MADINAH, Suara Muhammadiyah – Dengan meningginya kompetisi intelektual di Indonesia, maka semakin banyak dibutuhkan da’i berkaliber internasional untuk disebar ke seluruh pelosok negeri, khususnya dalam ranah rumpun pendidikan agama islam.
Lulusan Timur Tengah masih ditunggu kehadirannya dan sangat diharapkan ummat untuk membimbing mereka menghadapi segala macam permasalahan yang semakin kompleks.
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi dengan perwakilan da’i dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Restoran Grapari Madinah, Senin (27/1).
Dalam pertemuan tersebut Ustadz Baihaqy berpedan kepada anggota PCIM agar tidak mencukupkan diri untuk kuliah di S1 saja tetapi minimal S2 atau S3, karena Muhammadiyah sangatlah memerlukan banyak SDM . “Mdan dakwah terbuka lebar bagi semua kader Muhammadiyah,” ungkap Baihaqy dalam keterangannya dari PCIM Arab Saudi.
Da’i pengarang metode belajar Al Qur’an Al wafa ini juga mengajarkan sedikit ilmu ekonomi bahwasanya janganlah menjalankan semua proyek dakwah ini secara individualisme, tapi menggunakan sistem kerja jaringan dan branding dengan bekerja secara berjamaah dalam jangka yang panjang.
Selain itu, Baihaqy juga mengatakan bahwa sesuatu itu bisa besar ketika ada dua hal, yaitu produk dan jaringan. “Dua hal ini harus bersinergi dengan baik agar output yang dihasilkan sesuai dengan harapan dari misi dakwah yang diimpikan,” imbuhnya.
Dengan jaringan yang sudah tersebar di seluruh Indonesia, Muhammadiyah membutuhkan produk yang bagus untuk selanjutnya langsung di sebarkan kepada ummat.
Menurutnya jabatan tidaklah terlalu dibutuhkan tetapi kualifikasilah yang sangat diutamakan pada era ketatnya jalur regulasi di Indonesia saat ini.
Di dalam teori pendidikan, masih kata Baihaqy, cara untuk menanggulangi anak yang sulit diatur dan suka berkelahi dengan cara menyalurkan bakat tersebut dalam tim Tapak Suci misalnya.
Yang terakhir beliau berpedan agar kita totalitas dalam belajar seperti perkataan ibunda Imam Syafi’i aku utus dia dalam khidmah di dalam agama bukan untuk mencari dunia.
“Memang siapapun yang mengurusi akhirat akan di berikan dunia itu kepadanya. Seperti Pondok pondok besar yang berjaya karena keikhlasan para pendirinya, karena orientasinya adalah akhirat maka alloh akan kasih dunia itu kepadanya,” pungkasnya. (Elfajri/Riz)