Oleh: Deni Asy’ari
Prof Dr Yunahar Ilyas, Lc, MAg atau yang sering kami memanggilnya dengan panggilan Buya Yun, dikenal sebagai seorang ulama dan tokoh besar di tanah air. Selain dipercaya sebagai salahsatu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, beliau juga dipercaya sebagai wakil ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Ilmunya yang luas serta pengetahuan agamanya yang dalam, menempatkan beliau sebagai sosok ulama panutan di tanah air.
Walaupun dikenal sebagai sosok ulama, namun banyak orang tidak mengenal sisi lain beliau sebagai seorang enterpreneur. Prinsip dan prilaku enterprenuer beliau sangat kami rasakan dalam beberapa hal.
Pertama, ketika beliau menulis buku-buku pengetahuan agama seperti Kuliah Akhlaq, Kuliah Aqidah dan Ulumul Quran yang kini menjadi pegangan mahasiswa di lingkungan PTM, justru beliau kelola penerbitan dan percetakannya secara mandiri. Tidak seperti kebanyakan kita yang menulis buku, kemudian melemparkannya ke penerbit, bagi beliau setelah menulis buku, kemudian mencari percetakan sendiri dan bahkan menjualnya sendiri ke berbagai toko. Kebetulan salahsatu toko yang didatangi beliau adalah toko Suara Muhammadiyah.
Sebagai seorang anak muda yang baru kemarin sore mengenal Muhammadiyah, tentu sangat tak menyangka, jika suatu saat, sosok ulama besar ini, menemui saya di kantor Suara Muhammadiyah, dengan tujuan ingin menjual buku-bukunya. Sebagai ulama besar dan salahsatu ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sebenarnya sangat mudah bagi beliau untuk memerintahkan kami untuk menemui atau menjualkan buku-buku beliau. Akan tetapi itu tidak dilakukannya.
“Deni…ini saya mau jual buku-buku saya di SM..? Bisa kan..? Nanti saya berikan diskon khusus,” ungkapnya sembari mengeluarkan nota dari dalam tasnya.
Saat itu, saya begitu malu dan gugup sembari memuji dengan melihat sikap kesederhanaan dan semangat enterprenuer beliau.
” ..kenapa beliau sendiri yang lakukan semua ini..? Bukankah beliau bisa perintahkan siapa saja termasuk saya….,” bisik saya dalam hati.
Tapi itulah kenyataannya, hingga usai saya menandatangani surat tanda terima buku, beliau mengajak saya mengambil bukunya di dalam mobilnya. ” Ya Allah, di balik ilmu dan kesolehannya yang begitu besar, ternyata beliau menyimpan semangat mandiri dalam berusaha”, gumam saya..
Dan setelah peristiwa pertama ini, ntah beberapa kali beliau bolak balik membawa buku ke toko Suara Muhammadiyah, kadang bertemu dengan saya atau hanya bertemu dengan karyawan Toko Suara Muhammadiyah. Walaupun saya selalu menyampaikan kepada beliau, agar saya yang membantu mengurus pekerjaan beliau, termasuk mengambil buku-bukunya untuk dijual, namun ulama besar ini tetap saja menolak.
“Jualan buku ini, tidak ada kaitanya dengan saya Pimpinan Muhammadiyah Deni…jadi anda profesional saja..”, ungkapnya merespon upaya saya membantu beliau..
Hingga sebelum jatuh sakit, beliau masih menerbitkan, mencetak dan menjual buku-bukunya secara mandiri dan profesional. Tidak lupa di dalam tas beliau selalu ada nota catatan buku keluar dan terjual. Dan dengan bangga, buku nota tadi diperlihatkan kepada saya, menunjukkan distribusi dan penjualan buku-bukunya.
Kedua, pada tahun 2018, saat saya mencoba mengembangkan lini bisnis Suara Muhammadiyah, dengan membuka jaringan outlet yang dikenal dengan nama SM Corner. Beliaulah orang pertama yang membuka dan meresmikan SM Corner.
Sebagai lini bisnis baru, tentu kami membutuhkan figur yang dapat memberikan semangat dan dorongan untuk usaha perdana ini. Saat saya menceritakan rencana tersebut, dengan semangat beliau menyampaikan, ” ini ide dan langkah yang bagus..anda teruskan..saya akan support, kalau perlu saya siap meresmikan yang pertama nanti”, ungkapnya kala itu.
Di luar dugaan, seorang ulama besar, yang bukan passionnya dalam ranah bisnis, namun semangatnya melebihi kami pada saat itu. Maka 2 hari jelang ramadhan tahun 2018, akhirnya beliau datang ke arena peresmian SM Corner pertama yang bertempat di area Masjid Gede Kauman Yogyakarta untuk meresmikan SM Corner.
Sejak saat itu, melalui dorongan beliau, kami pun di lapangan seperti mendapat suntikan darah segar untuk bergerak cepat, hingga kini SM Corner di seluruh tanah air berjumlah 50 outlet.
Dan hampir setiap 2 bulan, beliau selalu tanya, sudah berapa SM Corner sekarang Deni..? Sebab sejak meresmikan yang pertama dulu, beliau tidak lagi ikut dalam pengembangannya, karena khawatir merepotkan beliau. Namun beliau selalu ingin tahu perkembangan SM Corner tersebut sebagai cara beliau mensupport langkah kami.
Akan tetapi, pada tahun 2019, saat kami menceritakan keinginan melebarkan lini bisnis SM Corner ke luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, beliau dengan semangat mendukung dan menyampaikan kepada kami, untuk hadir saat peresmian. ” hebat, sampai ke luar negeri, kalau pas waktunya, saya siap ke Kuala Lumpur untuk meresmikan SM Corner disana”, ungkapnya.
Kemudian setelah diatur waktu, akhirnya beliau berangkat ke Kuala Lumpur untuk meresmikan SM Corner. Padahal kami sendiri pada saat itu tiba-tiba berhalangan berangkat, karena perubahan jadwal yang mendadak keberangkatan umroh ke tanah suci.
Sebenarnya saat itu kami sangat malu dan tidak rela jika beliau kesana, tanpa kami menyertai beliau. Namun karena beliau mengerti kondisinya, justru beliau menyemangati saya. ” anda jangan khawatir, saya insyaAllah tetap berangkat ke Kuala Lumpur, anda silahkan fokus ibadah ke tanah suci,” ungkapnya saat itu.
Rasanya mendengar kalimat ini, berderai air mata, melihat sosok beliau seorang ulama besar, namun begitu sederhana dan tulus. Bahkan terpatri semangat enterpreneur yang besar dalam dirinya. Hingga memberikan dorongan dan tauladan yang tiada habisnya.
Kini sosok itu telah tiada, Allah sangat menyayanginya, hingga tepat di malam Jumat, 02/01/2020, pukul 23.47 Wib, di rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, Allah memanggilnya.
Selamat jalan guru kami.., selamat jalan buya kami.., apa yang telah buya Ajarkan, akan menjadi bekal kami…terimakasih atas supportnya selama ini..terimakasih atas siraman dakwah dan pengetahuannya selama ini. Semoga Husnul Khatimah, dan Allah tempatkan di JannahNya..Amiiin…Amiiinn..
Deni Asy’ari, Direktur PT Syarikat Cahaya Media/Suara Muhammadiyah
Yogyakarta/01.00/03/01/2020