Deklarasi Jatam Pertama di Luar Jawa

Deklarasi Jatam Pertama di Luar Jawa

Haedar Nashir (Dok PP Muh)

PALU, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meresmikan lima sumur artesis pertanian dan Deklarasi Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam)  pertama di luar Pulau Jawa yang diprakarsai Majelis Pembedayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah.

Haedar menyampaikan PP Muhammadiyah mengapresiasi upaya rintisan MPM yang merambah Sulteng untuk Jatam pertama di luar pulau Jawa. Selain ada MDMC yang fokus di bidang kebencanaan, MPM di beberapa tempat di kawasan 3T juga telah membuktikan kiprahnya. “Kerjasama MPM dan LAZISMU Merupakan satu rumpun gerakan Al Maun Muhammadiyah”, kata Haedar, di Palu Sulawesi Tengah, Sabtu, (31/8).

Menurutnya MPM telah mengupayakan Peningkatan usaha tani mulai dari produksi dan pasca usaha tani. “Nikmat Allah tidak bisa dihitung. Betapa diberi nikmat Allah SWT sedemikian rupa, alam dan kekayaan yang besar. Indonesia sangat kaya,  bagaimana memanfaatkan anugerah Allah secara berkemajuan,” lanjut Haedar.

Menurut Haedar, kelemahan pertanian negeri ini jika sering didiamkan tidak akan mengalami kemajuan. Banyak produk yang bisa diproduksi tetapi masih import. Padahal di masa lalu bangsa penjajah ke Indonesia salah satunya adalah memperebutkan kawasan yang kaya produk pertanian dan perkebunan.

“Di Donggala ini menhadilkan kopra. Petani bukan jamaah yang malas. Kalau Pertanian tidak maju, yang disalahkan petani kita malas. Padahal bukan. Banyak yang menyebutkan penelitian bahwa petani kita gigih dan pekerja keras. Punya sifat komunal, perasaan jiwa bersama. Dan tidak kenal lelah. Kelemahan kita mungkin di sektor teknologi,” terang Haedar.

Haedar berharap Jatam Sulteng harus menjadi petani berkemajuan. Maka Jatam perlu melakukan inovasi teknologi untuk meningkatkan produk pertanian. Selain itu, perlu juga peningkatan SDM yang harus mempunyai jiwa mandiri serta terbuka untuk bekerja sama.

Kemudian Haedar mengingatkan tentang karekter petani di antaranya yaitu sabar, tekun, tidak kenal lelah, telaten, dan andiri. “Banyak jalan menggerakkan persyarikatan, salah satunya lewat Jatam,” pungkasnya. (ppmuh/riz)

Exit mobile version