JAKARTA, suaramuhammadiyah.id– Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Abdul Mu’ti MEd menilai tidak perlu bereaksi berlebihan menyikapi fenomena Pokemon Go di kalangan anak muda. Game yang sedang diminati di seluruh dunia itu merupakan permainan yang dikembangkan oleh Niantic, sebuah perusahaan sempalan milik Google, yang kini telah tersedia untuk perangkat iOS dan Android.
Menurut Mu’ti, game pokemon sama halnya dengan permainan-permainan lainnya. Pada dasarnya semua game memiliki dua sisi, tergantung dilihat dari sisi mana. “Dia memang bisa punya sisi positif dan negatif,” ujar Mu’ti, Selasa (26/7).
Baca juga; Pokemon Go Sebaiknya Ditinggalkan, Ini Alasan Prof Ambo Asse
Mu’ti mengatakan, yang terpenting menyikapi permainan tersebut yaitu memberikan edukasi kepada pengguna pokemon go. Edukasi supaya tidak menghabiskan waktu bermain pokemon di tempat-tempat produktif dan di waktu-waktu produktif. Sehingga mengakibatkan produktifitas terganggu, terutama di waktu belajar anak-anak.”Menghabiskan waktu bermain pokemon mengabaikan belajar,” tuturnya.
Semua game, ungkap Mu’ti memang memiliki tujuan untuk bersenang-senang atau sebagai media refresing. Namun, agama menganjurkan agar meninggalkan hal-hal yang tidak berguna. Sebab, salah satu tanda baiknya keislaman seseorang adalah dengan meninggalkan hal-hal yang tidak berguna.
Muhammadiyah, secara kelembagaan tidak menjadikan game tersebut sebagai persoalan yang harus disikapi serius. Mu’ti menyebut berlebihan jika pokemon dinilai membahayakan keamanan intelijen negara. Memikirkan tentang pokemon juga hanya membuang-buang waktu saja. “Enggak perlu fatwa, berlebihan,” ungkap Mu’ti menjelaskan (Ribas).