SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka merayakan event sejarah, Muhammadiyah mempersembahkan berbabagai pagelaran seperti lomba drama antar sekolah se-Kabupaten Sleman dan pameran koleidoskop pendidikan Muhammadiyah. Acara ini berlangsung di Auditorium Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), Rabu – Kamis (23-24/10).
Event Sejarah Muhammadiyah yang diselenggarakan atas kerjasama antara Direktorat Sejarah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Majelis Dikdasmen Kabupaten Sleman ini dihadiri oleh puluhan pelajar yang didampingi oleh Kepala sekolah dan guru dari berbagai sekolah. Turut dihadiri pula oleh Kwarda Hizbul Wathan (HW), Sekretaris Umum Pimpinan Daerah Kabupaten Sleman, hingga Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Afnan Hadikusumo.
Menurut Ketua Majelis Dikdasmen PDM Sleman, Dr Suwadi, MAg, MPd, event ini merupakan rangkaian acara Muhammadiyah yang pernah dilakukan pada September lalu yakni Tour de Muhammadiyah. “Kita mengadakan rangkaian acara yang pertama itu Tour De Muhammadiyah pada 27 dan 28 September 2018 yang diikuti oleh seluruh siswa Muhammadiyah, kali ini event yang kedua Lomba Drama, dan besok pagi Seminar sejarah yang akan dihadiri oleh Direktorat Sejarah Kemendikbud RI,” ungkapnya.
Lomba Drama yang bertajuk menggali, menggembangkan, dan menanamkan karakter tokoh Muhammadiyah untuk penguatan pendidikan karakter siswa Muhammadiyah ini diikuti oleh 25 yang tampil dari berbagai sekolah termasuk SMP Muhammadiyah Godean, SMP Muhammadiyah 1 Mlati. “Ada 25 yang tampil pada lomba drama, dengan mengambil 5 tema besar yaitu (1) Robohnya Langgar Kidul, (2) Lelang barang, (3) Luruskan Kiblat Masjid Gedhe, (4) Penamaan Muhammadiyah, (5) Kyai Ahmad Dahlan dan Tradisi Kauman,” imbuh Suwadi.
Wakil Ketua PDM Sleman dalam sambutannya berharap dengan adanya event sejarah ini dapat diambil hikmah dan nilai yang baik. “Oleh karena itu dalam acara ini nanti, dalam memandang sejarah ambilah hikmah dan nilai-nilai baik untuk mengangkat masa depan menjadi lebih baik, lebih jaya dan berkemajuan.”
Pada saat orasi budaya, Afnan Hadikusumo memberikan motivasi pada seluruh hadirin untuk meningkatkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Ia juga memberikan contoh tentang budaya mengantri. “Anak-anak kecil dibiasakan budaya antre, lalu disampaikan makna tentang Antre,” tutur Ketua Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah tersebut.
Sejumlah 15 stand Pameran dan kaleidoskop berjajar mengelilingi ruangan samping dalam Auditorium. Mulai dari pameran foto, karya siswa, dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dijajakan sana. Turut hadir pula yang memeriahkan pameran yakni dari SMK Muh 1 Tempel dengan photobootnya, SMK Muh 2 Moyudan, SMK Muh Pakem, Madrasah Mualimin Muh Yogyakarta, Suara Muhammadiyah, Suara Aisyiyah, dan UNISA.
Menurut salah satu siswa kelas 4 SD Muhammadiyah Condong Catur mengungkapkan bahwa acara pameran dan kaleidoskop ini bagus dan ia merasa senang. “Senang mb, bagus,” tuturnya saat sedang berada di dalam ruangan pameran dan Kaleidoskop. Selain itu menurut Vika, salah satu siswa kelas 8, SMP Muhammadiyah 1 Depok mengungkapkan bahwa setelah mengikuti acara dan melihat lomba drama tersebut ia mengaku mendapatkan tambahan ilmu baru. “Jadi tau nama langgar nya, padahal udah lupa, ternyata Langgar Kidul”, ungkapnya saat ditemui seusai acara. (wesar)