BANTUL, Suara Muhammadiyah – Batok kelapa merupakan limbah pertanian yang belum termanfaatkan secara optimal. Penanganan batok kelapa diperkirakan dapat menjadi solusi terbaik dengan mengkonversinya menjadi asap cair.
Mahasiswa KKN 018 UMY memiliki inisiatif dan inovasi dengan memanfaatkan batok kelapa sebagai salah satu potensi yang ada di Dusun Proketen, Trimurti, Srandakan, Bantul.
Inovasi mahasiswa UMY tersebut terimplementasikan dalam workshop “Pengolahan Batok Kelapa Menjadi Asap Cair” yang bertempat di Balai Dusun Satria Proketen (02/02).
Batok kelapa tersebut dikonversi dengan pirolisis dan distilasi. Pirolisis adalah proses pemanasan suatu zat tanpa adanya oksigen sehingga terjadi penguraian komponen-komponen penyusun batok kelapa, sedangkan distilasi adalah pemurnian dengan pemanasan dan penguapan.
Hal tersebut merupakan konsep bioindustri yang zero waste, sehingga semua hasil dari asap cair dapat dimanfaatkan mulai dari grade 1, grade 2, dan grade 3. Grade 1 dapat dimanfaatkan sebagai pengawet alami makanan. Grade 2 dapat dimanfaatkan sebagai formalin. Sedangkan grade 3 dapat dimanfaatkan sebagai bio-pestisida.
Kegiatan ini juga mendapatkan apresiasi dari warga, “kami warga Dusun Proketen berterimakasih atas ilmu dan hibah alat yang diberikan oleh mas dan mbak KKN 018 UMY yang diharapkan dapat mampu memberikan nilai tambah bagi kami khususnya kelompok tani”, tutur Pagi selaku anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD).
Dosen pembimbing kelompok KKN 018 yaitu Filosa Gita Sukmono menjelaskan bahwa ide ini muncul karena kelompok KKN UMY melihat banyak pohon kelapa di dusun ini, akan tetapi batoknya belum dimanfaatkan secara maksimal, “Alat ini mudah-mudahan bisa menjadi solusi pemanfaatan batok kelapa di dusun Prokerten”, pungkasnya.(Riz)