YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Warisan budaya tak benda merupakan jembatan yang menghubungkan generasi masa kini dengan akar sejarah yang menginspirasi dan terus menjadi sorotan global dalam upaya menjaga dan mengenang nilai-nilai kultural yang melekat dalam perkembangan masyarakat.
Melalui kegiatan Diskusi Hari Pers Muhammadiyah, “Muhammadiyah dan Media: Kiprah Dakwah Pencerahan di Abad ke- 2,” yang dilaksanakan pada Rabu (23/08) di Rooftop SM Tower and Convention Yogyakarta, Wakil Ketua Majelis Pustaka Informasi (MPI) PP Muhammadiyah Bidang Arsip dan Sejarah, Wiwid Widyastuti, M.Hum., menyatakan salah satu contoh dari warisan ini adalah urgensi majalah Suara Muhammadiyah sebagai bagian penting dari budaya identitas masyarakat sebagai warisan budaya tak benda atau intangible.
Pada saat yang bersamaan, Wiwid mengatakan bahwa warisan budaya memiliki pembagiannya seperti benda (tangible) atau tak benda (intangible). Selain itu, Muhammadiyah sudah menyediakan beberapa peninggalan artefak benda (tangible) seperti, meja dan kursi Muhammadiyah di Kudus, Jawa Tengah yang berdiri tahun 1920.
“Betapa kuatnya pengaruh Muhammadiyah dalam perjuangan bangsa ini melalui heritage nya, Suara Muhammadiyah tidak hanya sebagai media cetak atau media online, tetapi juga berkontribusi untuk seluruh umat dengan menggerakkan tradisi literasi kepada masyarakat,” ucapnya.
Mematangkan Majalah Suara Muhammadiyah sebagai warisan budaya tak benda adalah langkah yang memberikan harapan bahwa nilai-nilai luhur yang dianut oleh para pendahulu kita tetap abadi dan menginspirasi generasi mendatang. Kita semua memiliki peran dalam menjaga dan mewariskan warisan ini, sebagai bagian penting dari perjalanan kultural dan spiritual bangsa.
Oleh karena itu, Majalah Suara Muhammadiyah telah menjadi sebuah ikon penting dalam percaturan intelektual, agama, dan budaya di Indonesia. Publikasi ini bukan sekadar lembaran kertas yang berisi tulisan, tetapi cermin dari perjalanan intelektual dan pandangan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui tulisan-tulisan, analisis mendalam, dan refleksi terhadap perkembangan umat Islam dan masyarakat Indonesia, majalah ini telah memainkan peran besar dalam membentuk pemikiran kritis dan kearifan lokal. (Na)