Pemilu Indonesia di Lebanon: Partisipasi Politik Meningkat

Pemilu Indonesia di Lebanon: Partisipasi Politik Meningkat

Dok Istimewa

BEIRUT, Suara Muhammadiyah – Tiga hari menjelang pesta demokrasi di Indonesia, Pemilihan Umum 2019 yang telah digelar terlebih dahulu di Lebanon berlangsung aman, tertib, semarak dan meriah. Hal tersebut dituturkan oleh Hajriyanto Y Thohari, Duta Besar LBBP RI di Beirut, Senin (15/4) Pemilihan umum yang dijadwalkan pada 14 April 2019 di TPS 1 bertempat di gedung KBRI Beirut.

Menurut Hajriyanto, dalam pemilu kali ini, terdapat peningkatan partisipasi politik yang signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan perbandingan pada Pemilu Presiden tahun tahun 2014. Di tahun 2014, pemilih yang menggunakan hak suaranya adalah sebesar 78 persen.

Sesuai dengan data yang dimiliki oleh PPLN Beirut, jumlah pemilih dalam Pemilu 2019 ini adalah sebanyak 188 orang seperti yang terdaftar dalam DPT. Sedangkan Berdasarkan hitungan KPPSLN sejak ditutupnya TPS pada pukul 18.00 waktu Beirut, jumlah WNI yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak suaranya adalah sebanyak 151 orang atau 85 persen dari keseluruhan jumlah pemilik suara secara keseluruhan. Sementara itu, jumlah surat suara yang tepakai adalah sebanyak 176 surat suara atau 92 persen dari keseluruhan surat suara yang berjumlah 192 surat suara.

“Tingginya antusiasme para pemilih di Lebanon tak lepas dari upaya-upaya yang dilakukan oleh PPLN Beirut  mulai dari sosialisasi yang beberapa kali dilakukan dan juga memberikan kemudahan akses menuju TPS dengan memberikan bantuan transportasi penjemputan,” kata Hajriyanto.

Seperti yang diterangkan Hajriyanto, bahwa di negara yang masih melakukan pembenahan pasca Perang Saudara, untuk memfasilitasi para pemilih,  salah satunya, KBRI melakukan penjemputan dengan bus dan mobil kedutaan ke beberapa titik di kota Beirut.

“Hal ini harus dilakukan mengingat akses ke KBRI tidak mudah di samping karena KBRI Beirut berada di kawasan Baabda yang agak teralienasi dari pusat kota Beirut, juga untuk sampai ke sana harus melalui beberapa check point pos keamanan polisi dan militer yang ketat,” terang Hajriyanto.

Menurutnya, gedung  KBRI yang digunakan sebagai lokasi melakukan pemilihan terletak di area Ring 1 keamanan karena berdekatan dengan Istana yang sekaligus kediaman Presiden Lebanon Jenderal Michel Aoun. “Tak heran jika untuk melawati setiap check point orang harus menjawab beberapa pertanyaan terlebih dahulu dengan kemungkinan permintaan menunjukkan bukti-bukti otentik seperti undangan,” lanjutnya.

Bagi Hajriyanto, pemilu di Luar Negeri benar-benar menjadi ajang silaturahim dan kerukunan Warga Negara Indonesia yang sedang berada jauh dari Tanah Air. Berbagai menu makan siang  khas Indonesia, seperti nasi rendang tersedia bagi para pemilih. Bazar makanan bakso, tempe,  martabak, dan makanan khas Indonesia lainnya juga digelar oleh  ibu-ibu Dharma Wanita dan para mahasiswa Indonesia di Lebanon.

“Warga negara Indonesia di Beirut memang hanya sekitar 1700 orang. 1310 orang di antaranya adalah Prajurit TNI yang sedang bertugas di Lebanon sebagai Kontingen Garuda atau KONGA XXVIII-K UNIFIL 2019. Meskipun tidak ikut memilih banyak prajurit TNI yang ikut bergembira dengan hadir di KBRI bersama para pemilih  untuk mengobati rasa rindu pada keluarga dengan bertemu masyarakat Indonesia lainnya,” pungkas Hajriyanto. (Th)

Exit mobile version