SM Gelar Seminar Keuangan Syariah, Alternatif Perekonomian Indonesia

SM Gelar Seminar Keuangan Syariah, Alternatif Perekonomian Indonesia

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Perkembangan keuangan syariah di tingkat global sedang mencari bentuk yang pas dengan melibatkan banyak pihak dan dengan nilai uang yang relatif besar. Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, berada pada peringkat ke 9 dalam hal keuangan syariah dengan peringkat 1 Malaysia. Hal ini dinilai kecil dibandingkan dengan potensi dan kapasitasnya.

“Kalau kita bicara keuangan syariah sebenarnya kita bicara tentang ekonomi. Karena pemberdayaan ekonomi bagi umat penting sekali. Kalau pemerintah mengatakan ketimpangan harus diperbaiki, tentu menjadi tanggung jawab moral bagi kita semua. Oleh karena itu, perlu pemikiran dan ide-ide bagaimana kita harus dorong perkembangannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terang Ketua Dewan Komisioner OJK, Mulyaman dalam seminar “Peran OJK dalam Lembaga Keuangan Syariah” yang dilaksanakan pada Sabtu (18/2).

Seminar yang digawangi oleh Pusat Data Penelitian dan Pengembangan (Pusdalit) Suara Muhammadiyah dan tim SCM EO & Advertising ini digelar di Aula Gedung PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro dengan menghadirkan Ketua Dewan Komisioner OJK Mulyaman, pakar ekonomi Edy Suandi Hamid dan Fauzi, serta Ahmad Syafii Maarif sebagai keynote speech.

Keuangan syariah, lanjut Mulyaman, sangat bermanfaat bagi siapa saja dan bersifat inklusif dengan dilandasi dengan norma-norma umum yang berlaku bagi siapa saja. “Keuangan syariah betul-betul bermanfaat bagi siapa saja dan bersifat inklusif bukan ekslusif. Semangat inklusif inilah yang harus kita dorong. Bahwa kemudahan itu baik, bahwa memberi manfaat itu baik. Oleh karena itu keuangan syariah harus mampu menunjukan itu sehingga dengan demikian bisa menjadi alternatif,” paparnya.

Sementara itu, Ahmad Syafii Maarif sebagai keynote speech menekankan bahwa agar umat Islam tidak larut dalam pesimisme akan kegamangan yang sedang terjadi, maka perlunya menjadikan diri sebagai pencari kebenaran. “Apa yang serba Islam, serba syariah, masih sedang mencari bentuk, merumuskan identitas. Oleh karena itu agar tidak larut dalam pesimisme, maka kita jadikan diri kita sebagai pencari kebenaran,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pemimpin Perusahaan Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari menyampaikan bahwa di samping dalam rangka menyemarakkan Tanwir Muhammadiyah, kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai upaya literasi keuangan syariah dan sekaligus sosialisasi peran OJK dalam lembaga keuangan syariah dan lembaga filantropi Islam.

“Sebagai langkah taktis dari kerjasama PP Muhammadiyah dalam rangka pengembangan ekonomi syariah sekaligus peningkatan literasi keuangan perlindungan konsumen, dan sosialisasi produk-prduk OJK,” tandasnya (Yusri).

Exit mobile version