YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Guru Besar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Universitas Al-Azhar Prof. Muhammad Salim Abu Ashi tiba di Indonesia pada Sabtu (29/7). Kehadiran beliau di tanah air ialah untuk melakukan rihlah ilmiah ke berbagai daerah selama satu bulan lamanya.
Tidak ingin melewatkan momentum berharga ini, PCIM Mesir sebagai perpanjangan tangan persyarikatan di bumi kinanah menjalin kolaborasi dengan berbagai AUM untuk turut mengundang pakar ilmu tafsir tersebut agar berbagi ilmu dan pengalamannya di persyarikatan.
Diantara agenda beliau ialah mengisi dialog dan motivasi menuntut ilmu kepada para santri Madrasah Mu’allimin Muhamamdiyah Yogyakarta di Masjid Hajjah Yuliana Kampus Terpadu Mu’allimin Sedayu pada Ahad(20/8) mendatang.
Esok harinya, Senin(21/9), Prof. Muhammad Salim dijadwalkan menjadi narasumber dalam sebuah Seminar Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan tema “Alqur’an dan Integrasi Ilmu-ilmu Syariah, Sains dan Sosial Humaniora”. Seminar Internasional ini juga bekerjasama dengan Majelis Tarjih PP Muhammadiyah dimana Prof. Syamsul Anwar sebagai Ketua PP Muhammadiyah juga akan menjadi salah satu pembicara di dalammya.
Kemudian pada Selasa(22/9), beliau akan bertolak ke Surakarta untuk memberikan kuliah internasional di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dengan tema “Peran Al-Azhar dalam Merumuskan Metodologi Tafsir Kontemporer dan Posisinya terhadap Hermeneutika”.
Selain menjadi Profesor dan Guru Besar Ilmu Tafsir, Prof. Muhammad Salim juga menjabat sebagai Anggota Dewan Pengangkatan Guru Besar bidang Tafsir dan Ilmu Alqur’an di Universitas Al-Azhar. Beliau juga merupakan mantan dekan Fakultas Dirasat Ulya atau pascasarjana Al-Azhar yang sering diundang dalam banyak siaran televisi nasional Mesir untuk membantah berbagai syubhat orientalis dan pemahaman liberal sekuler terhadap Islam.
Ketua PCIM Mesir Hidanul Achwan berharap agar kedatangan beliau di tengah lingkungan keilmuan persyarikatan dapat mewarnai dinamika intelektual warga Muhammadiyah, terutama dalam bidang ilmu Alquran dan tafsir.
“Apalagi Majelis Tarjih PP saat ini juga sedang concern terhadap penulisan tafsir At-Tanwir. Kita juga berharap momen ini dapat menjadi sarana pengenalan persyarikatan lebih dalam kepada Al-Azhar sehingga terbuka lebih banyak peluang kerjasama kedepannya.” Imbuhnya. (hd)