SUARA MUHAMMADIYAH, Kejadiannya di sekitar tahun 1985. Waktu itu Pak AR diundang oleh PWM Jawa Tengah untuk sebuah pertemuan di komplek RS PKU Roemani. Pak AR ke Semarang mengajak penulis dan Arief Hidayat (cucu Pak AR ) dengan mobil PP Muhammadiyah yang dikemudikan oleh Saudara Rusman. Ceramah dan pertemuan berjalan sampai kira-kira jam 23.00.
Selesai pertemuan terus pamit pulang. Kebetulan jalan agak gerimis, sehingga jalan agak licin. Menjelang kota Secang, di jalan yang menurun mobil sulit dikendalikan dan Saudara Rusman sudah panik sambil berteriak; “Lho, lho. Piye iki, piye iki” Mobil tetap melaju seperti oleng. Sampai di tempat agak bawah tinggal kira-kira satu meter dengan tukulan klungsu (pohon asem), tiba-tiba mobil membalik 180 derajat menghadap ke utara dan berhenti.
Mobil terus dibawa minggir dan di belakang ada mobil berhenti sambil bertanya “Gimana Mas?, Saya lihat dari belakang mobilnya kok oleng dan tidak terkendali?“ Kata para penumpang mobil tadi sambil turun dari kendaraan. “Tidak apa-apa to mas. Mobilnya bisa jalan?” Tanya mereka. “Alhamdulillah selamat, terima kasih” kata saya.
Kata Pak AR, “Minggir dulu. Cari kopi” Kita pun berhenti di warung kopi istirahat, minum kopi sambil mengurangi deg-degan. Setelah istirahat sebentar pelan-pelan meneruskan perjalanan ke Yogya dan alhamdulillah selamat.