UNIMUDA Sorong: Pendidikan Terbaik bagi Putra-Putri Bumi Cendrawasih

Berdiri pada 2004, di usianya yang tergolong muda, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sorong yang kini beralih menjadi Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong (UNIMUDA) pada tahun 2017 dinobatkan oleh Kemenristek Dikti sebagai perguruan tinggi terbaik di Papua dan Papua Barat dari 65 perguruan tinggi negeri dan swasta.

Dengan beralihnya status tersebut sejak Juli 2018, UNIMUDA yang terletak di Kabupaten Sorong mengukuhkan komitmennya untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi putra-putri di bumi Cendrawasih. Bagi Rektor UNIMUDA Sorong, Rustamadji, tuntutan dan kebutuhan pendidikan Sorong dan Papua secara umum semakin tinggi dan beragam. Pemenuhan satu bidang studi tidak lagi memadai untuk menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini.

“Kami telah mendapatkan kepercayaan yang besar dari masyarakat. Dengan peralihan ini, kami bisa membuka berbagai jurusan tidak hanya yang berkaitan dengan pendidikan saja. Oleh karenanya semakin leluasa dan memiliki peluang lebih besar untuk beramal dan memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat di tanah Papua,” tukas Rustamadji saat ditemui di Yogyakarta.

Saat ini, UNIMUDA Sorong telah memiliki 16 Program Studi yang terdiri atas Pendidikan Biologi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan PKn, Pendidikan Olahraga, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Teknologi Informasi/komputer, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Farmasi, Teknik Sipil, Teknik Kimia, Peternakan, Agribisnis, Aquakultur, dan Hukum. Selain itu, UNIMUDA Sorong juga menyelenggarakan 2 program profesi yaitu Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan Bersubsidi dan Pendidikan Profesi Guru Daerah 3T yang terdiri atas pendidikan Matematika, Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Di Indonesia sendiri, hanya ada 8 Universitas yang ditunjuk secara khusus oleh Kemenristek Dikti untuk menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru Daerah 3T, salah satunya UNIMUDA Sorong untuk kawasan Timur yang meliputi Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara.

Gedung 1 (Dok Unimuda)

Prodi-prodi yang dipilih oleh UNIMUDA Sorong menurut Rustamadji harus mampu mengakomodasi bukan hanya kebutuhan masyarakat namun juga potensi yang ada di bumi Papua. Saat ini, UNIMUDA Sorong masih satu-satunya yang memiliki Program Sarjana Farmasi. Dengan kekayaan sumberdaya tanaman obat yang dimiliki oleh Papua menurut Rustamadji, sudah seharusnya ada intervensi secara keilmuan untuk memanfaatkan potensi tersebut.

Selain Farmasi, UNIMUDA Sorong juga berencana untuk merancang benUNIMUDA Sorong: Pendidikan Terbaik bagi Putra-Putri Bumi Cendrawasih Rustamadji, Rektor UNIMUDA Sorong. Foto: Istimewa EDUTORIAL SUARA MUHAMMADIYAH 23 / 103 | 1 – 15 DESEMBER 2018 43 tuk pembelajaran di Prodi Peternakan yang dilengkapi dengan fasilitas yang terbaik. “Kita akan persiapkan kompleks peternakan dan hewan ternak yang terbaik yang nanti membuat siswasiswi sekolah tertarik untuk belajar di prodi peternakan. Selain itu kita juga ingin menjadikan prodi peternakan kita sebagai rujukan bagi masyarakat,” harapnya.

Untuk Prodi Aquakultur, UNIMUDA Sorong bahkan telah menyiapkan lahan dan berencana untuk membeli dua pulau yang akan dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran prodi tersebut juga prodi Pariwisata yang dalam waktu dekat akan dirintis.

“Prodi-prodi harus dirancang agar mampu membuat daya tarik bagi masyarakat. UNIMUDA Sorong juga bertekad untuk mewisuda prodi-prodi yang minimal terakreditas B. Ini komitmen kami karena C hanya untuk membuka prodi, bukan untuk meluluskan.”

Meskipun sebagian besar mahasiswa UNIMUDA Sorong adalah putra-putri asli Papua, Rustamadji mengatakan bahwa selama ini civitas akademika UNIMUDA Sorong hidup dalam harmoni dan cenderung jauh dari gesekan-gesekan. Tantangan-tantangan yang dihadapi oleh UNIMUDA Sorong selama ini juga dimaknai oleh Rustamadji sebagai dorongan dan dihadapi dengan kesyukuran.

“Mungkin bagi orang lain tantangan ini dianggap sebagai duka. Tapi kalau kita pandai menyikapinya dengan positif pasti akan menjadi suka.”

