tutup Achmad.
Senada dengan itu, amanah mewujudkan sekolah/madrasah yang unggul kembali ditegaskan oleh Ikhwan Ahada dalam sambutannya bahwa keputusan Musywil PWM mempertajam salah satu program istimewa dengan memperkuat pilar pendidikan Muhammadiyah DIY.
Sebagaimana keterlibatan Muhammadiyah dalam dunia pendidikan yang telah berlangsung sebelum Indonesia merdeka. Ia bercerita bahwa pendiri Persyarikatan, KH. Ahmad Dahlan pada 1913 tidak hanya sebagai pemimpin tetapi juga memimpinkan Muhammadiyah. “Secara pribadi, beliau menjadi contoh sosok pekerja dan memberikan pengorbanan yang tidak hanya menyumbang ide dan gagasan, tapi juga membongkar sebagian rumahnya dalam rangka menegakkan pilar pendidikan,”.
Ikhwan Ahada menyarankan agar pendidikan harus selaras dengan keadaban perlu dikedepankan dalam pendidikan Muhammadiyah. Melalui FGD ini, Ia berhadap bisa mewujudkan berbagai potensi keunggulan sekolah selain jumlah siswa. Keunggulan yang bisa muncul dari berbagai aspek.
“Maka keunggulan yang dikaitkan pada ikhsannya seseorang ini menjadi hal tepat baik dari dimensi kognisi, perilaku budaya, kemampuan spesifik sains dan teknologi, termasuk interpreuner seseorang,” tutup Ikhwan. (Guf/diko)