Napak Tilas 102 Tahun Thawalib – Muhammadiyah

PADANG PANJANG, Suara Muhammadiyah – Sejarah mencatat Sumatera Thawalib memiliki kaitan erat dan berperan dalam penyebaran Muhammadiyah ke seluruh Nusantara. Kunjungan Haji Rosul atau Dr Karim Amrullah yang tidak lain adalah ayahanda Buya Hamka ke Yogyakarta ketika bertemu dengan Kiai Haji Ahmad Dahlan menjadi pertemuan yang sangat penting.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Yayasan Thawalib Padang Panjang Ali Usman Syuib dalam menyambut Ketua Umum PP Muhammadiyah, di Ponpes Thawalib Putra Padang Panjang, Jum’at (6/6). “Hubungan Thawalib dengan Muhammadiyah yang sudah terjalin selama 102 tahun lalu, kisah tersebut terulang kembali di tahun 2019 ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bapak Haedar Nashir berkungkung ke Thawalib,” ungkap Ustadz Hidayat

Menurutnya kunjungan Haedar Nashir merupakan sebuah napak tilas sejarah yang berharga. Seakan-akan kembali mengingatkan kunjungan balasan orang pertama Muhammadiyah ke Thawalib Padang Panjang.

Dalam kunjungan tersebut Haedar diundang untuk menyampaikan Kuliah Umum tentang “Peran Pendidikan Thawalib terhadap Sistem Pendidikan Islam di Indonesia”.

Haedar mengungkapkan Muhammadiyah dan Sumatera Thawalib memiliki kaitan erat terkait pembaharuan sistem pendidikan untuk meraih kemajuan umat. Lulusan Thawalib pun telah banyak berkontribusi bagi Persyarikatan Muhammadiyah. Seperti Buya Hamka, Buya AR Sutan Mansur yang pernah menjadi Ketua PP Muhammadiyah, dan berbagai tokoh lain, baik di Sumatera Barat maupun Indonesia.

Kemudian Haedar juga mengungkapkan bahwa salah satu alumni Thawalib Padang Panjang kini menjadi Direktur Suara Muhammadiyah yaitu Deni Asy’ari, MA. “Saya bangga sekali dan terimakasih atas napak tilasnya, jadi 102 tahun yang lalu Buya Haji Rosul ke Kiai Dahlan, sekarang kita yang mewakili Kiai Dahlan ke Thawalib untuk menyambung silaturahim,” ungkap Haedar.

Walikota Padang Panjang Fadly Amran, BBA memperkenalkan bahwa Kota Padang Panjang merupakan sebagai Serambi Mekkah yang memiliki lembaga pendidikan Islam maju seperti Thawalib, Diniyah, maupun Kauman Padang Panjang. “Itulah yang menjadi jadi diri Kota Padang Panjang,” tandasnya. (Riz)

Exit mobile version