Ketua Umum PP Muhammadiyah berkunjung ke Sorong (Dok Unimuda)

Rustamadji pun sempat memaparkan pengalaman menarik yang dilakukan oleh UNIMUDA Sorong untuk mendorong civitas akademikanya agar bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik, agar kelak bisa mengejar masa depan yang lebih baik.

“Untuk mendorong mereka agar melanjutkan ke jenjang PPG, agar kelak mereka bisa mendapatkan karir yang mereka inginkan, bahkan kami datangi dan bersilaturahmi ke rumah.”

“Kondisi apapun kami pantang untuk mengeluh. Kami juga mengerahkan segala upaya untuk secara produktif mendorong para civitas akademika untuk menjadi orang-orang yang hebat. Karena orang-orang hebat akan lahir dari tantangan yang hebat, yang biasabiasa akan menghasilkan yang biasabiasa saja. Usaha kita harus ekstrim dan tidak biasa-biasa saja,” imbuhnya.

Tak salah, tantangan-tantangan tersebut pun berbuah manis. Prestasi yang ditelurkan oleh UNIMUDA Sorong patut diacungi jempol. Untuk Penelitian, sejak 2017 UNIMUDA Sorong telah berada di klaster Madya. “Kami satu-satunya perguruan tinggi swasta di Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara yang berada di klaster madya di bidang penelitian pada tahun 2017.”

Masih di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat, jumlah hibah yang diterima oleh UNIMUDA Sorong hingga saat ini menurut Rustamadji layak untuk diperhitungkan. Perguruan tinggi yang dinamis dan mampu melayani civitas akademikanya menurutnya mampu dilihat dari jumlah dana hibah yang berhasil didapatkannya. Hibah General Education adalah salah satu jenis hibah dari Kemenristek Dikti yang berhasil didapatkan oleh UNIMUDA Sorong selama tiga kali berturut-turut.

“Ada Hibah Bina Desa, Hibah Perusahaan Pemula, dan masih banyak lagi. Kalau untuk lingkungan PTMA dan kawasan Timur insyaAllah kami yang masih nomor 1,” ujar Rustamadji.

UNIMUDA Sorong pun telah dipercaya untuk menjadi mitra bagi sejumlah stakeholder. Salah satunya adalah United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) telah memercayakan sejumlah program pengabdian masyarakat kepada UNIMUDA Sorong. Beberapa di antaranya seperti program literasi untuk anak-anak yang berada di sekolah dasar di daerahdaerah terpencil, yang berkat program tersebut menurut Rustamadji, tingkat literasi di daerah-daerah terpencil di Papua meningkat secara drastis.

“Peningkatan sebanyak 70 hingga 75 persen yang kini bisa membaca. Bahkan sekolahnya menjadi lebih baik dari pada yang ada di kota. Ini menarik,” tukasnya.

Program strategis lainnya adalah peningkatan kapasitas guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dianggap sebagai sektor yang krusial. Di samping itu, ada juga Program Kecakapan Hidup Sehat (PKHS) yang menyasar anakanak SMP dan SMA dan PKHS yang diperuntukkan bagai mahasiswa.

“Ini adalah pendidikan life skill yang nantinya dibutuhkan oleh seseorang ketika menjadi guru dan diharapkan bisa mentransfernya kepada anak didiknya. PKHS yang dilakukan di perguruan tinggi ini adalah yang pertama kali di Indonesia dan hasilnya signifikan. Kemungkinan program ini nantinya akan diadopsi oleh perguruan tinggi lainnya di Indonesia dan akan difasilitasi oleh Kemenristek Dikti.”

Rustamadji (kiri) dalam sebuah acara bersama Najwa Shihab (Dok UNIMUDA Sorong)

Selain dengan UNICEF, UNIMUDA Sorong juga bekerjasama dengan Lembaga Asian Muslim Charity Foundation (AMCF) yang menyelenggarakan pendidikan berbasis pondok pesantren atau asrama dengan kompetensi Bahasa Arab dan Studi Islam termasuk Tahfidzul Qur’an juga kapal kemanusiaan yang beroperasi di Sorong. Selama dua setengah tahun, para peserta didik yang dibebaskan biaya pendidikan termasuk kebutuhan harian seperti asrama dan makan, ditempa untuk bisa menguasai sejumlah kompetensi tersebut. “Bahkan sudah ada yang ke Madinah untuk melanjutkan pendidikan,” pungkasnya.

Bersama AMCF pula, UNIMUDA Sorong bekerjasama untuk mengoperasikan kapal kemanusiaan yang setiap tahunnya mengunjungi 36 kampung di pesisir. Program yang digagas di antaranya adalah pemeriksaan kesehatan, rehab bangunan, pendidikan, riset, dan secara rutin melakukan penurunan tim dokter spesialis bersama Baznas Pusat dan Mer-C. (Th)

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 23 tahun 2018

Exit mobile version