MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membuka cabang unit usaha kalibrasi di Makassar yang menjangkau daerah Indonesia bagian Timur serta daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).
Imran Amin selaku Pimpinan PT Adi Multi Kalibrasi Cabang Makassar yang didampingi UAD menjelaskan hal tersebut kepada peserta Pers Tour UAD di Makassar, Kamis (14/3).
Kiprah Unit Usaha UAD ini telah melayani kalibrasi di Kalimantan, NTB, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah serta rumah sakit-rumah sakit, Puskesmas, dan Dinas Kesehatan.
Menurut Imran, kalibrasi sangat dibutuhkan oleh rumah sakit karena lembaga pemerintah Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) hanya satu di Makassar, Jakarta, dan Surabaya.
Kalibrasi merupakan pengecekan dan pengaturan alat-alat medis yang ada di instalasi-instalasi rumah sakit, misalnya alat-alat kesehatan wajib hukumnya dikalibrasi karena menyangkut masalah keakuratan hasil data pemeriksaan dokter.
“Kebutuhan kalibrasi sangat mendesak, satu tahun satu kali,” kata Imran. Oleh karena itu, pihaknya yang didampingi UAD sangat bermanfaat dan sangat dirasakan manfaatnya oleh rumah sakit.
“Yang penting adalah Puskesmas, pusat kesehatan masyarakat paling bawah ini sangat merasakan manfaat kalibrasi dari kami, karena ternyata Puskesmas yang ada di daerah-daerah terpencil itu tidak tersentuh,” ungkapnya.
“Kami sudah ke Indonesia timur, insyaAllah tahun 2019 ini kita kembangkan lagi ke Kalimantan, Papua, dan Riau,” tambah Imran.
Wakil Rektor II UAD Muhammad Safar Nasir mengungkapkan pelebaran unit usaha kalibrasi UAD pada prinsipnya yaitu ingin mendekati konsumen. “Misalnya dari Yogyakarta ke Papua pasti biayanya besar sehingga kami membuka cabang ini untuk mendekati konsumen,” katanya.
Selain itu terdapat beberapa alasan lainnya. Pertama, yaitu membangun ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan (knowledge based economy), “ada manfaat akademiknya, kita lihat ini basic-nya dari fisika, elektromedik, jadi alumni-alumni, dosen-dosen bergeliat disitu bisa mengembangkan ilmunya, manfaat akademiknya sangat terasa.”
Kedua, manfaat sosial. “Bagaimana kebutuhan kalibrasi di Sulsel, data yang ada rasionya satu berbanding sepuluh, artinya yang butuh sepuluh, BPFK-nya bisa melayani satu, jadi BPFK (pemerintah) pun senang kita datang disini karena membantu, manfaat sosialnya luar biasa,” ungkap Safar.
Ketiga, manfaat ekonomi. Ketika profitnya tinggi tentu manfaatnya juga mesti akan tinggi, karena semakin banyak membantu. “Kami juga bahkan akan mencoba ke Sumatera untuk mendekati konsumen dan membantu pemerintah,” tandasnya.
Menurutnya dengan membuka cabang baru dapat menghemat waktu yang dibutuhkan serta memangkas biaya, “tidak perlu mengantri ke Jakarta atau Surabaya.”
Dalam kesempatan tersebut hadir pula Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Toraja Utara Wilson Abdullah yang bersilaturahim dengan jajaran Pimpinan UAD. (Riz)