KULONPROGO, Suara Muhammadiyah-Bidang ekonomi menjadi salah satu pilar penting Muhammadiyah di abad kedua. Setelah banyak berkonstribusi dalam bidang pendidikan, kesehatan dan layanan sosial, saatnya Muhammadiyah berkonstribusi lebih besar lagi dalam memajukan masyarakat. Utamanya dalam pemberdayaan ekonomi umat.
Menyikapi hal itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kulonprogo melakukan upaya strategis dalam rencana pengembangan ekonomi. Salah satunya dengan membangun Muhammadiyah Bisnis Center (MBC).
Pembangunan gedung itu ditandai dengan seremonial peletakan batu pertama yang dilakukan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY Gita Danu Pranata SE MM, Rabu (01/03).
MBC yang rencananya akan dibangun 3 lantai itu berdiri di atas tanah wakaf Muhammadiyah di Pedukuhan Dalangan Desa Triharjo Kecamatan Wates. Pembangunan pusat bisnis ini menelan biaya sekitar Rp 3 Miliar.
Danu Gita Pranata menyatakan, sesuai hasil muktamar Makassar pada 2015 lalu, ekonomi menjadi salah satu pilar Muhammadiyah ke depan, dan MBC adalah usaha untuk realisasi keputusan itu.
“MBC akan diupayakan untuk dapat selesai dalam periode ini. Jika dana nanti belum mencukupi akan diupayakan ada investor dari kalangan keluarga Muhammadiyah sendiri,” tutur Gita.
Ketua panitia pembangunan MBS, Sapardiyono SHut MH, menyatakan bahwa MBC adalah upaya Muhammadiyah untuk bergerak cepat menangkap berbagai peluang usaha yang akan muncul ke depan dengan. Terutama dengan adanya bandara internasional di Kulonprogo.
“Ini sangat penting untuk dilakukan agar berbagai sumberdaya lokal yang asli mampu pula berperan dalam bidang ekonomi dan tidak sebaliknya tergilas zaman,” katanya.
MBC akan dibangun 3 lantai secara bertahap. Masing-masing lantai memiliki luas 405 m2. Pada tahun 2017 ini panitia pembangunan menfokuskan diri untuk mampu menyelesaikan lantai 1 MBC.
Masing-masing lantai akan diperuntukkan secara efektif dan efisien. “Rencana lantai 1 untuk office building, retail, dan aneka oleh-oleh. Lantai 2 dipergunakan office dan meeting room, dan lantai 3 dipakai aneka training center,” tutur Sapardiyono. (Ribas/Wid)