• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, Desember 14, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Kairo, Musa, dan Fir’aun

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
4 November, 2019
in Ibrah
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Musa Kembali ke Mesir

Pirameda di Mesir

Share

Di Kairo, satu kota metropolis tertua, akan ditemukan fragmen drama yang to be continued dan never ending antara dua lakon yang merepresentasikan dua kutub: kebaikan dan keburukan. Kebaikan yang tidak akan pernah padam sekalipun menghadapi tembok tebal kejahiliyahan modern –dalam istilah Sayyid Qutub– yang berwujud, salah satunya, diktatorisme (alistibdad). Kelompok Islamis selalu saja dalam sekian dekade menemui tembok tebal tersebut dalam mewujudkan misi “islamisasi” dan manifestasi keimanan Islam dalam pemahaman mereka. Tembok tebal tersebut diinisiasi para penguasa Mesir dari waktu ke waktu, yang berwatak kakek moyang mereka: para Pharaoh (Fir’aun), raja-raja Mesir.

Sementara, kelompok Islamis seperti Ikhwanul Muslimin dan sayap Islam lain seperti Al-Azhar (yang lebih moderat) adalah representasi dari watak kebaikan Musa. Contoh paling mutakhir adalah revolusi rakyat yang menggulingkan kekuasaan Hosni Mubarak. Tapi hanya dalam waktu kurang dua tahun setelah itu, kalangan Islam harus berhadapan lagi dengan bentuk diktatorisme lainnya.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Dua kutub itu juga terepresentasi dalam pertarungan kubu Islamis dan sekuleris. Kaum Islamis menginginkan Islam menjadi nilai dasar kenegaraan dan bangsa. Kaum sekuleris menginginkan Mesir menjadi multi wajah mengingat sejarah panjangnya sebagai titik pertemuan (plot) yang menggabungkan peradaban Pharaoh (Fir’aun), Helenistik Yunani, Romawi, Koptik Nasrani, dan Islam. Perdebatan panjang ini terekam dan ratusan ribu buku pun terbit. Sehingga Kairo (dalam bahasa Arab, “Al-Qahirah” artinya yang ditaklukkan) mendapat julukan baru: kota penuh perdebatan.

Lalu, siapa Musa? bayi yang ditenggelamkan di sungai Nil setelah ibunya mendapat ilham Tuhan. Bahwa Musa akan diselamatkan dari makar banalitas Fir’aun yang membunuh seluruh bayi laki-laki. Ilham itu benar. Musa pun dipilih Tuhan menjadi Nabi penyelamat Bani Israil, kabilah pertama yang memperoleh kehormatan diceritakan pertama kali dalam Al-Qur’an. Siapa Fir’aun? Tepatnya Fir’aun Ramses II adalah merepresentasikan kejahatan: kelaliman, kebengis-kejian, hingga otoritarianisme-diktatorisme (istibdad). Kesombongannya memunculkan kredo anti-kematian sebagaimana kredo Tuhan sejatinya, hingga kredo dapat melakukan apa saja (yang tentu) dengan fasilitas sihir.

Musa adalah lakon kebaikan. Fir’aun adalah lakon keburukan. Penggalan drama kehidupan dua lakon tersebut, Tuhan memberikan pengajaran tentang narasi drama kehidupan selanjutnya. Drama apakah yang akan terjadi? Sebetulnya dengan mudah bisa ditebak jika kita tekun dan cerdas membaca ayat-ayatNya. Dan di Kairo, narasi itu bermula dan berlanjut hingga kini. Di Maydan al-Tahrir (lapangan pembebasan) di pinggir sungai Nil, Musa dan Fir’aun timbul tenggelam. Timbul tenggelam. Dulu, kini, dan yang akan datang. (Abu Khalilah Kinayah)

—

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 3 tahun 2017

Tags: ibrahmuhammadiyahmusa
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Kedudukan Perempuan dalam Islam

Kedudukan Perempuan dalam Islam

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In