M Muchlas Abror
Manusia Muslim yang shalih dan Muslimah yang shalihah adalah modal pertama dan menjadi faktor utama untuk membangun keluarga yang shalih. Keluarga seperti itu hanya dapat diwujudkan melalui pintu pernikahan. Karena itu, Islam menganjurkan kepada pemuda yang telah mampu menikah, maka menikahlah. Dengan menikah, kehormatan diri menjadi terjaga. Pernikahan merupakan solusi terbaik untuk tersalurnya nafsu manusia, tetapi tetap dalam bingkai kerahmatan dan diridhai Allah. Selain itu, dari pernikahan diharapkan lahir anak keturunan yang shalih dan atau shalihah, sebagai penyambung keluarga dan penerus generasi. Dan dalam rumah tangga itu dapat diwujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.
Keluarga, menurut keputusan Munas Tarjih ke-28 di Palembang (telah ditanfidzkan oleh PP Muhammadiyah), dimaknai “Orang seisi rumah, terdiri dari orangtua, dapat kedua orangtua atau salah satu ayah atau ibu, beserta maupun tanpa anak, dapat juga bersama anggota keluarga lain yang menjadi tanggungan dan orang yang membantu dalam keluarga tersebut”. Selanjutnya Keluarga Sakinah didefinisikan sebagai “Bangunan keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan tercatat di KUA yang dilandasi rasa saling menyayangi dan menghargai dengan penuh rasa tanggungjawab dalam menghadirkan suasana kedamaian, ketenteraman, dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat yang diridhai Allah Swt”.
Setiap Muslim setelah menikah harus menjadi keluarga bertanggung jawab. Tidak sebaliknya. Semestinyalah setiap Muslim meyakini dan menaati ajaran Islam. Dirinya tahu dan paham mempunyai beberapa tanggung jawab. Sekurang-kurangnya setiap keluarga memiliki tiga macam tanggung jawab, yaitu : tanggung jawab kepada Allah, tanggung jawab kepada keluarga sendiri, dan tanggung jawab kepada keluarga lain.
Pertama, tanggung jawab kepada Allah. Manusia hidup di dunia ini mengemban amanah Allah. Berkeluarga hakikatnya melaksanakan amanah mulia itu untuk membentuk keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Allah pasti berhak minta pertanggungjawaban kepada hamba-Nya bagaimana melaksanakan amanah-Nya dalam membangun hidup berkeluarga. Apalagi sejak dini Dia telah mengingatkan dengan firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Qs [66]: 6). Arahan itu merupakan salah satu bentuk peringatan kepada keluarga untuk diperhatikan, ditaati, dan dilaksanakan. Agar keluarga, dalam hal ini pimpinannya, bertanggung jawab mengarahkan segenap anggota keluarganya dengan sungguh-sungguh. Sehingga, terhindar dari ancaman berat itu.
Kedua, tanggung jawab kepada keluarga sendiri. Orangtua, sebagai pimpinan dalam keluarga, tentu mempunyai tanggung jawab kepada keluarga sendiri. Karena itu harus dapat melakukan banyak peran dengan baik. Salah satu peran penting orangtua adalah sebagai pendidik. Di keluargalah, memang, anak-anak pertama kali memperoleh pendidikan. Sedangkan guru atau pendidik pertama mereka adalah ibu-bapak mereka sendiri. Benar bila dikatakan bahwa keluarga adalah tempat pendidikan pertama bagi anak-anak. Orangtua harus memberi, menanamkan, dan membekali pendidikan agama secara baik kepada mereka. Semoga mereka menjadi manusia beriman, beribadah, berakhlak, cerdas, berilmu yang bermanfaat, dan banyak beramal shalih. Mereka berbakti kepada kedua orangtua, terutama ketika sudah lanjut usia. Ini termasuk bagian dari tanggung jawab mereka pula kepada keluarga.
Ketiga, tanggung jawab kepada keluarga lain. Keluarga adalah unit terkecil dan bagian dari masyarakat. Karena itu, keluarga mempunyai hak, kewajiban, dan tanggung jawab kepada keluarga lain atau masyarakat. Dalam rangka itu, keluarga Muslim harus tampil berpartisipasi aktif, positif, kreatif, produktif, dan berpacu dalam kebaikan. Dalam perilaku bermasyarakat, keluarga Muslim harus didasari prinsip ketauhidan, ukhuwwah, persamaan, musyawarah, toleran, dan saling membantu atau menolong. Mengedepankan kelembutan, kesantunan, keramahan, dan kasih sayang. Tidak berbuat kerusakan, kekerasan, dan kekacauan. Sehingga tercipta situasi lingkungan yang aman, tenang-tenteram, damai, dan selamat.
Keluarga dan tanggung jawab merupakan dua hal yang saling berhubungan. Nah, jadilah keluarga yang bertanggung jawab! Jangan jadi keluarga berjawab tanggung!•