JAKARTA, Suara Muhammadiyah– Film Nyai Ahmad Dahlan akan segera ditayangkan secara serempak di bioskop mulai 24 Agustus 2017 mendatang. Film ini dibintangi oleh Tika Bravani sebagai Nyai Ahmad Dahlan dan David Chalik sebagai KH Ahmad Dahlan serta para pemain lainnya.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyambut positif kehadiran film ini. Adanya film tentang Nyai Ahmad Dahlan diharapkan memberi dampak positif bagi semua. Sehingga warga Muhammadiyah dan masyarakat umum dapat semakin mengenal para tokoh besar Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Menurut Mu’ti, sosok Nyai Ahmad Dahlan sangat istimewa sebagai satu-satunya tokoh perempuan Muhammadiyah yang telah ditetapkan Pemerintah RI sebagai Pahlawan Nasional. Ditetapkannya Nyai Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional tentu bukan hanya karena beliau merupakan istri KH Ahmad Dahlan, tapi karena memang Nyai Ahmad Dahlan telah melakukan peran-peran besar yang berguna bagi Bangsa Indonesia. “Karenanya Negara menganggap layak mengangkat Nyai Ahmad Dahlan jadi Pahlawan Nasional,” tuturnya, Rabu (5/7).
Mu’ti berharap, dengan adanya film tersebut masyarakat akan lebih mengetahui sosok Nyai Ahmad Dahlan. Selama ini masyarakat kurang mendapat informasi tentang Nyai Ahmad Dahlan, bahkan buku atau data tertulis tentang Nyai Ahmad Dahlan juga masih sangat minim.
“Selama ini KH Ahmad Dahlan lah yang lebih banyak dikenal luas. Padahal dibalik sosok KH Ahmad Dahlan yang berhasil merintis dan membesarkan Muhammadiyah sebenarnya ada sosok perempuan hebat, yaitu Nyai Ahmad Dahlan,” paparnya.
Nyai Ahmad Dahlan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 1971 dengan Surat Keputusan Presiden no 42/TK Tahun 1971, saat Presiden RI dijabat oleh Soeharto. Presiden RI pertama Ir. Soekarno secara pribadi sangat mengenal Nyai Ahmad Dahlan.
Pada saat Ibukota Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta 4 Januari 1946, Presiden Seokarno menyempatkan diri berkunjung ke rumah Nyai Ahmad Dahlan di Kauman, Yogyakarta. Saat itu Nyai Ahmad Dahlan sudah dalam keadaan sakit karena usia.
Selain itu, Ir. Soekarno juga pernah menjadi pengurus Muhammadiyah bagian pengajaran atau pendidikan di Bengkulu. Bahkan, Soekarno kemudian menikahi Fatmawati, yang tak lain merupakan anak dari Ketua Muhammadiyah Bengkulu, Hasan Din.
Nyai Ahmad Dahlan wafat dalam usia 74 tahun pada 31 Mei 1946, 10 bulan setelah Kemerdekaan RI. Hadir mewakili Pemerintah RI dalam acara pemakaman Nyai Ahmad Dahlan pada waktu itu adalah HM Rasjidi, Menteri Agama, dan Sekretaris Negara Abdoel Gaffar Pringgodigdo. (Ribas)