JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Momentum Idul Adha yang disempurnakan dengan berkurban berdampak pada bagaimana mewujudkan nilai-nilai sosial dan ekonomi yang bertumpu pada gerakan solidaritas sosial. Hal itu diparipurnakan kembali ibadah haji yang di dalamnya tidak saja untuk menggenapkan rukun Islam namun ada spirit ibadah berupa aktivitas berbagi yakni filantropi Islam.
Di momen ini, umat Islam menghidupkan api semangat dengan berbagi kepedulian dengan menyembelih hewan kurban yang dibagikan kepada fakir miskin. Semangat itu tidak akan berdampak luas jika hanya berhenti di masjid atau tempat-tempat tertentu. Namun, perlu memperluas jangkauannya dengan menyebarkan informasi ajakan berkurban agar dampaknya dapat dirasakan bersama-sama.
Ikhtiar itu dilakukan oleh Lazismu sebagai lembaga amil zakat nasional yang menyelanggarakan program Kurban Untuk kemanusiaan. Selain berkampanye di sosial media, Lazismu juga mengajak umat Islam untuk ikut berkolaborasi menyampaikan pesan sosial dan kemanusiaan di tempat-tempat yang strategis.
Misalnya di acara Car Free Day (CFD), menurut PR Manger Lazismu, Nazhori Author, ruang publik bisa menjadi ruang untuk menyampaikan pesan-pesan sosial ibadah kurban. “Sejak 28 Juli kemarin, Lazismu mendorong ajakan berkurban ke lapisan sosial masyarakat, terutama kaum muslimin,” jelasnya.
Kampenye ajakan berkurban, kata Author, juga bertujuan untuk merespons bergeliatnya ekonomi kelas menengah dan kelas atas, sehingga berkurban tidak berhenti pada ibadah rutin saja, pun di dalamnya dapat mengungkap ikatan sosial yang bisa mendekatkan kaum duafa dan mereka yang beruntung secara ekonomi.
“Selain di Car Free Day, sosialisasi juga dilakukan Lazismu dari 30 Juli sampai dengan 2 Agustus 2019. Lokasinya seperti di Tugu Tani, dan pusat keramaian antara lain di Gondangdia, Taman Suropati, Sunda Kelapa, Warung Buncit, serta kawasan Tebet dan Masjid Istiqlal,” ungkapnya. Author menambahkan, masih ada waktu lagi di CFD untuk sosialisasi ajakan berkurban pada 4 Agustus 2019.
Lazismu sendiri akan menyalurkan kurban di Palestina, Myanmar, dan Yaman. Sementara fokus distribusi kurban di dalam negeri akan disalurkan di kawasan tertinggal, terdepan dan terluar. Termasuk di kawasan Pak Kumis (Padat, Kumuh dan kantong-kantong kemiskinan lainnya). Untuk kantong-kantong kemiskinan, sambung Author, Lazismu akan distribusikan hewan kurban di daerah Wonosobo yang sempat menjadi zona merah kemiskinan di Jawa Tengah dan di NTT yang bekerjasama dengan mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (Riz)