DENPASAR, Suara Muhammadiyah – Untuk mempercerpat akselerasi pengembangan pilar ketiga Muhammadiyah (ekonomi), tiga institusi Muhammadiyah yakni LAZISMU Pusat, Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) dan Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) melakukan sinergi dalam program pemberdayaan ekonomi diseluruh jaringan Muhammadiyah.
Sinergi dituangkan dalam penandatanganan memorandum of understanding (MoU) di acara International Muhammadiyah Business Forum (IMBF), ketiga belah pihak baik Ketua LAZISMU Pusat Hilman Latief, Ketua Induk BTM Achmad Suud dan Ketua JSM Bambang Wijonarko, Selasa (26/11).
Ketiganya bersepakat akan meningkatkan program – program pemberdayaan ekonomi, sehingga di tingkat akar rumput akan banyak tumbuh pelaku – pelaku bisnis dan akan bekerjasama sesuai dengan kompetensi masing – masing.
Ketua Induk BTM Achmad Suud dalam keterangannya mengungkapkan, yang menarik dalam MoU ini adalah MoU dilakukan setelah implementasi dilapangan telah dilaksanakan sebelumnya. Hal itu terbukti ketika terjadi relasi LAZISMU dan BTM dalam progam pemberdayaan ekonomi di budidaya ayam organik di Klaten dan pembuatan kerajinan batik ecoprint alam di Banjarnegara – Jawa Tengah. Dimana peran dari BTM sebagai penyalur dana LAZISMU sekaligus memberikan asismen kepada penerima dana pemberdayaan tersebut.
Begitu juga sebelumnya, telah dibangun layanan LAZISMU disetiap kantor BTM disemua jaringan, bahkan dana zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) seluruhnya yang dimiliki oleh BTM disalurkan melalui LAZISMU sebagai lembaga amil zakat Muhammadiyah.”Dengan elaborasi yang demikian otomatis telah terjadi sinergisitas dalam membumikan pilar ketiga Muhammadiyah,”ujar Suud.
Bersama JSM, Induk BTM terus mendorong dan memberikan pelatihan – pelatihan kepada anggota yang merupakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diharapkan dari mereka akan naik kelas dan terbentuk cluster – cluster ekonomi diberbagai daerah. Maka secara alami dari anggota BTM tersebut akan membentuk JSM. Bahkan, bagi anggota JSM yang ingin mendapatkan layanan cash management bisa dilayani juga, apalagi fungsi BTM bukan sekedar akses perkuatan permodalan tapi juga melakukan pemberdayaan.
Sementara Ketua LAZISMU Pusat, Hilman Latief membenarkannya hal tersebut, bahkan dia ingin melalui kerjasama di internal Muhammadiyah itu akan terbentuk road map bisnis pemberdayaan yang konkrit dari hulu hingga hilir di jaringan Muhammadiyah. Sehingga secara otomatis pengembangan pilar ketiga akan terbentuk secara sendirinya. “Hal itu sudah kami jalankan dalam pilot project dan akan kami terus kembangkan,” tuturnya.
Melalui kerjasama tripartit itu ketiga belah pihak saling diuntungkan baik LAZISMU, BTM dan JSM. Bahkan jika itu berhasil akan banyak pelaku usaha yang dibentuk akan cepat naik kelas. Apalagi melalui pembinaan JSM yang memiliki berbagai akses pasar dan networking baik nasional dan internasional. Untuk itulah, Ketua JSM Bambang Wijonarko berharap implementasi tripartit ini bisa dikembangkan ke berbagai daerah. (Riz)