GOWA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir, MSi secara resmi membuka Cabang Ranting Muhammadiyah Expo 2019 di kompleks perguruan Muhammadiyah Cabang Limbung, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (28/11).
Cabang dan Ranting Muhammadiyah Expo 2019 bertajuk “Membangun Cabang dan Ranting Berkemajuan Berbasis Kemandirian Ekonomi” digelar mulai 28 – 30 November 2019. Haedar berharap lewat agenda ini Cabang dan Ranting harus mampu menjadi benteng bagi umat yang sedang mengalami cepatnya perubahan sosial.
Oleh karena itu, Haedar mengungkapkan bagaimana tentang menjadi Cabang dan Ranting yang berkemajuan. Pertama, Cabang Ranting Muhammadiyah harus punya sifat atau watak dan fondasi yang berpaham Islam dan berideologi Muhammadiyah.
Kedua, kantor Cabang dan Ranting rapatnya harus hidup. Ketiga, pimpinannya harus aktif mengurusi organisasi bukan mengurus pengurus. “Kita sebagai organisasi kadang sibuk mengurusi pengurus yang tidak aktif. Yang sering ditanyakan orang yang tidak datang, yang sering datang malah tidak ditanyakan. Jadi sekarang tidak ada lagi yang namanya pengurus mengurus pengurus. Pengurus harus sudah selesai dengan dirinya,” ungkap Haedar.
Keempat, seluruh elemen organisasinya harus aktif termasuk majelis, lembaga, Ortom serta angkatan mudanya. Kelima, mesti menggerakkan kembali pengajian dan pengkajian. Mengaji yang menggerakkan, mencerahkan dan menghidupkan, bukan ngaji yang malah membuat mundur.
Keenam, Cabang dan Ranting masjidnya atau mushalanya harus makmur. Sehingga tidak ada lagi cerita akibat Masjid Muhammadiyah tidak terurus, lalu diambil alih oleh kelompok lain.
Ketujuh, Cabang dan Ranting harus memiliki usaha dan Amal Usaha. “Setidaknya kalau tidak punya amal usaha, cabang dan ranting harus memiliki usaha. Usaha apapun yang berkeinginan untuk berkemajuan. Mungkin bisa juga menciptakan gerakkan membaca dan berjalan,” imbuh Haedar.
Kemudian, kedelapan, Cabang dan Ranting berkemajuan, kata Haedar, harus ada pusat keunggulan. Menurutnya terjadinya persebaran Muhammadiyah yang sangat luas karena adanya pusat-pusat keunggulan. Disaat Negara belum hadir, Muhammadiyah telah mengawalinya.
Kesembilan, Cabang Ranting harus bergerak tanpa pamrih, jangan mudah resah, dan marah. Kesepuluh, Cabang Ranting harus mempunyai peran kebangsaan dan kemasyarakatan yang maslahat. Kesebelas, Haedar kembali mengingatkan tentang kaderisasi. Mempersiapkan generasi muda yang akan menerima estafet keberlangungan persyarikatan.
“Untuk ke depan, generasi ‘kolonial’ harus mulai memperhatikan generasi milenial, karena merekalah yang akan melanjutkan kita. Jangan sampai mereka diabaikan, dengan semangat belajar semoga cabang dan ranting bisa tetap berkemajuan,” tuturnya.
Ketua Panitia, Muhamad Fitriady melaporkan Cabang Ranting Muhammadiyah Expo 2019 adalah yang pertama digelar di luar pulau Jawa. Semua peserta yang datang tidak menginap di Hotel atau penginapan. Melainkan peserta yang datang tempat-tempat jauh diinapkan di rumah-rumah warga, sebagai cara memperkuat silaturahim.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Ambo Ase berharap terpilihnya PCM Limbung sebagai tuan rumah dapat memicu semangat Cabang dan Ranting Muhammadiyah di seluruh Sulsel untuk lebih giat dalam menyemarakkan geliat dakwah Persyarikatan.
“Saya berharap kegiatan ini bisa memberi inspirasi bagi pimpinan daerah di seluruh Sulsel, dan terimkasih untuk LPCR atas dipilihnya Gowa sebagai tempat diselengarakannya acara ini. Semoga Islam maju, Muhammadiyah maju dan Indonesia maju,” pungkasnya.(ppmuh/riz)