Muhammadiyah Harus Lepas Dari Kedhuafaan
Muhammadiyah sejak awal berdirinya mengandalkan bidang pendidikan dan kesehatan. Amal usaha dari dua pilar utama ini tumbuh dimana-mana, ribuan sekolah dari pendidikan usia dini hingga perguruna tinggi tumbuh dimana-mana. Demikian pula amal usaha di bidang kesehatan, poliklinik hingga rumah sakit juga tumbuh meski tak sebanyak di bidang pendidikan. Kini ada pemikiran agar Muhammadiyah tak hanya berkutat di dua bidang ini. Perlu satu bidang lagi untuk tumbuh berkembang bersama bidang pendidikan dan kesehatan.
Untuk membicarakan hal ini, Lutfi Effendi dari Suara Muhammadiyah berbincang dengan Prof Dr Bambang Sudibyo, Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Majelis Pemberdayaan Masyarakat yang selama ini telah membina buruh, tani dan nelayan untuk hidup lebih baik. Baginya pemberdayaan buruh, tani, dan nelayah adalah pemberdayaan ekonomi mereka. Lebih lanjut kita simak dialog di bawah ini:
Setelah satu abad Muhammadiyah bergerak dalam dua pilar, pendidikan dan kesehatan, ada pemikiran agar Muhammadiyah menambah geraknya dalam pilar yang lain, sebagaimana dilakukan Majelis Pemberdayaan Masyarakat, dalam bidang buruh, tani dan nelayan. Bagaimana pemikran yang demikian ini?
Apa yang dilakukan Dr Said Tuhuleley itu memang bagus. Bahkan menurut penilaian saya, ini merupakan majelis yang sesuai antara perencanaan dan pelaksanaannya. Kerja-kerja ini merupakan upaya menumbuhkan semangat al maun yang sudah hampir terlupakan.
Semangat pemberdayaan kepada buruh, petani dan nelayan ini sebenarnya merupakan upaya pemberdayaan eknomi bagi kelompok-kelompok ini. Upaya menanamkan jiwa enterprenership bagi mereka untuk bengkit dan maju lepas dari kedhuafaan.
Upaya-upaya yang demikian akan lebih baik jika didukung oleh kekuatan ekonomi dan bisnis yang dimiliki Muhammadyah secara institusional. Karenanya, Muhammadiyah harus lepas dari kedhuafaan terlebih dahulu untuk dapat mengentaskan lebih banyak dhuafa di kemudian hari. Ini yang harus dilakukan Muhammadiyah di masa mendatang.
Apakah Muhammadiyah selama ini kurang memperhatikan hal ini?
Selama ini Muhammadiyah kurang memperhatikan hal ini, karena umumnya pengurus Muhammadiyah dari pusat, wilayah, daerah, cabang hingga ranting adalah PNS (pegawai negeri sipil). Mereka bekerja sesuai dengan petujuk operasional dan kurang dalam melakukan terobosan-terobosan dalam dakwahnya.
Berbeda pada awal berdirinya, Muhammadiyah banyak melakukan terobosan dalam dakwahnya. Karena banyaknya para enterprenership yang menjadi pengurus Muhammadiyah. Sebagai catatan, pendiri Muhammadiyah, KHA Dahlan, sendiri, kan seorang pedagang. Juga pengurus yang lain. Bahkan Muhammadiyah tumbuh di daerah lain karena adanya hubungan bisnis dengan Kiai Dahlan.
Di kalangan warga Muhammadiyah selama ini juga kurang berkembang jiwa enterprenership ini. Pebisnis-pebisnis Muhammadiyah yang berhasil menjadi besar tidak banyak, bisa kita hitung dengan jari tangan. Karenanya jika tak mungkin tumbuh secara individual harus ditopang upaya-upaya instisional Muhammadiyah.
Apakah secara institusional Muhammadiyah mampu melakukan hal yang demikian?
Muhammadiyah sangat mampu melakukan hal yang demikian. Hal ini ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan syariah yang besar di beberapa daerah, terutama di daerah Jawa Tengah. Selain mampu meningkatkan kekuatan ekonomi nasabahnya, juga mampu mendukung dakwah di bidang lain.
Mereka mampu mendukung berdirinya Rumah Sakit di beberapa daerah yang merupakan kekuatan pokok pada pilar kesehatan. Rumah Sakit Muhammadiyah yang ada di Pati dan juga di Wonosobo sebagai salah satu contoh keberdayaan ekonomi dalam mendukung pilar kesehatan ini. Bahlan sejumlah lembaga pendidikan bisa tumbuh baik karena adanya dukungan kekuatan dari lembaga keuangan yang dikelola Muhammadiyah.
Sebaliknya lembaga-lembaga kesehatan dan pendidikan yang dikelola secara profesional, tanpa mengabaikan unsur bisnisnya, juga akan dapat berkembang dengan baik. Semakin baik lembaga ini tentu akan berdampak lebih baik kepada persyarikatan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat tingkat bawah.
Dapat memberikan contoh beberapa lembaga pendidikan yang mampu mengembangkan diri karena kekuatan ekonomi yang dimilikinya?
Beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) yang besar sudah memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri menjadi kekuatan ekonomi yang menjadi milik persyarikatan. Ini bisa lihat di Jawa Timur dengan Universitas Muhammadiyah Malang, di Jawa Tengah ada Universitas Muhammadiyah Surakarta, di Yogyakarta ada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Ahmad Dahlan. Demikian pula di Jakarta ada Universitas Prof Dr HAMKA dan juga Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Mereka mampu mengembangkan diri dengan sayap-sayap bisnisnya. Universitas Muhammadiyah Malang dengan mengembangkan bisnis di bidang perhotelan dan perkebunan akan lebih dapat memberdayakan masyarakat di sekitarnya. Demikian pula Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang konsens (perhatian) pada bisnis konstruksi akan dapat meningkatkan kemampuan buruhnya.
Bahkan sejumlah perguruan tinggi Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan ini, mereka ada juga mampu mengembangkan diri bergerak di bidang kesehatan. Ini karena kekuatan ekonomi yang mereka miliki. Saya kira perguruan tinggi Muhammadiyah yang lain perlu mencontoh mereka yang sudah berhasil mengembangkan diri dengan kekuatan ekonomi yang dimilikinya, agar lebih banyak masyarakat lingkungannya yang diberdayakan. Apakah itu dari masyarakat buruh, petani maupun nelayan.
Lalu langkah berikutnya?
Kekuatan ekonomi bisnis yang dikembankan institusi, diharapkan mampu mengangkat dan memberdayakan ekonomi warga Muhammadiyah dan warga masyarakat yang menjadi binaannya. Dengan meningkatkan seluruh warga, baik itu dari kalangan buruh, tani, dan nelayan maka ekonomi mereka akan meningkat dan lepas dari kedhuafaan.
Dengan lepasnya mereka dari kedhuafaan maka Muhammadiyah juga akan lepas dari kedhuafaan. Muhammadiyah akan lebih disegani. Muhammadiyah akan lebih mandiri. Apalagi jika banyak warga Muhammadiyah yang dapat terangkat menjadi orang yang di atas rata-rata, maka akan lebih banyak yang dapat dilakukan Muhammadiyah. (eff).
—
Dialog Prof Dr Bambang Sudibyo