YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Diamanahkan untuk memberikan Pidato Kebangsaan yaitu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman. “Aisyiyah ini berbuat untuk bangsa yang kita cintai,” kata Agus dalam Tasyakur Milad Aisyiyah Ke-105 bertajuk “Aktualisasi Risalah Pencerahan untuk Dakwah Melintas Batas” di GOR Amongraga Yogyakarta, Rabu (3/4).
Menurutnya hanya di Mars Aisyiyah yang berani menyatakan bahwa Aisyiyah merupakan tiang negara dan berbuat untuk bangsa. “Rasanya aneh kalau ada orang yang masih meragukan Aisyiyah ini sangat mencintai bangsa Indonesia, dan berbuat untuk kemajuan bangsa, berbuat untuk kemajuan umat, untuk negara yang kita cintai ini,” urai Agus.
Belum lama ini, lanjutnya, Pimpinan Pusat Aisyiyah diundang di acara Yayasan Fatmawati. “Betapa kita mendapatkan kisah, Ibu Negara pertama kita ini adalah ibu yang dididik Muhammadiyah, bahkan ketika mengasuh anak-anaknya dinyanyikan lagu Nasyiahku Sayang,” katanya.
Selain peran kebangsaan, Muhammadiyah – Aisyiyah melanjutkan dengan menyebarkan nilai-nilai beragama yang mencerahkan. Oleh karena itu, internasionalisasi gerakan Muhammadiyah terus berjalan. Di mana saat ini Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah sudah ada di sekitar 26 negara.
Pimpinan Aisyiyah saat ini juga telah meresmikan Cabang Istimewa di Australia yang berada di kota Sydney. “Bahkan Aisyiyah lebih maju daripada induknya sendiri, karena Amal Usaha yang pertama kali di luar negeri adalah Amal Usaha milik Aisyiyah bertempat di Kairo, Mesir yaitu Pendidikan Anak Usia Dini,” imbuhnya.
Sementara itu, melihat perkembangannya yang telah mendunia, Agus mengingatkan agar di tempat asalnya Aisyiyah meneguhkan Amal Usaha yang lebih unggul, “karena jangan sampai kita yang hadir lebih awal, kehilangan inovasi. Sementara saudara-saudara kita yang hadir belakangan lebih maju karena inovasi.”
Terbuki, masih menurut Agus, ketika Amal Usaha dikembangkan secara serius mampu menjadi yang terbaik. “Usaha itu tidak akan mengkhianati hasil, orang yang berusaha dengan baik mesti dijamin hasilnya baik oleh Allah,” tasdasnya memotivasi.
Selain itu, Aisyiyah juga memiliki Universitas yang satu-satunya dikelola oleh organisasi perempuan muslim di Indonesia yaitu Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta. “Semangatnya adalah ketika jadi STIKES bisa terbaik, insyaAllah ketika berubah jadi Universitas, karena yang mengolah adalah perempuan-perempuan hebat, tidak lama lagi akan jadi bagian universitas terbaik bangsa ini,” pungkasnya. (Riz)