PWPM DIY 2023-2027 Resmi Dikukuhkan

PWPM DIY 2023-2027 Resmi Dikukuhkan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) D.I. Yogyakarta periode Musywil XVII siap menjalankan amanah selama 4 tahun ke depan. Hal ini ditunjukkan dalam Pengukuhan PWPM DIY yang berlangsung pada Sabtu 26 Agustus 2023, di Gedung AR Fachruddin Unit B Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Di periode 2023-2027 ini, PWPM DIY dinakhodai oleh Muhammad Arif Darmawan, ditemani oleh Imam Abror selaku Sekretaris dan Bendahara Abby Rizky Rasyid Mukti bersama 144 pimpinan dan anggota lainnya. Dengan mengusung tema “Revitalisasi Akar Keumatan, Bersinergi Gapai Tujuan”.

Pengukuhan turut dihadiri Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY Arif Jamali Muis, M.Pd, dan Wakil Ketua Ir. Azman Latif, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla beserta jajaran, Anggota DPD RI Drs. M. Afnan Hadikusumo, Calon Anggota DPD RI Ir. Ahmad Syauqi Soeratno, M.M., Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DIY, para senior Pemuda Muhammadiyah DIY, perwakilan ortom tingkat wilayah, OKP DIY, dan tamu lainnya.

Proses pengukuhan dilakukan oleh PP Pemuda Muhammadiyah dengan membacakan Surat Keputusan Pengesahan, lalu penyampaian ikrar siap sedia dari para pimpinan harian dan anggota PWPM DIY. Usai dikukuhkan, proses selanjutnya adalah serah terima jabatan dari Anton Nugroho selaku Ketua PWPM periode 2018-2022 kepada Muhammad Arif Darmawan selaku Ketua PWPM periode 2023-2027, disaksikan Sekretaris PWM DIY, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, beserta tamu undangan.

Mewakili jajaran PWPM DIY periode sebelumnya, Anton turut memohon maaf yang sebesar – besarnya jika dalam melaksanakan amanah ini terdapat banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak. Sekaligus berterima kasih kepada seluruh komponen yang mendukung dirinya serta kolega, sehingga dapat selesai melaksanakan amanah ini dengan baik.

“Kami ucapkan selamat atas pengukuhan PWPM DIY 2023 – 2027 yang diketuai oleh adinda Arif Darmawan, Imam Abror, Abby Mukti dan seluruh jajaran anggota PWPM DIY. Saya hanya bisa mendoakan semoga periode ini dapat menyelesaikan amanah dengan baik,” ucapnya dengan bangga.

Sementara itu, Arif Darmawan pada kesempatan ini memaparkan poin-poin penting dari gambar pada backdrop di pengukuhan PWPM DIY periode 2023 – 2027 ini. Mulai dari gambar gunung sebagai representasi dirinya yang merupakan putra kelahiran Gunungkidul, harus selalu turun ke Yogyakarta untuk meneguhkan tauhid (Tugu Jogja) yang harus ada pada diri kader pemuda.

Selanjutnya, Masjid Gedhe menggambarkan bagaimana gerakan pemuda harus berawal dari masjid kembali. Sebab banyak cabang ranting di DIY, para pimpinannya jarang menjadikan masjid sebagai tempat memulai gerakan dan karena itulah dirinya mendorong agar pemuda harus suka dengan masjid.

“Pemuda harus membangun kejayaan dan keberadaannya melalui masjid. Untuk itu, saya punya program satu kader pemuda harus punya binaan masjid. Kalau ini bisa terjadi, insya allah peradaban islam akan kita rasakan kebaikannya,” tegas Arif.

Lalu, gambar angkringan diartikan agar jangan lupa mengobrol untuk memberikan gagasan besar untuk PWPM DIY. Jadi, selain masjid, di angkringan pun gerakan pemuda harus bisa dikoordinasikan untuk membentuk ide kreatif.

Terakhir, pohon-pohon dimaknai olehnya sebagai surga. Artinya, dengan bermuhammadiyah melalui Pemuda Muhammadiyah ini diharapkan bisa mengantarkan para kader menuju surga Allah SWT.

