• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, Juni 15, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Haedar Nashir: Jauhkan Islam dan Kebangsaan dari Berpikir Kerdil

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
1 Maret, 2019
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Share

SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir mengajak untuk mengkonstruksi kembali pikiran Islam lewat paradigma iqra, menurutnya masih banyak diantara umat Islam yang mudah mengkafirkan sesamanya, lantaran klaim penafsiran tentang Islam.

“Saran saya ajakan tadi itu bagaimana cara mengkonstruksi Islam dengan paradigma iqra yang melampaui, mendalam dan tidak membuat kita saling berebut tafsir, sehingga Islam menjadi kerdil, bahkan, diri kita menjadi kerdil. Jangankan dengan orang lain yang beda agama, beda negara, bahkan sesama muslim saja kita mudah untuk takfiri,” ujarnya

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Quo Vadis Indonesia

Hal ini disampaikannya pada acara Dialog Kebangsaan “Islam, Kebangsaan dan Perdamaian” yang di selenggarakan di Auditorium Abdulkahar Mudzakir, Universitas Islam Indonesia, Kamis (28/2).

Ada kekerdilan yang dipahami oleh masyarakat Indonesia sekarang ini, dalam memahami Islam, banyak sekali firqoh-firqoh yang berebut untuk mengedepankan bahwa penafsirannya yang paling benar.

“Dan tak jarang tafsirnya itu digunakan sebagai alat pemukul bagi pihak lain, dan juga sebagai alat menyempitkan ruang pemikiran pihak lain,” jelas Haedar

Hal itu disebabkan karena salah dalam cara membaca dan memahami pesan-pesan keislaman, serta hilangnya narasi iqra yang sesungguhnya.

“Kita kehilangan narasi iqra yang dalam arti sesungguhnya dalam mengkonstruksi Islam,” imbuhnyanya

Dalam konteks yang sama, Haedar juga menjelaskan adanya kekerdilan dalam kebangsaan. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang menggunakan survey sebagai salah satu tolok ukur dalam memahami realita.

“Yang muncul adalah konstruksi survey, dan konstruksi survey telah mencekoki pemikiran masyarakat, sehingga semuanya dikonstruksi narasi verbal jangka pendek.”

Menanggapi hal tersebut, Budayawan Emha Ainun Najib sebagai narasumber lainnya menyampaikan bahwa ini adalah dakwah, yang mana dalam dakwah tersebut bukan seberapa pintarnya orang dalam penafsiran, akan tetapi tadabbur dalam Al-qur’an, outputnya, seberapa bermanfaat bagi semua manusia.

“Tafsir itu adalah pengaruh barat, karena yang unggul itu adalah yang paling pintar, kalau tadabbur nggak, pintar nggak apa-apa, nggak pintar nggak apa-apa yang penting output setelah bergaul dengan Al-qur’an seberapa manfaat bagi semua manusia,” tegasnya.

Dan dalam dakwah juga harus menggunakan metode bil-hikmah, denggan segala bentuk kepintaran di kristalisasikan dalam kebijaksanaan.

Di akhir penutupan dialog Cak Nun juga mengatakan bahwah hadirnya Muhammadiyah bukan untuk saling berkompetisi, untuk saling beradu dan mengalahkan satu sama lain, tetapi Muhammadiyah hadir dengan membawa pergerakan dakwah yang menerapkan metode bil-hikmah.

Salah satu contoh yang diterapkan oleh organisasi Muhammadiyah dengan metode bil-hikmah yaitu ketika Muhammadiyah hendak memilih ketua atau pimpinan yang baru.

Dengan tidak melihat seberapa tinggi pangkatnya, akan tetapi seberapa banyak kebermanfaatannya bagi seluruh manusia.(Ian/Afn)  

Baca juga

Risalah Pencerahan Tanwir Muhammadiyah Bengkulu

Akademisi dan Budayawan Urun Rembuk Gagas Pusat Kebudayaan Islam Indonesia

Empat Langkah Pemenang

Tags: Haedar Nashirkebangsaanmuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Membangun Ruang Perjumpaan
Opini

Quo Vadis Indonesia

22 Agustus, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Next Post
Hari ini Deklarasi Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah

Hari ini Deklarasi Masyarakat Hukum Tata Negara Muhammadiyah

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In