Berbicara tentang kesuksesan seseorang, setiap orang tentunya mempunyai versi suksesnya masing-masing. Menjadi mahasiswa merupakan hal sukses yang pernah saya alami. Kenapa? Karena mahasiswa adalah jalan kita meraih ilmu, cita dan harapan. Penasaran dengan kisah saya. Mari baca sampai akhir ceritanya.
Namaku Lilis Dyan Tika. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Magelang. Menjadi bagian dari UMMagelang, adalah suatu kebanggaan buat saya. Setelah 12 tahun menempuh pendidikan, Aku akhirnya menyandang status sebagai mahasiswa. Berstatus sebagai mahasiswa adalah sebuah anugrah besar dari Allah SWT untuk menghantarkan mimpi-mimpi saya. Mimpi seorang anak desa, yang ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi, namun terkendala biaya. Saya terlahir dikeluarga yang kurang mampu, Ayah saya seorang buruh sopir angkutan barang dan ibu saya hanyalah ibu rumah tangga. Jangankan untuk biaya kuliah, bisa hidup berkecukupan tiap hari saja, keluarga kami sudah sangat bersyukur. Sehingga pernah suatu ketika, Ayahku marah besar begitu mendengar keinginanku untuk melanjutkan kuliah. Saya ingat kata-katanya waktu itu, “Lis, sadarlah, cobalah memahami keadaan orang tuamu. Kamu harus paham bahwa kamu berasal dari keluarga yang tidak mampu. Bagaimana Bapakmu ini bisa membiayai kuliahmu,? Katakan dengan cara apa? Bahkan kalau Bapak jual semua harta yang kita punya sekalipun, tidak akan mampu membiayai kuliahmu sampai kamu jadi sarjana. Mengertilah.”
Aku hanya bisa terdiam dan meneteskan air mata. Saat itu, aku merasa seperti anak yang durhaka kepada orang tua. Semua penjelasan yang muncul dari mulut Ayah, tidak bisa melunturkan tekatku untuk melanjutkan kuliah. Semakin banyak aku berdoa kepada Allah SWT, semakin kuat pula keinginanku untuk berkuliah. Hampir setiap hari di bulan Mei-Juli kami selalu berdebat mengenai hal yang sama, yaitu keinginanku untuk berkuliah.
Ayahku memang awalnya tidak menyetujui aku melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, karena alasan biaya kuliah yang cukup mahal. Menurutnya orang sukses itu, tidak semua berasal dari bangku perkuliahan. Hingga suatu hari, UMMagelang hadir menawarkan solusi terbaik untuk saya. Tanpa bekal apapun Aku beranikan datang memasuki gedung Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UMMagelang. Aku datang ke UMMagelang diantar Ibukku, saat itu kami bertemu dengan seorang staff PMB UMMagelang yang ramah dan santun melayani kami. UMMagelang menawarkan beasiswa Bidikmisi kepadaku. Tanpa pikir panjang Aku pun menerimanya. Ada 10 (sepuluh) program studi yang ditawarkan di UMMagelang, S-1 Akuntansi, S-1 Manajemen, S-1 Ilmu Hukum, S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), S-1 Pendidikan Guru PAUD, S-1 Bimbingan dan Konseling, S-1 Teknik Industri, S-1 Teknik Informatika, D3 Teknik Informatika, dan D3 Mesin Otomotif.
Aku memilih jurusan S-1 Akuntansi yang memiliki peluang kerja bagus menurutku. Beasiswa bidikmisi yang ditawarkan ini merupakan beasiswa yang diberikan oleh pemerintah kepada siswa yang tidak mampu namun memiliki kemampuan akademik yang bagus dan berkeinginan yang tinggi untuk meneruskan kuliah. Tahun 2014 adalah tahun pertama UMMagelang menerima bidikmisi. Jumlah kuotanya saat itu hanya 4 (empat) orang. Dan Alhamdulillah aku adalah salah satu orang yang beruntung menjadi salah satu dari 4 orang yang menerima beasiswa bidikmisi di UMMagelang.
Menjadi mahasiswa adalah saat-saat terindah yang pernah aku jalani. Selama 8 semester menjadi mahasiswa, aku berusaha menikmati setiap saat momen itu. Menjalani perkuliahan, bertemu dosen, mengerjakan tugas dan bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Persis seperti angan-anganku tentang seorang mahasiswa. Dalam hati, aku selalu bersyukur kepada Allah SWT yang tiada henti-hentinya karena sekarang Aku menjadi seorang mahasiswa. Aku mengikuti banyak sekali kegiatan kampus, mulai dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) agar aku bisa menyerap ilmu semaksimal mungkin di UMMagelang ini. Berbagai kegiatan aku ikuti mulai dari membuat sebuah seminar, bedah buku, diskusi, buletin, bahkan majalah. Bahkan tak jarang aku juga mengikuti demo seperti layaknya mahasiswa. Yaah.,.. kehidupan mahasiswa benar-benar aku rasakan. Walaupun aku sibuk sebagai aktivis, aku tetap aktif dalam bidang akademik. Hal tersebut kubuktikan dengan nilai IPK ku saat kelulusan yang mencapai 3,88. Selama kuliah Aku juga tidak melewatkan kesempatan untuk mengikuti berbagai perlombaan, seperti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Lomba Essay, dan Lomba Debat.