“Kalau seandainya Muhammadiyah tidak menjadikan kita masuk surga, lebih baik tidak usah di Muhammadiyah. Untuk apa berada di Muhammadiyah kalau tidak bisa menjadikan kita masuk surga?” tegasnya di hadapan para hadirin.

Oleh karenanya, kata Arif, pemuda harus punya iman yang kuat, sehingga Allah akan memberikan kekekalan dan kebaikan yang lainnya kepada lingkungan sekitar. Sebab, Allah akan memberikan petunjuk kalau iman sudah kuat

“PWPM DIY bagian dari anak bangsa yang harus ikut dan mengisi ruang publik dan dakwah. Kita harus kerja bareng, dakwah di daerah cabang dan ranting itu berat. Jadi sarana transportasi dakwah ke sana harus kuat,” ujarnya.

Beberapa tamu undangan turut memberikan motivasi dan semangat. Mulai dari Dzulfikar yang menyampaikan tiga semangat pembaharuan. Pertama, tajdid al-ruh (etos), yang mana pemuda harus punya etos luar biasa jika ingin melakukan hal yang luar biasa. Maka, pemuda harus bekerja keras dan bersiap kehilangan waktu istirahat untuk mendapatkannya.

Kedua, tajdid al-iltizaa (komitmen), artinya komitmen yang paling baik dalam berorganisasi adalah harus berjuang dalam satu barisan yang sama, dalam satu shaf, serta punya frekuensi berpikir dan bertindak yang sama pula.

Ketiga, tajdid al-daai (prestasi), maksudnya performance prestasi ini menunjukkan bahwa apa yang terjadi nanti harus lebih baik dari kemarin dan hari ini.

“Generasi yang utama dan baik adalah  yang lahir dari keluarga biasa, namun melahirkan prestasi luar biasa dan saya yang berharap yang dilantik adalah orang terbaik dan mampu melahirkan prestasi luar biasa,” tutur Dzulfikar.

“Selamat bekerja kawan – kawan sekalian, jalan pasti ada persimpangan, kawah pasti berkerak. Tetapi, kerja kemajuan dan kebaikan tidak boleh kalah dengan pesimisme,” lanjutnya.

Lalu, Azman Latif dalam amanatnya menjelaskan bahwa dalam sejarah peradaban bangsa, pemuda selalu menjadi variabel penentu perubahan sejarah, terutama saat Sumpah Pemuda dan Kemerdekaan. Seandainya tidak ada desakan dari kaum pemuda, tentu Bung Karno tidak ada keberanian proklamasi.

Maka, kepada PWPM DIY, Azman menyampaikan tiga sifat pemuda. Pertama, keberanian untuk berbeda, menentang sesuatu yang dianggap tidak benar. Sejarah membuktikan hanya dengan keberanian, suatu sejarah bisa berubah.

Kedua, revolusioner. Pemuda mesti tidak puas dengan keadaan saat ini, termasuk ketika ada program atau kegiatan yang tidak terealisasikan.

Ketiga, kurang pengalaman. Meski begitu, justru karena itulah, kalau kemudian ada kesalahan itu tidak apa -apa, karena memang tidak tahu. Pak AR Fachruddin menggambarkannya dengan anekdot, orang yang tahu akan takut ketika berhadapan dengan harimau, namun kalau yang tidak tahu akan menganggapnya sebagai kucing. Menurutnya, ini jadi perlu untuk mengasah alam pikiran di sekitar.

Azman juga menilai Pemuda Muhammadiyah perlu mengasah kepekaan alam sekitar, karena anggotanya sangat heterogen, artinya tidak semua pintar dan bodoh, maka perlu diasah.

“Jadi, kegiatannya jangan cuma seminar, karena yang di bawah tidak akan tertarik. Harus ada variasi dalam kegiatan-kegiatannya,” pesan Azman.

Sebagai penutup, Azman turut mengucapkan selamat atas dikukuhkannya PWPM DIY periode 2023-2027 serta berterima kasih kepada pimpinan PWPM DIY sebelumnya.

“Terima kasih kepada PWPM DIY sebelumnya, mudah- mudahan apa yang dilakukan bersama PWM DIY menjadi pahala. Kepada PWPM DIY baru, selamat datang dan mari kita bekerja sama,” tutup Azman. (Dzikril)

Exit mobile version