ENREKANG, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melakukan kunjungan ke Sekolah Tinggi Keguruan dan llmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Enrekang, Sulawesi Selatan, Selasa (12/3).
Kunjungan dipimpin langsung Rektor UAD Kasiyarno, didampingi Wakil Rektor II UAD Muhammad Safar Nasir, dan Wakil Rektor III Abdul Fadlil. Beserta para peserta Pers Tour UAD Goes to Sulawesi Selatan.
Rombongan diterima oleh Ketua BPH STKIP Muhammadiyah Enrekang Syawal Sitonda, Ketua STKIP Muhammadiyah Enrekang Yunus Busa, dan Ketua PDM Enrekang Kamarudin Sitta.
Ketua STKIP Muhammadiyah Enrekang Yunus Busa dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas dukungan UAD serta semua pihak termasuk Pemerintah Daerah dalam pembangunan kampus STKIP Muhammadiyah Enrekang.
Begitu juga yang disampaikan Ketua BPH STKIP Muhammadiyah Enrekang Syawal Sitonda. “Seluruh civitas akademika STKIP Muhammadiyah Enrekang menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada segenap pimpinan dan seluruh stakeholder Universitas Ahmad Dahlan yang pada hari ini hadir menyaksikan sesungguhnya apa yang kita tempati ini adalah aset besar Universitas Ahmad Dahlan,” ungkap Syawal.
Menurutnya STKIP Muhammadiyah Enrekang sedang giat-giatnya berbenah guna bertransformasi menjadi universitas. Saat ini STKIP Muhammadiyah Enrekang memiliki 5 program studi. Ketika kelak menjadi universitas akan bertambah 6 program studi yang tengah dipersiapkan yaitu agroteknologi, sains pangan, ilmu gizi, kewirausahaan, teknik sipil, serta perpustakaan dan sains informasi.
Rektor UAD Kasiyarno mendukung agar STKIP Muhammadiyah Enrekang naik tingkat menjadi universitas. “Mudah-mudahan dengan kerja sama bisa disetujui dan diizinkan Kemenristekdikti menjadi Universitas Muhammadiyah Enrekang,” tutur Kasiyarno.
“Karena dengan universitas ini peran kita di bidang pendidikan akan lebih banyak, lebih luas, dan jangkauan kita lebih komprehensif,” imbuhnya.
Kasiyarno juga menyampaikan bahwa geliat pengelola Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) khususnya Pendidikan Tinggi Muhammadiyah (PTM) sangat luar biasa. Tahun ini setidaknya ada 5 (lima) sekolah tinggi baik STKIP, STIE maupun STIKES yang berubah menjadi universitas.
“UAD ini punya ‘sedikit’ andil di Enrekang ini dalam rangka mengembangkan perguruan tinggi Muhammadiyah, khususnya membangun kampus ini. Itu yang bisa dilakukan UAD selama ini memang ingin menjadi perguruan tinggi atau lembaga milik persyarikatan yang barokah,” ungkap Kasiyarno. “Katanya kalau ingin mendapat kebaikan harus menanam kebaikan,” tandasnya.
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah V tersebut mengajak agar bagaimana mengelola perguruan tinggi secara baik yang kuncinya adalah kebersamaan. “Ada BPH, pimpinan perguruan tinggi, ada sinergitas yang bagus,” katanya, “Di Enrekang saya harap menjaga kekompakan di antara pengelola, baik BPH, PDM, dan pimpinan universitas.”
Dalam mengelola perguruan tinggi juga, masih menurut Kasiyarno, perlu upaya-upaya membangun sinergitas antar dosen, “Sumber Daya Manusia dosen ini mestinya bisa mengembangkan perguruan tinggi.”
Terakhir, Kasiyarno mengungkapkan semangat kebersamaan perlu ditanamkan, karena UAD tidak mau besar sendirian apalagi membawa nama founding fathers persyarikatan Muhammadiyah. “Oleh karena itu kita ingin mencontoh semangat Ahmad Dahlan itu, ditanam betul di warga persyarikatan, khususnya yang bekerja di UAD termasuk para mahasiswa,” pungkasnya. (Riz)