DHARMASRAYA, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menghadiri resepsi milad Muhammadiyah ke-106 di Aula Bupati Dharmasraya, Senin (11/2). Abdul Muti mengungkapkan bahwa tema taawun untuk negeri diangkat karena belakangan ini, Indonesia tengah diuji oleh banyak musibah bencana alam, persoalan keumatan dan kebangsaan.
Kegiatan yang digelar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat ini turut dihadiri Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Wakil Bupati Amrizal Datuk Rajo Medan, Ketua DPRD Kabupaten Dharmasraya Masrul Maas, Kapolda Sumbar diwakili AKBP Nasrun Fahmi selaku Dirbinmas, pimpinan pesantren Muhammadiyah, pimpinan partai politik, dan tamu undangan lainnya.
Mu’ti mengatakan ta’awun dalam tema tersebut diambil dari Alquran Surat Almaidah Ayat 2, yang di dalamnya terdapat perintah agar manusia, khususnya umat Islam, untuk saling tolong-menolong dalam kebajikan dan takwa. Taawun menjadi spirit bagi Muhammadiyah untuk menolong sesama umat manusia, khususnya mereka yang sedang mengalami musibah.
Taawun adalah satu ajaran dasar dan akhlak Islam. “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan” (QS al-Maidah [5]: 2). Sebagaimana dikutip al-Qurthubi di dalam tafsirnya menjelaskan, taawun ala al-bir wa al-taqwa adalah akhlak Islam. Akhlak seorang Muslim yang saling memberi dan memperkuat sesuai kemampuannya.
Taawun ala al-itsmi wa al-udwan berarti saling membantu dalam berbuat maksiat serta melanggar perintah agama dan perintah Allah untuk berbuat baik kepada manusia (al-udwan). Taawun mengandung pengertian luas, tidak terbatas saat terjadi musibah.
Ta’awun, lanjut Mu’ti, adalah ekspresi dan aktualisasi iman dan takwa. “Membantu sesama manusia bersifat universal, tidak terbatas bagi mereka yang seagama tetapi masyarakat secara keseluruhan,” katanya. Sejak kelahirannya, selain reformasi pendidikan, Muhammadiyah menunjukkan jati dirinya sebagai gerakan sosial-kemanusiaan. Berdasar surah al-Maun, Kiai Dahlan menanamkan jiwa kedermawanan.
Muti menambahkan, hendaknya kita umat muslim bersatu untuk meringankan saudara-saudara yang tertimpa musibah.
“Namun lebih dari itu, kami ingin taawun ini tidak hanya kepada mereka yang tertimpa musibah tetapi juga mereka yang saat ini masih mengalami kesulitan, terutama masalah perekonomian,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PWM Sumbar Shofwan Karim Elhussein mengatakan Resepsi Milad Muhammadiyah ke-106 tingkat wilayah ini merupakan puncak peringatan di Sumbar setelah Kota/Kabupaten melaksanakan hari Bermuhammadiyah tingkat PDM.
“Atas nama PWM, saya ucapkan terimakasih kepada Sekretaris Umum PP Muhammadiyah di tengah kesibukan dapat memenuhi undangan. Dan Terimakasih tak terhingga kita sampaikan kepada Bupati dan perangkat Pemkab Dharmasraya bersama PDM Dharmasraya yang menjadi Tuan Rumah hajat ini,” ujarnya.
Lanjutnya, Sebagai mana tahun sebelumnya PDM memperingati hari berdiri Muhammadiyah untuk Tingkat Wilayah di Kota/Kab yang berbeda. Tahun ini sengaja dipilih Dharmasraya untuk memberikan penghargaan kepada Muhammadiyah setempat. Hal ini mendapat dorongan, sambutan dan bantuan yang amat berharga dari Pemkab dan masyarakat baik untuk tempat, akomodasi dan konsumsi, serta kemudahan lainnya.
Shofwan juga mengucapkan terima kasih kepada penerus, pendiri, pendahulu Muhammadiyah melalui keluarga pejuang Muhammadiyah di berbagai nagari, kecamatan, kabupaten/kota, sejak wujudnya Muhammadiyah di Yogyakarta 8 Zulhijah 1330 H atau 28 November 1912 dan berdirinya Muhammadiyah di Padang Panjang 25 Mei 1925 yang didahului dengan wacana di Maninjau Sendi Amal Tiang Selamat kemudian tersebar di seluruh lurah dan bukit, ranah darek dan rantau wilayah Sumbar dengan kokoh sampai sekarang.
Khusus untuk Dharmasraya, menurut dokumen yang ada, Muhammadiyah dibawa masuk ke Sungai Dareh dan Pulau Punjung setelah Konferensi atau bahasa sekarang Muktamar Muhammadiyah di Bukittingi tahun 1930.
“Kewajiban kitalah mengkibar geleparkan panji Muhammadiyah setiap saat sepanjang hayat dan nafas kita. Kiranya kita selalu introspeksi diri sebagai perorangan warga, sebagai pimpinan setiap tingkat dan jajaran, sebagai kader dan pejuang Muhammadiyah apa yang sudah kita laksanakan dan apa lagi yang akan kita lanjutkan dan sempurnakan,” ujarnya.
Kepada kita semua Warga dan Pimpinan, Shofwan mengingatkan warga persyarikatan untuk memperkokoh kerjasama dan kebersamaan, strategi partnership, berbimbingan dengan berbagai pihak. Terutama pemerintah, sebagai Ulil amri, TNI dan Polri penjaga dan garda umat dan bangsa.
Ia juga mengingatkan Meski kita harus selalu mandiri dan berkata tangan di atas lebih mulia dari tangan di bawah, tidaklah berarti kita harus ekslusif dan membuat jarak dengan yang lain. Sebaliknya kita harus menjaga kedekatan tanpa harus merasa menjadi pengekor. Kritis tetapi konstruktif, tanpa menghina, menuduh dan memojokkan diri sendiri dan pihak lain.
Terkait tahun pemilu, Shofwan menghimbau khusus warga Muhammadiyah dan umumnya masyarakat dan warga Sumbar dapat menunaikan tugas, hak dan kewajiban demokrasi itu dengan iman, akal sehat, kalbu atau hati yang jernih dan bening .
“Warga Muhammadiyah jangan goyang terombang ambing karena hasutan, hasad, ghiba, dengki fake-news dan hoax. Selalulah saling bertabayun. Jangan terjerumus kepada perilaku tercela apa lagi memfitnah,” tutupnya. (RIjoe)