Selama menjadi mahasiswa di UMMagelang aku mendapatkan uang saku dari bidikmisi sebesar Rp 650.000 /bulan. Biaya kuliah ku termasuk kunjungan lapangan ke Bali, Kuliah Kerja Nyata (KKN) sampai Wisuda adalah Rp. 0-,. Biaya hidup di Magelang yang murah, nyaman dan dekat dengan tempat tinggal membuatku mampu mengelola uang saku dengan baik. Dengan sedikit trik hemat ala anak ekonomi, aku mampu menyisihkan uang saku bidikmisiku tiap bulan untuk membeli laptop dan berbagai keperluan kuliah lainnya. Untuk membantu kebutuhan keluarga dan mencukupi kebutuhan pribadi di luar kuliah, aku juga mengajar Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) di SD Muhammadiyah 1 Alternatif (MUTUAL) Kota Magelang. Semester 6, aku bergabung dengan Biro Marketing dan Kerjasama (BMKs) UMMagelang. Alhamdulillah, hal ini bisa membuat aku semakin mandiri, membiayai semua keperluan kuliahku sendiri tanpa bantuan orang tua.
Seperti kata filosofi terkenal, hidup ini seperti dua sisi mata uang, ada cerita bahagia, ada juga cerita sedihnya. Aku juga merasakan suka duka selama kuliah di UMMagelang yang mendewasakan kehidupanku. Bahagia karena akhirnya aku mendapat kesempatan untuk berkuliah di UMMagelang, namun sedih karena banyak komentar negatif yang muncul di masyarakat. Sering kali keluargaku direndahkan, dan ditertawakan karena keputusanku untuk berkuliah. “Anak seorang buruh kok belagu,, palingan nanti kuliahnya putus di jalan”, “Buat makan aja susah, mau sok-sok an kuliah?”, “Cah wedok (Anak perempuan) kok kuliah tinggi-tinggi, nantinya juga cuman mengasuh anak di rumah” , “Kuliah kok hanya di Perguruan Tinggi Swasta, di Magelang lagi, paling nanti lulus kuliah cuma jadi pengangguran”, dan banyak lagi perkataan orang-orang yang menertawakanku saat melihat aku kuliah. Namun aku tak patah arang, hal itu justru menjadi cambuk semangat dalam diriku untuk bersemangat kuliah.
Hari Sabtu, 20 Oktober 2018 di Gedung Jendral AH. Nasution Magelang, aku resmi di wisuda dan melepas status mahasiswa. Tepat 4 tahun lamanya aku menyelesaikan kuliah dan mendapat predikat Cumlaude, dengan IPK 3,88. Kebahagianku semakin sempurna ketika, hari minggu, 21 Oktober 2018, aku dinyatakan lolos administrasi pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018. Hal ini merupakan berkah luar biasa dari Allah SWT karena aku mendaftar CPNS hanya berbekal Surat Keterangan Lulus (SKL). Awalnya aku sudah putus asa, karena ada pengumuman resmi dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) bahwa pendaftaran CPNS harus menggunakan ijazah, tidak boleh menggunakan SKL. Namun keputus-asaan itu berubah menjadi semangat, ketika aku mendapat info bahwa dari 600 instansi yang membuka formasi CPNS ada 1 (satu) instansi yang mengijinkan menggunakan SKL yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Singkat cerita, setelah melalui beberapa rangkaian tes seleksi CPNS akhirnya Rabu, 9 Januari 2019 aku dinyatakan LOLOS seleksi dari 8 juta jumlah pelamar CPNS yang mendaftar. Aku dinyatakan lolos sebagai Auditor Ahli Pertama di BPOM RI. Rasa syukurku semakin tak terhingga ketika tahu bahwa nilai seleksi ku yang cukup tinggi membuatku layak ditempatkan di instansi Pusat BPOM RI, yaitu Jakarta Pusat.
Aku adalah bukti bahwa orang tidak mampu juga bisa mendapatkan pendidikan yang sama, dan bisa sukses meraih mimpinya. Aku juga bukti, bahwa kuliah di UMMagelang mampu menghasilkan lulusan terbaik yang dapat bersaing dengan perguruan tinggi bergengsi lain yang ada di Indonesia.
Terimakasihku kepada Allah SWT, terimakasih pemerintah RI, terimakasih bidikmisi, dan terimakasih UMMagelang, berkatmu aku bisa menggapai mimpiku.